Peradangan merupakan bagian dari hampir setiap penyakit, tetapi hingga saat ini, tes darah tidak dapat mendeteksi peradangan di organ atau jaringan spesifik dalam tubuh manusia. Namun, para peneliti dari Case Western Reserve University baru-baru ini menemukan metode yang dapat mendeteksi peradangan melalui antibodi, yang berpotensi membuka jalan bagi tes darah untuk biomarker penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, penyakit Alzheimer, dan berbagai jenis kanker. Temuan ini juga dapat menjadi terobosan dalam penemuan obat.
Apa Itu Peradangan dan Mengapa Itu Penting?
Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Ini adalah cara tubuh untuk melindungi dirinya sendiri dengan cara meningkatkan aliran darah ke area yang terkena, membantu proses penyembuhan, dan melawan infeksi. Namun, peradangan yang berlangsung lama (peradangan kronis) dapat menjadi masalah dan berkontribusi terhadap banyak penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan bahkan kanker.
Penting untuk mendeteksi peradangan ini sedini mungkin, terutama jika terjadi di organ atau jaringan tertentu. Inilah sebabnya mengapa temuan terbaru ini sangat penting, karena dapat membuka kemungkinan untuk mendeteksi peradangan yang tersembunyi melalui tes darah.
Temuan Baru di Case Western Reserve University
Peneliti di Case Western Reserve University telah mengembangkan metode baru untuk mendeteksi peradangan dalam tubuh menggunakan antibodi. Metode ini berpotensi mengarah pada pengembangan tes darah untuk mendeteksi biomarker penyakit yang spesifik. Salah satu peneliti utama dalam proyek ini adalah Greg Tochtrop, seorang profesor kimia di universitas tersebut. Penelitiannya dipublikasikan pada 7 Februari 2025, di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
Tochtrop dan timnya menemukan bahwa peradangan meninggalkan jejak yang dapat dideteksi. Ketika peradangan terjadi, sel-sel imun tubuh menghasilkan reaktif oksigen, Reactive Oxygen Species (ROS), yang merupakan senyawa kimia yang sangat reaktif yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid. ROS ini muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi dan juga bisa dipicu oleh faktor lingkungan seperti polusi, sinar ultraviolet, radiasi, dan merokok.
Bagaimana ROS Terkait dengan Peradangan?
Saat terjadi peradangan, ROS diproduksi untuk membantu membunuh bakteri dan patogen lainnya. Namun, jika terlalu banyak ROS yang diproduksi, itu bisa menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan tubuh. Dalam penelitian ini, tim mempelajari bagaimana ROS berinteraksi dengan asam linoleat, yaitu asam lemak yang ditemukan dalam semua membran sel, membentuk senyawa yang bisa mengikat RNA, DNA, dan protein. Senyawa ini disebut epoxyketooctadecanoic acids (EKODEs).
Apa yang ditemukan oleh tim sangat menarik. EKODEs ini bereaksi dengan asam amino cysteine dalam cara yang sebelumnya tidak pernah terdeskripsikan, membentuk ikatan yang stabil. Senyawa-senyawa ini kemudian menumpuk di berbagai jaringan tubuh yang mengalami stres oksidatif, seperti otak, jantung, hati, dan organ lainnya.

Mengapa Temuan Ini Penting?
Tim menjelaskan bahwa apa yang membuat penemuan ini sangat menarik adalah kemampuannya untuk mendeteksi senyawa dan konsentrasi unik di berbagai jaringan dan organ. Ini membuka kemungkinan untuk mendeteksi berbagai penyakit melalui tes darah, dengan cara yang mirip dengan tes A1C untuk diabetes. Tes A1C mengukur persentase hemoglobin dalam darah yang dilapisi dengan glukosa, yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah selama tiga bulan terakhir. Dengan tes EKODE, kita bisa mendeteksi stres oksidatif yang abnormal di organ-organ tertentu.
