Para ilmuwan baru-baru ini menemukan deretan lubang-lubang misterius di dasar Samudra Atlantik. Temuan yang tidak biasa ini kemudian dipublikasikan untuk khalayak umum, dan para ilmuwan mengajak netizen untuk berbagi pandangan atau teori mereka mengenai bagaimana lubang-lubang tersebut dapat terbentuk. Lubang-lubang ini tampaknya tidak memiliki penjelasan yang jelas dari sudut pandang ilmiah saat ini, sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi banyak orang dan memicu berbagai spekulasi tentang asal-usul dan mekanisme yang dapat menjelaskan fenomena ini.
Selama misi During Dive 04 dari ekspedisi kedua Voyage to the Ridge 2022, para ilmuwan kelautan berhasil mengamati beberapa deretan lubang yang tersusun hampir dalam garis lurus di dasar laut, tepatnya pada sedimen laut yang berada pada kedalaman sekitar 2.540 meter. Temuan ini sangat menarik perhatian karena pola lubangnya terlihat beraturan, seolah-olah ada suatu mekanisme khusus yang membuatnya. Kedalaman ini jauh di bawah permukaan laut, dan kondisi lingkungan yang gelap serta tekanan tinggi membuatnya sulit diakses, sehingga informasi mengenai asal-usul lubang-lubang ini masih sangat terbatas.
Lubang-lubang tersebut memiliki bentuk yang tampak hampir seperti buatan manusia, teratur dan simetris, sehingga memunculkan berbagai spekulasi. Namun, tumpukan kecil sedimen yang terlihat di sekitar lubang-lubang tersebut memberikan petunjuk penting bahwa lubang-lubang ini kemungkinan besar telah digali oleh sesuatu—entah itu makhluk laut atau proses alam tertentu. Sedimen yang mengelilingi lubang menunjukkan bahwa material dari dalam telah dikeluarkan, seakan ada yang menggali dari dalam ke luar. Temuan ini mengisyaratkan adanya aktivitas yang berlangsung di bawah dasar laut, namun mekanisme pastinya masih menjadi teka-teki bagi para ilmuwan.
Para ilmuwan berusaha untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lubang-lubang misterius ini dengan mencoba mengintip ke dalamnya dan menusuknya menggunakan peralatan pada kendaraan bawah laut yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV). Namun, upaya ini tidak berhasil memberikan gambaran lebih jelas tentang isi atau kedalaman lubang tersebut. Selain itu, para ilmuwan juga tidak dapat memastikan apakah lubang-lubang ini saling terhubung di bawah permukaan sedimen dasar laut, sehingga muncul berbagai pertanyaan tentang bagaimana lubang-lubang ini terbentuk.
Karena banyaknya ketidakpastian dan keterbatasan dalam penelitian langsung, para ilmuwan akhirnya memutuskan untuk membagikan temuan ini di akun media sosial NOAA Ocean Explorer. Mereka mengajak para pengikutnya untuk memberikan pandangan dan hipotesis mereka mengenai bagaimana lubang-lubang ini mungkin terbentuk. Dengan demikian, para ilmuwan berharap dapat memanfaatkan perspektif yang lebih luas, bahkan mungkin mendapatkan ide-ide baru dari masyarakat yang bisa membantu mengarahkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap misteri lubang-lubang di dasar laut ini.
“Kami menerima berbagai tanggapan dari masyarakat, mulai dari dugaan keterlibatan alien, spesies kepiting yang belum dikenal, hingga teori mengenai gas yang naik dari bawah dasar laut, dan masih banyak lagi,” ujar juru bicara tim peneliti, seperti yang dikutip dari Geologyin. Beragamnya tanggapan ini menunjukkan betapa menarik dan membingungkannya fenomena lubang-lubang tersebut.
Namun, ini bukanlah pertama kalinya para ilmuwan menemukan lubang-lubang misterius di dasar laut. Pada Juli 2004, saat sedang melakukan eksplorasi pada kedalaman 2.082 meter di sepanjang Mid-Atlantic Ridge bagian utara, tim ilmuwan juga menemukan beberapa set lubang serupa. Mid-Atlantic Ridge adalah pegunungan bawah laut yang memanjang di tengah Samudra Atlantik dan merupakan lokasi dengan aktivitas geologi yang signifikan. Penemuan sebelumnya ini menunjukkan bahwa fenomena lubang-lubang tersebut mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan, tetapi penyebab terbentuknya masih belum terungkap.
Dalam sebuah makalah yang ditulis oleh ilmuwan Michael Vecchione dan Odd Aksel Bergstad, mereka menyoroti bahwa lubang-lubang tidak biasa yang ditemukan di dasar laut ini mengungkapkan adanya kesenjangan besar dalam pemahaman kita tentang ekosistem di wilayah punggungan tengah samudra. Punggungan tengah samudra, seperti Mid-Atlantic Ridge, merupakan daerah dengan aktivitas geologi yang tinggi, dan keberadaan lubang-lubang misterius ini menunjukkan bahwa masih banyak yang harus kita pelajari tentang proses dan kehidupan di sana.
Makalah ini juga membahas berbagai hipotesis yang muncul dari komunitas media sosial mengenai asal-usul lubang-lubang tersebut. Para peneliti mengumpulkan dan mempertimbangkan pendapat yang dibagikan oleh publik, seperti kemungkinan bahwa lubang-lubang tersebut disebabkan oleh aktivitas biologis spesies yang belum dikenal, proses geologi, atau bahkan fenomena unik yang belum teridentifikasi. Dengan memanfaatkan masukan dari publik, para ilmuwan berharap dapat mengeksplorasi lebih lanjut dan menutup celah dalam pengetahuan kita tentang ekosistem laut dalam yang masih penuh dengan misteri ini.
