Bagian inti roket Long March 5B (LM-5B) milik Tiongkok diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Minggu, 9 Mei 2021. Bagian roket tersebut mulai mengorbit Bumi pada April silam setelah meluncurkan modul stasiun luar angkasa Tianhe menuju orbit Bumi rendah. Kini, roket tersebut sudah tidak memiliki bahan bakar dan memiliki kemungkinan untuk jatuh di antara lintang 41,5 derajat utara dan 41.5 derajat selatan.1
Sulitnya memperkirakan lokasi jatuh
Memperkirakan lokasi jatuhnya sebuah objek antariksa yang tidak terkendali bukanlah suatu hal yang mudah. Sebuah objek dapat lepas dari orbitnya (decay) akibat beberapa faktor, terutama faktor hambatan (drag) dengan lapisan atmosfer atas. Meskipun telah berada di ruang angkasa, objek yang mengorbit Bumi di bawah ketinggian 800 km masih mendapatkan pengaruh hambatan yang besar dari atmosfer Bumi.
Pengaruh dari cuaca antariksa menyebabkan kerapatan atmosfer atas Bumi berubah-ubah dan tidak sama di setiap tempat. Hal ini semakin membuat prediksi waktu dan tempat jatuhnya objek antariksa menjadi sulit.2 Kendati demikian, beberapa organisasi seperti Space-Track dan The Aerospace Corporation tetap mempublikasikan prediksi mereka sejak jauh-jauh hari, meskipun memiliki galat yang besar.
Prediksi dari beberapa organisasi
Per 7 Mei 2021 pukul 11.56 WIB, Space-Track melalui situs webnya memperkirakan bahwa inti roket akan memasuki atmosfer Bumi pada Minggu, 9 Mei 2021 pukul 06.13 WIB. Organisasi tersebut juga menyebut bahwa bagian roket akan jatuh di koordinat 38.1 LU dan 62.5 BT atau di wilayah Turkmenistan. Meskipun demikian, prediksi ini memiliki galat 900 menit yang berarti bahwa roket dapat jatuh 900 menit lebih awal/lambat dari yang diperkirakan dan prediksi lokasi jatuhnya sangat tidak akurat.3
The Aerospace Corporation juga merilis prediksi mereka yang memperkirakan bahwa LM-5B akan jatuh pada 9 Mei 2021 pukul 10.53 WIB. Organisasi tersebut juga memperkirakan Samudra Hindia sebagai lokasi jatuhnya roket.4 Sama seperti Space-Track, prediksi dari The Aerospace Corporation juga memiliki galat yang besar, yakni 11 jam.
Menariknya, The Aerospace Corporation juga menyertakan peta kemungkinan jatuhnya roket pada prediksi mereka. Titik kuning merupakan prediksi lokasi jatuhnya puing roket, sementara garis kuning dan biru merupakan lintasan orbit roket. Dengan mempertimbangkan galat yang besar pada prediksi, maka puing roket bisa saja jatuh di salah satu tempat yang berada di bawah lintasan orbit. Lintasan tersebut melewati Indonesia di atas wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua Barat.
Kemungkinan kecil untuk melukai seseorang
Umumnya, roket tingkat atas yang telah menyelesaikan tugasnya akan melakukan manuver untuk jatuh di tempat yang jauh dari permukiman atau pergi menuju orbit yang jauh dan stabil. Roket tingkat bawah dan pendorong biasanya tidak dapat mencapai orbit dan jatuh kembali ke laut atau wilayah terpencil. Meskipun demikian, roket Long March-5B tidak melakukan hal seperti ini dan terus mengorbit hingga perlahan jatuh tanpa kendali ke Bumi.1
Kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. Pada Mei 2020, puing berupa pipa sepanjang 12 meter yang diduga berasal dari roket Long March 5B jatuh di Pantai Gading, Afrika. Peristiwa tersebut terjadi sekitar sepekan setelah peluncuran pertamanya.5
Lantas, apakah peristiwa ini mengancam kehidupan manusia di Bumi? Jawabannya, mungkin tidak. “Jatuhnya roket bermassa 21 metrik ton secara tidak terkendali” mungkin terdengar gila. Namun menurut Space-Track, hanya ada kemungkinan 1 banding 196.900.000 atau 0,000000005% bagi roket ini untuk jatuh di wilayah tertentu.6 Jadi, berkegiatanlah seperti biasa dan berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Referensi
- Jones, Andrew. (30 April 2021). Huge rocket looks set for uncontrolled reentry following Chinese space station launch. SpaceNews. Diakses pada 7 Mei 2021.
- Nwankwo, Victor U. J; Denig, William; Chakrabarti, Sandip K.; Ajakaiye, Muyiwa P.; Fatokun1, Johnson; Akanni, Adeniyi W.; Raulin, Jean-Pierre; Correia, Emilia; Enoh, John E. (15 September 2020). Atmospheric drag effects on modelled LEO satellites during the July 2000 Bastille Day event in contrast to an interval of geomagnetically quiet conditions. Annales Geophysicae. doi:10.5194/angeo-2020-33-rc2.
- Space-Track. Space-Track.Org. Diarsipkan di Wayback Machine pada 7 Mei 2021.
- The Aerospace Corporation. (7 Mei 2021). CZ-5B ROCKET BODY (ID 48275). Diakses pada 7 Mei 2021.
- Grush, Loren. (13 Mei 2020). An out-of-control Chinese rocket may have dumped debris in Africa after falling from space. The Verge. Diakses pada 7 Mei 2021.
- Space-Track [@SpaceTrackOrg]. 7 Mei 2021. We did math today regarding the #LongMarch. The chance that this rocket will drop near you is REALLY small. We figured that there is a 1 in 196.9 million (or 0.000000005%) chance it will hit within a half mile of any location on the earth. Please keep calm and carry on. [Tweet]. Twitter. https://twitter.com/SpaceTrackOrg/status/1390527414162264065.