Ditulis Oleh Alexander Patera Nugraha
Resistensi antibiotik kini menjadi topik krusial bagi bidang kesehatan secara global. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa masalah ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia.[1,2] Masalah ini muncul akibat penggunaanan antibiotik yang tidak bijak atau tidak rasional yang berujung pada tidak efektif dan potennya terapi antibiotik.[3] Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak hanya terjadi pada manusia namun pada hewan. Penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa hewan ternak diberikan konsumsi antibiotik yang tidak sesuai indikasi demi menghindari kerugian yang diakibatkan kematian hewan ternak. Ketika kita mengkonsumsi produk dari hewan ternak tersebut otomatis kita juga berpotensi mengalami resistensi antibiotik (Gambar 1).[4,5] Perlu kesadaran masyarakat serta upaya konkrit pemerintah dalam menanggulangi resistensi antibiotik.
Gambar 1. Penggunaan antibiotik tidak bijak pada hewan ternak salah satu penyebab Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) kemudian transmisi ke manusia.[5]
Gambar 2. Ilustrasi Bentukan MRSA.[6]
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (Gambar 2) adalah bakteri gram positif merupakan salah satu contoh resistensi antibiotik yang sering kali menginfeksi [Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]
Ini akan sangat membantu