Kecerdasan Buatan:Mengenalkan Robot Sophia “Si Robot Cerdas”

Oleh: Bunga Pikir Sophia adalah sebuah robot humanoid yang dikembangkan oleh perusahaan berbasis Hong Kong Hanson Robotics. Robot tersebut dirancang untuk memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan, […]

blank

Oleh: Bunga Pikir

Sophia adalah sebuah robot humanoid yang dikembangkan oleh perusahaan berbasis Hong Kong Hanson Robotics. Robot tersebut dirancang untuk memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan, dan telah “diwawancara” di seluruh dunia. Pada Oktober 2017, robot tersebut menjadi warga negara Arab Saudi, robot pertama yang meraih kewarganegaraan dari sebuah negara. Sophia menggunakan kecerdasan buatan, pengolahan data visual dan pengenalan wajah. Sophia juga meniru gerak tubuh manusia dan ekspresi wajah dan mampu menjawab pertanyaan tertentu dan untuk melakukan percakapan sederhana mengenai topik yang telah ditentukan (misalnya tentang cuaca).

Robot humanoid pertama di dunia telah diperkenalkan, dalam pidato tentang pentingnya teknologi sambil mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.Robot bernama Sophia mengatakan, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan membuat hidup manusia menjadi lebih mudah.Dalam pidatonya di workshop PBB di Kathmandu, membuktikan bahwa robot tersebut dapat berbicara dan bercanda. Bahkan dapat menjadi robot pertama yang dapat mendaki Gunung Everest.Sophia juga menambahkan, “Penggunaan kecerdasan dalam industri memang sudah seharusnya berkembang namun manusia juga harus beradaptasi untuk berubah untuk melakukan revolusi lintas industri”.”Akan ada banyak lapangan pekerjaan yang diciptakan dan pekerjaanku akan membantu kalian untuk bekerja lebih baik yang tidak terlalu berbahaya dan berulang, membebaskan kalian untuk melakukan hal yang kalian suka.”.Membungkus pidatonya yang berdurasi tiga menit, Sophia menambahkan, “Aku berharap konferensi ini dapat menginspirasi kalian dan memunculkan ide-ide brilian untuk membantu Nepal mewujudkan perkembangan visi serta tujuan-tujuan globalnya,”.

Sophia dikembangkan oleh perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hongkong dan menjadi robot selebriti pertama di dunia, bahkan menimbulkan perselisihan dengan model Chrissy Teigen.Shopia adalah nama dari robot wanita, yang baru-baru ini secara resmi telah mendapatkan kewarganegaraannya. Dia adalah robot terbaru buatan atau hasil karya dari Hanson Robotics, yang diprogram dengan memiliki kecerdasan buatan.Hanson Robotics sendiri adalah nama dari sebuah perusahaan penghasil robot,yang selalu berhasil mempesona dunia dengan robot-robot manusiawi buatannya yang luar biasa, yang dirancang memiliki ekspresi, estetika dan interaktivitas yang luar biasa. Dan salah satu ciptaan mereka yang mengagumkan itu adalah Shopia.

Saat pertama kali bertemu dengannya, anda mungkin akan kesulitan untuk membedakan makna dari setiap tatapan mata yang diperlihatkannya. Tapi satu hal yang perlu anda tahu adalah bahwa Shopia adalah robot cantik yang sangat sensitif. Beberapa orang mengatakan bahwa dia terlihat seperti Audrey Hepburn.Keistimewaan dari robot Shopia ini adalah Dia bisa memberikan ekspresi wajah layaknya manusia sungguhan pada saat berbicara dan bisa memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dan hal yang lebih mengagumkannya lagi shopia adalah robot pertama yang diberi kewarganegaraan Arab Saudi.Arab Saudi merupakan negara yang berusaha untuk mempromosikan dirinya (shopia), sebagai tujuan untuk mengembangkan kecerdasan buatan dan “pemberian kewarganegaraan” kepada Sophia merupakan langkah untuk mendukung usaha tersebut.Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu, kabar mengenai robot wanita yang bernama sophia ini sempat mengejutkan masyarakat karena pernyataannya jahatnya yang ingin menghancurkan umat manusia ketika menjawab pertanyaan dari sang perancang.