Dengan teknologi ini, kemungkinan besar kita akan bisa mengidentifikasi peradangan yang terkait dengan penyakit jantung, Alzheimer, atau kanker lebih cepat, bahkan sebelum gejala muncul secara signifikan. Ini tentunya sangat bermanfaat dalam mendiagnosis penyakit secara lebih tepat dan cepat.
Pencarian untuk Biomarker Penyakit yang Spesifik
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai target EKODE di berbagai organ dan jaringan, serta menghubungkan biomarker dengan penyakit-penyakit spesifik. Tochtrop, misalnya, tertarik untuk mempelajari EKODEs yang diproduksi di mata sebagai respons terhadap degenerasi makula terkait usia atau retinopati diabetik yang dapat mempengaruhi penglihatan.
Penemuan ini juga membuka banyak kemungkinan baru dalam pengembangan tes klinis untuk mendiagnosis penyakit lebih dini dan lebih akurat.
Baca juga: Baterai Fleksibel Berbasis Natrium Ion Berpotensi Untuk Mencegah dan Mengobati Penyakit Kanker
Potensi Penemuan Obat Baru
Selain manfaatnya dalam deteksi penyakit, penelitian ini juga berpotensi mempercepat penemuan obat. Para pengembang obat saat ini sangat tertarik untuk mengidentifikasi sistein yang reaktif, karena molekul-molekul ini bisa menjadi target potensial dalam pengembangan obat baru. Tim menekankan bahwa penemuan mereka bisa membantu mengidentifikasi banyak sistein yang reaktif, yang bisa menjadi sasaran dalam penemuan obat. Ini adalah salah satu cabang penelitian yang sangat berharga dari studi ini.
Apa yang Dapat Kita Harapkan di Masa Depan?
Penemuan ini membuka banyak kemungkinan untuk masa depan, baik dalam bidang diagnosis penyakit maupun dalam penemuan obat. Dengan kemampuan untuk mendeteksi peradangan dan stres oksidatif di tingkat yang sangat spesifik, kita bisa lebih cepat mengidentifikasi penyakit dan mengobatinya lebih awal. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang cara peradangan mempengaruhi tubuh manusia dapat membantu peneliti mengembangkan terapi yang lebih efektif untuk penyakit-penyakit terkait peradangan kronis.
Tim berharap bahwa penelitian ini akan mendorong penelitian lebih lanjut yang dapat menghasilkan tes klinis yang lebih baik dan lebih akurat. Di masa depan, kita mungkin akan melihat tes darah yang tidak hanya dapat mendeteksi penyakit secara lebih cepat tetapi juga membantu dalam pengembangan terapi yang lebih baik.
Kesimpulan
Penemuan baru oleh para peneliti di Case Western Reserve University ini membuka peluang besar untuk kemajuan dalam deteksi penyakit dan pengembangan obat. Dengan kemampuan untuk mendeteksi peradangan dan stres oksidatif yang spesifik melalui tes darah, kita bisa lebih cepat mengidentifikasi dan mengobati penyakit yang berpotensi berbahaya, seperti penyakit jantung, Alzheimer, dan kanker. Selain itu, penelitian ini juga memberikan harapan baru bagi pengembangan obat-obatan yang lebih efektif dalam mengatasi berbagai penyakit yang terkait dengan peradangan kronis.
Semoga penelitian ini menjadi langkah awal menuju pemahaman yang lebih baik tentang peradangan dalam tubuh manusia dan cara kita bisa memanfaatkannya untuk mendiagnosis serta mengobati penyakit dengan lebih baik di masa depan.
Referensi:
[1] https://thedaily.case.edu/a-new-way-to-detect-inflammation/, diakses pada 19 Februari 2025.
[2] Chuan Shi, Roozbeh Eskandari, Jianye Zhang, Guofang Zhang, Li Li, Deandrea Hawkins, Xiongwei Zhu, Gregory P. Tochtrop. The unique reactivity of EKODE lipid peroxidation products allows in vivo detection of inflammation. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2025; 122 (6) DOI: 10.1073/pnas.2415039122