Penyakit Kawasaki (Kawasaki Disease) adalah kelainan inflamasi akut yang terutama menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan lesi arteri koroner jika tidak didiagnosis dan diobati dengan cepat. Pertama kali diidentifikasi oleh Dr. Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967, penyakit ini ditandai dengan demam tinggi yang berlangsung lama, ruam kulit, dan berbagai gejala lainnya. Meskipun kriteria diagnostik tradisional masih digunakan secara luas, penelitian menunjukkan perlunya pembaruan dalam metode diagnosis untuk mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.
Gejala Klinis dan Kriteria Diagnosis
Diagnosis penyakit kawasaki didasarkan pada kriteria klinis yang telah dikembangkan oleh American Heart Association (AHA) dan Kementerian Kesehatan Jepang. Kriteria AHA mencakup demam selama minimal 5 hari dan setidaknya 4 dari 5 gejala berikut:

Sumber: id.pinterest.com
- Konjungtivitis bilateral tanpa eksudat
- Perubahan mukosa oral (bibir pecah-pecah, lidah stroberi, atau faring merah)
- Perubahan ekstremitas (eritema pada tangan dan kaki, edema akut, deskuamasi)
- Ruam polimorfik
- Limfadenopati servikal (lebih dari 1,5 cm)
Sebagai tambahan, kriteria Jepang memungkinkan diagnosis pada pasien dengan demam kurang dari 5 hari jika memenuhi kelima gejala klinis di atas. Perubahan terkini dalam pedoman AHA memungkinkan diagnosis penyakit ini jika pasien memiliki demam selama minimal 4 hari dan memenuhi 4 dari 5 gejala utama.
Metode Diagnostik Modern
Seiring berkembangnya ilmu kedokteran, berbagai metode diagnostik baru telah diperkenalkan, termasuk:
- Penanda biomolekuler: Seperti mikroRNA dan panel skoring untuk membedakan KD dari penyakit demam lainnya.
- Eosinofil: Kadar eosinofil yang tinggi dapat digunakan sebagai indikator diagnostik yang signifikan.
- Pemeriksaan pencitraan: Echocardiography sangat penting untuk mendeteksi kelainan arteri koroner (CAL), yang dapat berkembang pada pasien penyakit kawasaki.
Perbedaan dengan Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C)
MIS-C adalah kondisi inflamasi yang terkait dengan infeksi COVID-19 dan sering kali menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit kawasaki, seperti demam, ruam, dan gangguan kardiovaskular. Namun, MIS-C lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua dengan usia rata-rata 9 tahun, dibandingkan dengan penderita penyakit kawasaki yang umumnya terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Selain itu, MIS-C lebih banyak ditemukan di luar Asia, berbeda dengan penyakit kawasaki yang lebih umum di Jepang dan Asia Timur.
Pengobatan Utama Penyakit Kawasaki
Terapi utama pada penyakit kawasaki adalah pemberian IVIG dosis tinggi (2 g/kg dalam 10-12 jam) dan aspirin untuk mengurangi inflamasi serta risiko pembentukan aneurisma. Pada pasien yang resisten terhadap IVIG, terapi tambahan seperti kortikosteroid, inhibitor TNF-alpha (misalnya infliximab), atau terapi plasma exchange dapat dipertimbangkan.
Peran Hidrogen Molekuler (H2) dalam Pengobatan
Penelitian menunjukkan bahwa inhalasi gas hidrogen molekuler dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan inflamasi, yang berperan dalam patogenesis penyakit kawasaki. Studi awal menunjukkan bahwa terapi ini dapat membantu regresi aneurisma koroner.
Diagnosa dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi penyakit ini. Penggunaan biomarker baru, pemantauan ketat dengan ekokardiografi, dan pendekatan multidisiplin dalam pengobatan dapat meningkatkan prognosis pasien. Konsultasi dengan tenaga medis ahli juga sangat disarankan dalam kasus yang kompleks atau tidak biasa.
Baca juga: https://warstek.com/henti-jantung/
Penyakit Kawasaki pada Anak Muda
Meskipun lebih umum terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun, kasus pada remaja dan dewasa muda semakin sering dilaporkan. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular serius jika tidak didiagnosis dan diobati dengan cepat.
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Penyakit kawasaki pada anak muda tergolong langka, dengan prevalensi yang lebih rendah daripada anak-anak kecil. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 9,1% kasus infark miokard dan kematian mendadak pada orang muda dapat dikaitkan dengan riwayat KD yang tidak terdiagnosis di masa kanak-kanak. Faktor risiko termasuk predisposisi genetik, infeksi sebelumnya, dan respons imun yang berlebihan.
Gejala Klinis
Gejala penyakit kawasaki pada anak muda dapat berbeda dari anak-anak kecil dan sering kali bersifat tidak khas, membuat diagnosis menjadi lebih sulit. Gejala utama meliputi:
- Demam tinggi yang berlangsung lebih dari lima hari.
- Konjungtivitis bilateral tanpa eksudat.
- Lidah stroberi dan perubahan mukosa oral.
- Ruam kulit polimorfik.
- Deskuamasi kulit di tangan dan kaki.
- Limfadenopati servikal.
Pada kasus atipikal atau inkomplit, pasien mungkin tidak memenuhi semua kriteria diagnostik, sehingga diperlukan pendekatan multidisiplin untuk evaluasi yang lebih mendalam.
Diagnosis
Diagnosis KD pada anak muda sebagian besar bersifat klinis, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh American Heart Association (AHA). Pemeriksaan tambahan seperti echocardiography diperlukan untuk mengevaluasi keterlibatan arteri koroner. Pemeriksaan laboratorium juga dapat menunjukkan peningkatan C-reactive protein (CRP), leukositosis, dan trombositosis.
Manajemen dan Pengobatan
Penanganan KD pada anak muda bertujuan untuk mengurangi peradangan dan mencegah komplikasi jantung jangka panjang. Pendekatan pengobatan meliputi:
- Imunoglobulin intravena (IVIG): Dosis standar 2 g/kg yang diberikan selama 8-12 jam.
- Aspirin: Diberikan dalam dosis tinggi selama fase akut dan dosis rendah untuk efek antiplatelet jangka panjang.
- Kortikosteroid: Digunakan untuk pasien yang tidak merespons terhadap IVIG.
Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dalam beberapa hari. Namun, pemantauan jangka panjang tetap diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan komplikasi koroner seperti aneurisma atau stenosis arteri koroner. Pemeriksaan echocardiography tahunan dianjurkan untuk mendeteksi perubahan pada pembuluh darah koroner.
Penyakit Kawasaki pada anak muda merupakan kondisi yang jarang tetapi berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak terdeteksi dan diobati dengan tepat. Kesadaran yang tinggi dan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi kardiovaskular jangka panjang. Terapi yang cepat dan pemantauan berkelanjutan merupakan kunci untuk hasil klinis yang optimal.
Referensi
Kuo, H.-C. (2023). Diagnosis, Progress, and Treatment Update of Kawasaki Disease. International Journal of Molecular Sciences, 24(18), 13948. Diakses pada 22 Januari 2025 dari https://doi.org/10.3390/ijms241813948
Stojanovic N, et al. 2024. Kawasaki Disease in a Young Adult: A Case Report and a Review of the Literature. Cureus; 16(3):e55547. doi: 10.7759/cureus.55547. PMID: 38576674; PMCID: PMC10993638. Diakses pada 22 Januari 2025 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10993638/