Setelah pencemaran udara dapat memicu diabetes dan juga membuat semakin bodoh, kini para peneliti Yale menemukan terobosan baru dalam dunia pencemaran udara. Mereka berhasil menemukan bahwa jenis polusi udara ternyata jauh lebih rumit dari pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Baca juga:
- Fakta Baru, Polusi Udara Berkaitan Erat Dengan Peningkatan Jumlah Penderita Diabetes
- Penelitian Terbaru ungkap Bahwa Polusi Udara Membuat Manusia Semakin Bodoh (Dibuktikan dengan Tes Kata-kata dan Matematika)
Dengan menggunakan serangkaian alat untuk menganalisis sampel udara, para peneliti ini mampu mendapatkan gambaran detail pada susunan molekul aerosol organik, yang memiliki peran signifikan di atmosfper.
Menimbulkan risiko terhadap kesehatan dan iklim, partikel-partikel udara ini umumnya digolongkan ke dalam dua katergori, yakni aerosol organik primer yang bisa terbentuk selama pembakaran seperti dalam knalpot mobil dan truk, dan aerosol organic sekunder yang dihasilkan dari oksidasi gas ogranik dan partikel di udara.
Untuk penelitian yang dipublikasikan dalam Nature’s Communications Chemistry pada 2 November lalu, para peneliti menggunakan kombinasi kromatografi cair yang berfungsi untuk memisahkan ribuan senyawa dalam sampel dan spektrofotometer masa untuk mengidentifikasi dan menganalisis senyawa tersebut.
“Disini kita benar-benar bisa membedakan molekul yang tampaknya lebih mirip,” kata Drew Gentner penulis senior dari penelitian tersebut yang juga merupakan asisten professor teknik kimia dan lingkungan.
“Pada penelitan-penelitian sebelumnya, mereka memiliki sedikit informasi mengenai identitas molekuler pada semua campuran kompleks yang ada. Dengan insterumen ini, kita bisa menentukan rumus molekul dengan lebih akurat lagi,”
Itu tentu saja merupakan kemajuan yang signifikan karena mengetahui unsur berbahaya apa yang ada di udara sangat penting untuk menemukan cara untuk menguranginya
“Jika Anda mengembangkan kebijakan pengendalian pencemaran udara berdasarkan informasi yang kurang spesifik untuk aerosol organic, mungkin ada banyak variabelitas dalam kompoisi tingkat molekuler ketimbang yang Anda duga, yang bisa mempengaruhi sifat aerosol dan dampaknya,” Ujar Jenna Dito, Ph.D yang merupakan pekerja di laboratorium Gentner dan penulis utama dari penelitian ini.
Dikumpulkan lebih dari tiga minggu setiap musim panas, sampel diambil dari hutan di Michigan, dan dari lingkungan perkotaan di Atlanta dan kota New York. Yang paling mengejutkan adalah variasi yang mereka lihat dalam sampel yang diambil dari tempat yang sama. Dalam kebanyakan kasus, 70% dari senyawa yang ada di tempat tersebut berbeda satu sama lain.
Cara Kerja Spektrofotometri MasaBahkan jika penyebab tertentu tetap konstan, para peneliti mengatakan ada sejumlah faktor yang bisa mendorong variabelitas.
“Berbagai jenis senyawa yang dipancarkan dari mobil dan tanaman bisa bervariasi dari mobil ke mobil atau dari pohon ke pohon,” tambah Ditto.
Faktor lainnya seperti pola cuaca dan kondisi oksidasi kimia juga bisa berubah. Secara individu, variasi ini biasanya sedikit, namun mereka bisa menambahkan hingga perbedaan yang signifikan.
Dari penelitian ini, para peneliti berharap untuk menganalisis lebih lanjut supaya mendapatkan hasil yang lebih bagus lagi, bisa ditinjau dari kesehatan dan faktor iklim yang bisa menimbulkan variabilitas.
“Ada banyak informasi dalam penelitian ini untuk digunakan di lapangan. Ada data berharga yang bisa Anda manfaatkan untuk memahami apa yang terjadi di seluruh sistem yang kompleks ini.
Referensi:
- Phys Org. What’s in the air? There’s more to it than we thought. https://phys.org/news/2018-11-air-thought.html. Diakses pada 5 November 2018.