Beberapa waktu lalu, NASA mengumumkan misi baru ke satelit terbesar Saturnus Titan. Misi tersebut akan membawa sebuah helikopter drone bernama Dragonfly yang akan menjadi helikopter pertama di Titan. Ini dimaksudkan untuk membuat penerbangan atmosfer pertama dan dikendalikan sepenuhnya di bulan manapun. Adapun tujuannya untuk mempelajari kelayakhunian di luar bumi. Selain itu misi tersebut juga akan menggunakan kemampuan lepas landas dan pendaratan vertikal ( VTOL ) untuk bergerak di antara lokasi eksplorasi.
Dragonfly sendiri bakal diluncurkan pada Juni 2027 mendatang dan diperkirakan sampai di Titan 9 tahun setelahnya. Misi ini berlangsung selama 32 bulan untuk meneliti beragam lingkungan Titan dan manfaatkan atmosfer berbasis nitrogennya untuk terbang layaknya drone. Untuk diketahui, nitrogen di Titan itu mencapai 4 kali lebih padat daripada di Bumi.
Misi ini merupakan pertama kalinya NASA untuk menerbangkan kendaraan multi-rotor untuk keperluan sains di planet lain. Serta kendaraan pertama yang menerbangkan seluruh muatan sainsnya ke tempat-tempat baru untuk di akses berulang yang bakal ditargetkan ke material permukaan.
Misi Apakah Yang Akan Di lakukan Oleh Wahana Dragonfly itu?
Ada beberapa misi yang bakal dilakukan oleh wahana Dragonfly. Beberapa misinya yaitu untuk menilai kelayakhunian mikroba dan mempelajari kimia prebiotiknya di berbagai lokasi. Selain itu, Dragonfly akan melakukan penerbangan terkontrol dan lepas landas dan mendarat vertikal antar lokasi.
Misi tersebut akan melibatkan penerbangan ke beberapa lokasi berbeda di permukaan, yang memungkinkan pengambilan sampel berbagai wilayah dan konteks geologis. Seperti sifat atmosfer dan permukaan bulan, lautan di bawah permukaan, dan reservoir cair. Serta area dimana air dan bahan organik kompleks yang pernah menjadi kunci kehidupan yang pernah ada bersama selama mungkin puluhan ribu tahun.
Beginilah Desain Wahana Dragonfly
Wahana Dragonfly bakal menjadi pendarat rotorcraft, seperti quadcopter besar dengan rotor ganda, yaitu sebuah octocopter. Konfigurasi rotor yang berlebihan akan memungkinkan misi untuk mentolerir hilangnya setidaknya satu rotor atau motor. Masing-masing dari delapan rotor pesawat akan berdiameter sekitar 1 m (3,3 kaki). Wahana akan terbang dengan kecepatan sekitar 10 m/s (36 km/jam atau 22 mph) dan naik ke ketinggian hingga 4 km.
Secara aerodinamis, penerbangan di Titan tidaklah berbahaya karena Titan memiliki gravitasi rendah dan sedikit angin. Atmosfernya juga cukup padat yang memungkinkan propulsi rotor yang efisien. Pesawat ini akan di rancang untuk beroperasi di lingkungan radiasi ruang angkasa dengan suhu rata-rata mencapai −179,2 °C.
Dragonfly memiliki beberapa instrumen penting untuk keperluan misi di Titan, yaitu :
- DraMS (Dragonfly Mass Spectrometer) adalah spektrometer massa untuk mengidentifikasi komponen kimia, terutama yang relevan dengan proses biologis, pada sampel permukaan dan atmosfer.
- DraGNS (Dragonfly Gamma-Ray and Neutron Spectrometer), terdiri dari Generator Neutron Berdenyut deuterium-tritium dan satu set spektrometer sinar gamma dan spektrometer neutron untuk mengidentifikasi komposisi permukaan di bawah pendarat.
- DraGMet (Paket Geofisika dan Meteorologi Dragonfly) adalah rangkaian sensor meteorologi termasuk di dalamnya terdapat seismometer.
