Protokol GAPS (Gut and Psychology Syndrome) adalah pendekatan nutrisi yang dirancang untuk menyembuhkan kesehatan usus, yang diyakini sebagai akar dari berbagai penyakit kronis, baik mental maupun fisik. Konsep ini dikembangkan oleh Dr. Natasha Campbell-McBride dan telah diterapkan di berbagai belahan dunia selama lebih dari dua dekade. Berikut adalah pembahasan tentang hubungan antara mikrobiota usus dan kesehatan, prinsip dasar Protokol GAPS, serta manfaatnya dalam mengatasi berbagai penyakit.
Peran Mikrobiota Usus dalam Kesehatan
Mikrobioma usus terdiri dari triliunan mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, yang berperan penting dalam pencernaan, produksi vitamin, regulasi hormon, serta fungsi sistem imun. Keseimbangan mikrobioma ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Namun, faktor seperti penggunaan antibiotik, konsumsi makanan olahan, paparan bahan kimia, dan stres dapat menyebabkan gangguan keseimbangan mikrobioma atau yang dikenal sebagai disbiosis usus. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, termasuk peradangan kronis, gangguan pencernaan, alergi, serta penyakit autoimun dan neurologis.
Mikrobiota dan Kesehatan Usus
Usus manusia dihuni oleh triliunan bakteri yang memiliki peran kompleks dalam menjaga keseimbangan lingkungan pencernaan. Mikrobiota berfungsi dalam:
- Pencernaan dan Absorpsi Nutrisi: Mikroorganisme membantu dalam fermentasi serat makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia, menghasilkan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat bagi kesehatan usus.
- Perlindungan dari Patogen: Mikrobiota bersaing dengan mikroorganisme berbahaya, mencegah kolonisasi bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
- Regulasi Sistem Imun: Mikrobiota membantu melatih sistem imun dalam mengenali dan merespons patogen dengan tepat, sehingga mengurangi risiko gangguan autoimun.
Mikrobiota dalam Proses Penyembuhan Usus
Penelitian oleh Alam et al. (dalam Thomas, 2016) menemukan bahwa mikrobiota usus memiliki peran langsung dalam mempercepat penyembuhan luka pada mukosa usus. Studi ini menunjukkan bahwa bakteri spesifik seperti Akkermansia muciniphila meningkat dalam jumlah setelah terjadi cedera pada mukosa usus, yang membantu mempercepat regenerasi sel epitel dan meningkatkan pemulihan jaringan.
Beberapa mekanisme yang terlibat dalam proses ini meliputi:
- Reduksi Oksigen dalam Mukosa yang Terluka: Setelah terjadi cedera, kadar oksigen di area luka menurun akibat aktivitas neutrofil. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan Akkermansia spp., yang kemudian berperan dalam mempercepat pemulihan.
- Stimulasi Proliferasi Sel Epitel: Akkermansia muciniphila meningkatkan proliferasi enterosit di sekitar area luka, sehingga mempercepat pemulihan jaringan usus.
- Interaksi dengan Sistem Imun: Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein Fpr1, yang berperan dalam respons imun neutrofil, diperlukan agar Akkermansia muciniphila dapat memberikan efek penyembuhan optimal.
Penemuan ini membuka peluang untuk pengembangan terapi berbasis mikrobiota guna mendukung penyembuhan luka usus akibat infeksi, inflamasi, atau trauma. Probiotik yang mengandung Akkermansia muciniphila dapat menjadi strategi potensial dalam pengobatan penyakit usus inflamasi seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Selain itu, konsumsi makanan yang mendukung pertumbuhan mikrobiota sehat, seperti makanan tinggi serat, makanan fermentasi, dan prebiotik, dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
Prinsip Dasar Protokol GAPS
Protokol GAPS terdiri dari dua elemen utama, yaitu diet GAPS dan perubahan gaya hidup. Diet GAPS bertujuan untuk menyembuhkan lapisan usus dan menyeimbangkan mikrobioma dengan menghindari makanan yang sulit dicerna serta memperkenalkan makanan yang kaya akan nutrisi dan probiotik.