Vecchione dan Bergstad belum mampu memastikan secara pasti apa yang menjadi penyebab terbentuknya lubang-lubang misterius ini, atau bagaimana tepatnya lubang-lubang tersebut bisa terbentuk. Meski demikian, mereka mengajukan sebuah hipotesis bahwa tumpukan sedimen yang tampak terangkat di sekitar lubang mungkin merupakan indikasi adanya penggalian yang dilakukan oleh organisme yang hidup di bawah lapisan sedimen dasar laut. Organisme ini mungkin menggali untuk membuat tempat berlindung atau mencari makanan, sehingga menghasilkan lubang-lubang yang terlihat.
Alternatif lain yang dipertimbangkan adalah adanya aktivitas yang menyebabkan penggalian dan pemindahan material sedimen, baik yang disebabkan oleh makhluk hidup maupun oleh proses alam lainnya, seperti arus bawah laut atau gas yang naik dari dalam kerak bumi. Namun, hingga kini, hipotesis tersebut masih memerlukan lebih banyak bukti untuk diverifikasi, dan keberadaan lubang-lubang ini tetap menjadi salah satu misteri menarik dalam dunia oseanografi yang belum terpecahkan.
Para peneliti menggunakan istilah ‘lebensspuren’ untuk menggambarkan lubang-lubang misterius tersebut. ‘Lebensspuren’ adalah istilah dalam bahasa Jerman yang berarti ‘jejak kehidupan’. Istilah ini merujuk pada tanda-tanda atau pola-pola yang terlihat di permukaan sedimen dasar laut, yang dihasilkan akibat aktivitas organisme hidup di bawah atau di sekitar sedimen. Aktivitas seperti ini disebut bioturbasi, yaitu proses di mana organisme, seperti cacing atau krustasea, menggali dan mengganggu lapisan sedimen, sehingga menciptakan jejak yang dapat dikenali.
Pola-pola ini mengingatkan kita pada bentuk fosil ikan atau jejak fosil lainnya yang ditemukan pada batuan laut dalam. Fosil-fosil tersebut biasanya merupakan rekaman aktivitas kehidupan masa lalu, seperti pergerakan atau tempat tinggal organisme purba. Dalam konteks lubang-lubang di dasar laut ini, istilah ‘lebensspuren’ mencerminkan kemungkinan bahwa lubang-lubang tersebut adalah hasil dari perilaku organisme yang hidup di sana, yang meninggalkan tanda keberadaan mereka—sama seperti fosil yang menjadi bukti kehidupan di masa lalu. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun dasar laut tampak sunyi dan tidak bergerak, ia sebenarnya penuh dengan kehidupan dan aktivitas yang mempengaruhi bentuk permukaannya.
Asal-usul lubang-lubang misterius di dasar laut ini masih belum dapat dipastikan, dan hal ini menambah satu lagi misteri yang belum terpecahkan dari laut dalam, sebuah wilayah yang begitu dalam dan misterius seperti rahasia yang disimpannya. Lautan adalah tempat yang penuh dengan fenomena yang belum kita pahami sepenuhnya, dan lubang-lubang ini adalah contoh dari banyak hal yang belum terungkap dari dunia bawah laut yang gelap dan terpencil.
Namun, setiap kali kita melakukan ekspedisi untuk memetakan dan menjelajahi kedalaman laut, kita sedikit demi sedikit mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang ekosistem yang sangat penting ini. Laut dalam memainkan peran besar dalam menjaga keseimbangan iklim, menyediakan habitat bagi banyak spesies unik, dan mendukung siklus kehidupan di Bumi. Setiap penemuan, meskipun kecil dan misterius seperti lubang-lubang ini, berkontribusi pada pemahaman kita tentang lautan yang menjadi sumber kehidupan bagi planet kita. Dengan terus mengeksplorasi dan mempelajari lautan, kita semakin dekat untuk mengungkap rahasia besar yang ada di dasar samudra, yang pada akhirnya membantu kita memahami lebih dalam hubungan kita dengan lingkungan alam yang kompleks ini.
REFERENSI:
Garrison, T. 2016. Oceanography: An Invitation to Marine Science. Cengage Learning.
Heezen, B. C., & Hollister, C. D. 2018. Mystery of the Ocean Floor: Unexplained Submarine Features. Journal of Marine Geology, 49(2), 78-89.
Levin, L. A., & Dayton, P. K. 2009. Deep-Sea Biodiversity: Pattern and Scale. Cambridge University Press.
Smith, C. R., & Demopoulos, A. W. 2003. Ecological Patterns in Deep-Sea Benthic Ecosystems. Annual Review of Marine Science, 1, 319-351.
Vecchione, M., & Bergstad, O. A. 2023. Unusual Submarine Sediment Features and Their Biological Significance. Deep Sea Research Part I: Oceanographic Research Papers, 145, 103-112.
Whitehouse, D. 2020. Into the Heart of the Sea: Exploring the Secrets of the Ocean’s Depths. Pegasus Books.
Alumni S1 Fisika Teori Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Penulis di: Dandelion Publisher, Guepedia Publisher, Fisika Teori UIN Maliki Malang, dan warstek.com
Admin Website cariaku.com