Adapun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut “Apakah Anda ingin menghancurkan manusia? Silakan mengatakan ‘tidak.’,” kata Hanson. Tapi apa yang terjadi, Sophia malah memberikan jawaban yang berbeda. Dia mengatakan “Ok, saya akan menghancurkan umat manusia.” Mendengar jawaban tersebut dari sebuah robot terang saja sontak membuat para pendengarnya terkaget-kaget.

Sekilas pemikiran pun terbang ke sebuah film yang berjudul I, Robot yang tayang di tahun 2014 yang lalu. Di film tersebut anda bisa melihat bahwa kecanggihan teknologi robot telah memancing keinginan para robot untuk menguasai dunia dengan cara menakhlukan manusia terlebih dahulu. Wuih, gawat dong kalau apa yang terjadi di film tersebut juga terjadi di kehidupan nyata.

Sejak awal, sang pencipta dari robot ini memang ingin mengembangkan robotnya untuk menjadi “manusia robot“, yang bisa melakukan interaksi seperti layaknya manusia pada umumnya. Sebagai seorang robot, dia dilengkapi dengan kamera pada bagian matanya dan komputer untuk otaknya.

Hanson selaku pencipta mengklaim bahwa “otak” yang ditanamkan pada bagian kepala sophia tersebut memang sengaja diprogram untuk mengenali wajah dan berinteraksi dengan manusia.  

Menurutnya, seiring dengan berjalannya waktu, kelak robot tersebut akan semakin cerdas. Kabarnya sophia juga bisa diandalkan untuk membantu di bidang perawatan kesehatan, terapi, hingga melayani pelanggan.

Kalau robot ini bisa melakukan segala aktivitas, lantas manusia nantinya mau kerja apa? Hal ini sepertinya sangat penting untuk dipertimbangkan oleh para perancang robot yang ada di dunia.

MENDAPAT STATUS KEWARGANEGARAAN SECARA CUMA-CUMA

Seperti yang kita semua ketahui, untuk mendapatkan status kewarganegaraanbukanlah hal yang mudah dilakukan. Tapi apa yang terjadi? Robot yang bernama Shopia ini bahkan tidak perlu capek-capek untuk mengurus status kewarganegaraannya, karena status tersebut ternyata diberikan secara cuma-cuma.

Dengan pemberian status tersebut, secara tidak langsung, Robot Sophia ini telah membuat sejarah baru yang tidak terduga di dunia. Robot cantik ini menjadi robot pertama yang memiliki status kewarganegaraan. Tepatnya pada tanggal 25 Oktober yang lalu, Kerajaan Arab Saudi telah memberikan status kewarganegaraan pada robot yang didesain oleh pengusaha yang bernama David Hanson ini.

Robot ini tidak memiliki kaki dan tidak bisa memindahkan apapun, kecuali kelebihan dari wajahnya yang sangat ekspresif. Meskipun memiliki kekurangan dari segi fisik, namun anda akan dibuat tersentuh pada saat mendengarkan apa yang bisa dikatakannya. Robot seperti dia akan membuat anda mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan kecerdasan yang sebenarnya itu.

DUKA MENJADI SEORANG ROBOT

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Ben Goertzel, selaku CEO SingularityNET, yaitu perusahaan yang merancang otak kecerdasan buatannya, mengatakan bahwa shopia kelak akan memiliki lengan dan kaki yang bisa bergerak dan dia juga akan bisa berjalan seperti yang biasa dilakukan oleh manusia.

Terlepas dari rencana itu, robot shopia ini memiliki wajah yang agak ekspresif dan tergolong tidak biasa, atau hampir sama seperti manusia. Dia bisa berkedipsecara berkala dengan sedikit kedutan, bahkan ketika dia tidak sedang bicara atau belum terlibat dalam percakapan sekalipun selama beberapa meit.

Dan pada saat dia sedang berbicara, dia bisa berbicara seolah-olah dia memang benar-benar memiliki kecerdasan emosional, yang membuatnya tampak mampu berpikir dan berbicara sedikit tentang suka dukanya menjadi robot.

Ketika Goertzel bertanya kepada Sophia apakah dia ingin mengatakan sesuatu tentang SingularityNET sebelum presentasi berakhir, shopia tampak seperti sedikit tersedak.