- DragonCam (Dragonfly Camera Suite) adalah seperangkat kamera mikroskopis dan panorama untuk menggambarkan medan Titan dan mencari lokasi pendaratan yang menarik secara ilmiah.
- Selain itu, Dragonfly juga bakal menggunakan berbagai instrumen teknik dan pemantauan untuk menentukan karakteristik interior dan atmosfer Titan.
Sekilas Tentang Titan
Satelit alami Saturnus Titan di temukan pada 25 Maret 1655 oleh astronom asal Belanda Christian Huygens. Nama Titan sendiri berasal dari mitologi Yunani. The Titans merupakan dewa-dewa yang memerintah alam semesta sebelum Olympians berkuasa. Adapun Titan mengorbit Saturnus selama 16 hari dengan tampilan Titan menghadap Saturnus selalu sama.
Menurut NASA, Titan memiliki ukuran lebih besar dari planet Merkurius dan merupakan bulan terbesar kedua di tata surya kita. Ia memiliki lautan air cair di bawah permukaan, danau dan sungai metana di permukaan, dan bahkan awan dan hujan metana. Organik lain yang lebih kompleks terbentuk di atmosfer dan jatuh seperti salju tipis. Saat mengorbit Saturnus, Titan berjarak sekitar 886 juta mil (1,4 miliar km) dari Matahari, atau 10 kali lebih jauh dari Bumi. Saking jauhnya dari Matahari, suhu permukaannya mencapai -290 derajat Fahrenheit (-179 Celcius). Tekanan permukaannya pun mencapai 50 persen lebih tinggi dari pada Bumi.
Atmosfer Titan sendiri mengandung banyak nitrogen dan metana, dan bukti kuat menunjukkan bahwa metana cair ada di permukaan. Bukti juga menunjukkan adanya air cair dan amonia di bawah permukaan, yang mungkin saja di bawa ke permukaan melalui aktivitas kriovolkanik. Permukaan laut amonia ini diperkirakan bisa memberikan kehidupan bagi mikro organisme, bentuk kehidupan yang paling awal di Bumi.
Banyaknya kemiripan antara Titan dan Bumi membuat para ilmuwan mempelajari Titan lebih mendalam. Titan dianggap sebagai versi “kuno” dari planet Bumi yang belum berevolusi dengan sempurna. Titan juga sering disebut sebagai “frozen Earth” atau Bumi yang membeku.
Penutup
Diharapkan Dragonfly dapat menjadi jembatan untuk memperluas pengetahuan tentang objek-objek jauh lainnya di tata surya. Dengan kemampuan Dragonfly untuk melakukan perjalanan melintasi permukaan, para ilmuwan bisa “mengunjungi” beberapa tempat menarik di Titan. Mungkin sampai segini saja yang dapat kami berikan, terima kasih, semoga bermanfaat dan mohon koreksinya ya.
Sumber
- https://en.wikipedia.org/wiki/Dragonfly_(spacecraft) akses terakhir 31 Agustus 2021
- https://www.nasa.gov/dragonfly/dragonfly-overview/index.html akses terakhir 31 Agustus 2021
- https://www.nasa.gov/image-feature/observing-titan-for-signs-of-life akses terakhir 31 Agustus 2021
- https://www.suara.com/tekno/2019/06/28/142000/misi-dragonfly-nasa-incar-titan-sebagai-destinasi-mendatang akses terakhir 30 Agustus 2021
- https://www.bicara.co.id/thomijasir/fakta-menarik-titan-bulan-terbesar-planet-saturnus/ akses terakhir 31 Agustus 2021
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/25/080500665/hari-ini-dalam-sejarah-satelit-terbesar-saturnus-titan-ditemukan?page=all#page2 akses terakhir 31 Agustus 2021
Mahasiswa STT Terpadu Nurul Fikri yang menyukai IT, Web Desain, Sains, dan Astronomi.