Sumber: canva.com
1. Diet GAPS
Diet GAPS terbagi menjadi dua tahap utama:
- GAPS Introduction Diet: Tahap ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan usus dengan mengonsumsi makanan yang paling mudah dicerna. Makanan yang dianjurkan meliputi kaldu tulang, daging yang dimasak lama, sayuran yang direbus, serta makanan fermentasi seperti sauerkraut dan kefir.
- Full GAPS Diet: Setelah usus mulai pulih, pasien dapat beralih ke diet GAPS penuh yang lebih beragam, termasuk daging organik, ikan, telur, sayuran segar, kacang-kacangan, dan lemak sehat seperti mentega alami dan minyak kelapa.
Diet GAPS menghindari makanan yang dapat memperparah disbiosis usus, seperti gula, biji-bijian, produk susu olahan, serta makanan olahan yang mengandung bahan kimia dan aditif.
2. Gaya Hidup GAPS
Selain diet, Protokol GAPS juga menekankan pentingnya mengurangi paparan racun dari lingkungan. Ini mencakup penggunaan produk pembersih dan perawatan tubuh yang alami, menghindari antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu, serta mengelola stres melalui aktivitas seperti meditasi dan olahraga ringan.
Baca juga artikel tentang Gut Health = Mental Wealth : Bagaimana Mikrobioma Usus Berpengaruh Pada Kesehatan Mental?
Manfaat Protokol GAPS dalam Mengatasi Penyakit
Protokol GAPS telah digunakan untuk membantu pasien dengan berbagai kondisi kesehatan kronis, termasuk:
- Gangguan Neurologis dan Psikiatri: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan seperti autisme, ADHD, depresi, dan kecemasan memiliki hubungan erat dengan disbiosis usus. Dengan memperbaiki kesehatan usus, banyak pasien melaporkan perbaikan dalam fungsi kognitif dan emosional.
- Penyakit Autoimun: Gangguan seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit Hashimoto sering dikaitkan dengan sindrom usus bocor (leaky gut). Diet GAPS dapat membantu memperbaiki lapisan usus dan mengurangi peradangan sistemik.
- Gangguan Pencernaan: Sindrom iritasi usus (IBS), penyakit Crohn, dan kolitis ulserativa adalah beberapa kondisi yang dapat membaik dengan penerapan Protokol GAPS.
- Alergi dan Intoleransi Makanan: Penyembuhan usus dapat mengurangi reaksi alergi dan meningkatkan toleransi terhadap berbagai jenis makanan.
Protokol GAPS merupakan pendekatan holistik yang menargetkan akar permasalahan kesehatan, yaitu kondisi usus dan mikrobiotanya. Dengan mengikuti diet GAPS dan mengadopsi gaya hidup sehat, banyak individu telah mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan. Meskipun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian ilmiah untuk membuktikan efektivitasnya secara luas, bukti anekdotal dan pengalaman klinis menunjukkan bahwa metode ini memiliki potensi besar dalam menangani berbagai penyakit kronis. Oleh karena itu, pendekatan berbasis nutrisi seperti GAPS perlu mendapatkan perhatian lebih dalam dunia medis dan kesehatan.
Referensi
Delaunay-Vagliasindi S, Senef S & Campbell-McBride N (2021) GAPS Nutritional Protocol: How healing the gut removes the
basis for all chronic diseases. J Orthomol Med. 36(3). Diakses pada 5 Februari 2025 dari https://isom.ca/article/gaps-nutritional-protocol-how-healing-the-gut-removes-the-basis-for-all-chronic-diseases/
Thomas, H. Microbiota promote gut healing. Nat Rev Gastroenterol Hepatol 13, 189 (2016). Diakses pada 5 Februari 2025 dari https://doi.org/10.1038/nrgastro.2016.31

