Senyawa Aromatis: Pengertian, Syarat, Contoh dan Latihan [Lengkap]

Tahukah kamu apa itu senyawa aromatis? Pada beberapa kesempatan, kamu pasti pernah mendengar istilah ‘Senyawa Aromatis’. Namun, Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar istilah tersebut? J

Kamu pasti tahu ayam geprek. Makanan berbahan ayam goreng yang ditumbuk dengan cabai ini telah menjadi makanan favorit di masyarakat. Kalau kamu tau, Capsaicin merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas rasa pedas yang kamu rasakan. Senyawa ini akan menghasilkan sensasi terbakar saat bersentuhan dengan mulut atau kulit. Capsaicin merupakan salah satu contoh dari senyawa aromatik.

Tahukah kamu apa itu senyawa aromatis? Pada beberapa kesempatan, kamu pasti pernah mendengar istilah ‘Senyawa Aromatis’. Namun, Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar istilah tersebut? Jika kamu berfikir bahwa senyawa aromatis adalah senyawa yang menimbulkan aroma, bau atau rasa yang khas, nampaknya kamu harus mempelajari materi ini. Memang, capsaicin memiliki bau dan rasa yang khas, namun itu bukanlah penyebab mengapa senyawa ini termasuk dalam senyawa aromatis.

Meskipun banyak senyawa aromatik memiliki aroma, kata “aromatis” mengacu pada jenis senyawa organik tertentu dalam kimia, bukan pada molekul dengan aroma.

Pengertian Senyawa Aromatis

Dalam kimia organik, senyawa aromatik adalah suatu jenis senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik, Planar, Memiliki elektron pada orbital p terkonjugasi dan Memenuhi Aturan Hückel. Olehkarena itu, senyawa ini sering juga disebut sebagai hidrokarbon aromatik atau Arena (Arene).

Senyawa Aromatis termasuk dalam senyawa siklik tak jenuh yang memiliki sifat kimia yang sangat berbeda dari alkena terkonjugasi (poliena) sehingga senyawa ini digolongkan sebagai kelas hidrokarbon yang terpisah dengan alkena.

Persyaratan Senyawa Aromatis

Kebanyakan senyawa aromatik mengandung cincin benzena atau struktur terkait. Beberapa kriteria umum yang telah disebutkan harus dipenuhi jika suatu molekul ingin bersifat aromatik.  Diantaranya:

1) Molekul haruslah berbentuk siklik

Berbentuk siklik artinya molekul tersebut memiliki struktur yang melingkar.

Agar suatu senyawa menjadi aromatis, setiap orbital p harus tumpang tindih (overlap) dengan orbital p atom yang berdekatan. Orbital p pada keenam karbon benzena terus menerus tumpang tindih, sehingga benzena bersifat aromatik. Sedangkan 1,3,5-heksatriena memiliki enam orbital p juga, tetapi dua di karbon terminal (paling ujung) tidak dapat tumpang tindih satu sama lain, sehingga 1,3,5-heksatriena tidak melingkar (siklik) dan tidak aromatik.

2) Molekul haruslah berbentuk planar

Berbentuk Planar artinya molekul tersebut memiliki struktur yang datar dan tidak ada lengkungan sama sekali. Karena semua orbital p yang berdekatan harus disejajarkan sehingga kerapatan elektron π dapat terdelokalisasi.

Molekul Benzena selain bersifat siklik, juga memiliki sifat planar yaitu strukturnya yang datar sehingga memudahkan elektron p untuk terdelokalisasi dengan mudah. Sebagai pembanding, perhatikan senyawa siklooktatetraena dibawah ini,

Senyawa siklooktatetraena walaupun memiliki struktur siklik, namun senyawa ini tidak bersifat planar. Alhasil, elektron p pada ikatan π tidak dapat mengalami overlap dan tidak dapat terdelokalisasi.

3) Molekul haruslah terkonjugasi sempurna

Suatu senyawa aromatis harus memiliki elektron orbital p pada setiap atomnya. Sebagai gambaran, perhatikan gambar dibawah ini:

Seluruh atom C pada senyawa Benzena memiliki elektron pada orbital p, hal tersebut ditunjukan oleh ikatan rangkap yang merata. Sedangkan, senyawa 1,3-sikloheksadiena dan 1,3,5-sikloheptatriena memiliki satu atom karbon yang tidak memiliki orbital p sebagaimana ditunjukan pada gambar, sehingga tidak terkonjugasi sepenuhnya dan karena itulah kedua senyawa ini tidak aromatis.

4) Molekul haruslah memenuhi Aturan Hückel

Aturan Hückel adalah sekumpulan algoritma yang menggabungkan jumlah elektron π (N) dan struktur fisik sistem cincin untuk menentukan apakah molekul tersebut aromatik, antiaromatik, atau nonaromatik.

Baca juga: Minyak Atsiri: Proses Produksi melalui Metode Teknologi Inovasi (warstek.com)

Referensi

  • Smith, J. G. (2011). Organic chemistry. New York, NY: McGraw-Hill.
  • John D. Robert and Marjorie C. Caserio (1977) Basic Principles of Organic Chemistry, second edition. W. A. Benjamin, Inc. , Menlo Park, CA.
  • Robert J. Ouellette, J. David Rawn, in Principles of Organic Chemistry, 2015

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top