Tingkatkan Penyembuhan dengan Perban Nanofiber yang Melawan Infeksi

Sebuah tim gabungan peneliti dari Cornell telah menemukan cara baru yang inovatif untuk menggunakan sifat antioksidan dan antibakteri dari senyawa botani yang disebut lawsone untuk membuat perban katun yang dilapisi nanofiber. Perban ini bertujuan untuk melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.

Sebuah tim gabungan peneliti dari Cornell telah menemukan cara baru yang inovatif untuk menggunakan sifat antioksidan dan antibakteri dari senyawa botani yang disebut lawsone untuk membuat perban katun yang dilapisi nanofiber. Perban ini bertujuan untuk melawan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Penemuan mereka, yang dipublikasikan pada 25 Januari dalam International Journal of Pharmaceutics, menjadi sangat penting mengingat peningkatan jumlah bakteri yang resisten terhadap banyak jenis obat yang ada.

Prosedur penelitian

Perban luka katun merupakan salah satu bentuk perban yang paling umum digunakan. Perban ini mudah didapat, murah, nyaman digunakan, dan cocok dengan tubuh manusia. Namun, kelemahannya adalah bahwa perban katun tidak secara aktif membantu penyembuhan atau melawan infeksi.

Baca juga: Penelitian Kerjasama Bakteri Virus Infeksi Manusia (warstek.com)

Mohsen Alishahi, seorang mahasiswa doktoral di bidang ilmu serat yang bekerja di NanoFibers and NanoTextiles (NanoFibTex) Laboratory di Cornell, menjelaskan bahwa katun saja tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, katun perlu dimodifikasi secara biologis atau “biofunctionalized” agar dapat memiliki sifat-sifat tambahan yang dibutuhkan untuk membantu penyembuhan luka dan melawan infeksi.

Tamer Uyar, seorang profesor di bidang Human Centered Design sekaligus direktur laboratorium yang tersebut, menjelaskan bahwa salah satu fokus penelitian mereka adalah mengembangkan serat-serat fungsional dari bahan yang berkelanjutan untuk aplikasi dalam tekstil medis dan sistem pengiriman obat.

Dalam penelitian ini, Alishahi, Uyar, dan rekan mereka menggunakan senyawa lawsone, yang ditemukan dalam daun henna, untuk meningkatkan kinerja katun sebagai perban luka. Lawsone dikenal memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba yang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka. Namun, lawsone sulit larut dalam larutan dan tidak mudah diserap oleh tubuh manusia. Untuk mengatasi masalah ini, tim menggunakan siklodekstrin, keluarga oligosakarida alami, untuk membentuk senyawa inklusi dengan lawsone, sehingga membantu kelarutan dan penyerapan senyawa ini.

Metode elektrospinning kemudian digunakan untuk menghasilkan lapisan nanofiber yang seragam dari larutan lawsone-siklodekstrin, dan lapisan ini diterapkan pada bantalan katun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perban yang dihasilkan memiliki aktivitas antioksid.

Referensi :

[1] https://news.cornell.edu/stories/2024/02/nanofiber-bandages-fight-infection-speed-healing diakses pada 19 Februari 2024

[2] Mohsen Alishahi, Mahmoud Aboelkheir, Rimi Chowdhury, Craig Altier, Hongqing Shen, Tamer Uyar. Functionalization of cotton nonwoven with cyclodextrin/lawsone inclusion complex nanofibrous coating for antibacterial wound dressingInternational Journal of Pharmaceutics, 2024; 652: 123815 DOI: 10.1016/j.ijpharm.2024.123815

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top