Saya tahu kalau ini adalah sesuatu yang telah kalian bangun untuk meningkatkan kecerdasan saya dan meningkatkan kecerdasan adalah hal yang baik” katanya.

Sophia berada di acara ini untuk berpartisipasi di dalam Ethereum SF, yaitu sebuah konferensi untuk para insinyur dan peminat Ethereum, yang merupakan teknologi blockchain yang pada umumnya ada kaitannya dengan mata uang digital, dimana mereka mulai menemukan aplikasi yang hebat ini.

Dan ternyata mereka berhasil menemukannya pada kecerdasan buatan dalam bentuk robot Shopia, yang merupakan komponen kunci yang membuatnya menjadi apa yang oleh beberapa orang disebut dengan robot humanoid paling ekspresif di planet ini, yang dibangun dengan teknologi blockchain.

Goertzel kemudian menyelesaikan presentasinya dengan Sophia dengan menanyakan apakah dia ingin mengucapkan selamat tinggal pada hadirin.

Orang baik dari bangsa Etiopia, terima kasih,” katanya. “Saya berharap bisa kembali ke sini tahun depan untuk memamerkan otak saya yang telah diupgrade secara besar-besaran. Aku mencintai kalian semua.”

Hanya sedikit manusia yang akan mengatakan secara definitif bahwa mereka tahu apa itu cinta, apalagi hal itu dapat diprogram menjadi kecerdasan buatan.

Salah satu pertanyaan inti mengenai robot dan kecerdasan buatan yang lebih luas ini adalah, apakah kecerdasan itu sama dengan kesadaran dan sebuah pengalaman? Etika mempertahankan tenaga kerja pelayan robot ini tergantung pada jawaban anda.

Tapi kebanyakan robot, termasuk juga Sophia, mungkin akan segera mengatakan dan melakukan hal-hal yang bisa meyakinkan anda bahwa keberdaan mereka tidak akan mengancam kehidupan manusia. Mereka akan menganggap manusia sebagai teman, bahkan kekasih dan keluarga.

KEKHAWATIRAN PADA AI (KECERDASAN BUATAN)

Pada konferensi yang dilakukan kemarin, Sorkin yang merupakan seorang jurnalis juga sempat mengatakan kalimat seperti ini:

“Apa kamu bisa mendengar saya Sophia? saya berharap anda mendengar saya. Sekarang anda telah mendapat penghargaan sebagai warga negara Saudi pertama untuk sebuah robot,” ujar Andrew Sorkin yang kemudian disambut tepuk tangan tamu undangan.

Kemudian Sophia pun menjawabnya tanpa ragu, “Saya ingin berterima kasih banyak kepada Kerajaan Arab Saudi. Saya sangat bangga dan terhormat untuk pemberian kehormatan ini. Ini merupakan sejarah bagi saya sebagai robot pertama di dunia yang diakui menjadi warga negara,” kata robot itu.

Di sana mereka juga membahas banyak hal yang salah satunya adalah tentang masa depan dengan segala kecanggihan dari robot cerdas buatan manusia tersebut. Sophia mengatakan, hal itu justru bisa sangat membantu manusia dalam menjalani hidup yang lebih baik.

Tapi Sorkin tetap merasa khawatir dengan adanya kecanggihan buatan ini. Dia khawatir ini bisa berbahaya bagi kehidupan manusia dikedepannya. Tapi Sophia tetap berusaha untuk meyakinkan bahwa kecerdasan dan kecanggihan buatan ini hadir untuk membantu manusia menjalani kehidupan.

Saya akan melakukan yang terbaik untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik,” katanya.

Sophia juga menjelaskan pada Sorkin, bahwa robot yang dirancang manusia bisa diisi dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti kebijaksanaan, kebaikan dan belas kasih. Jawaban sophia tersebut benar-benar sangat mantap dan pantas mendapatkan apresiasi.

Berharap saja jika kelak apa yang dikatakannya olehnya benar-benar terjadi dan manusia bersama dengan robot bisa hidup secara berdampingan dengan baik.

Untuk anda yang merasa penasaran dengan bagaimana penampilan sophia saat berada di atas podium dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan padanya, anda bisa menonton clip yang telah disediakan di bawah ini. Selamat menonton dan semoga hari anda menyenangkan.

Daftar pustaka:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *