Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon Sp) Bermerk, Sangat Efektif Terhadap Kematian Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis)

Oleh: Meri, SKM., M. Imun Pediculus humanus capitis atau kutu kepala manusia merupakan parasit yang menginfeksi kulit kepala dan rambut manusia. […]

Oleh: Meri, SKM., M. Imun

Pediculus humanus capitis atau kutu kepala manusia merupakan parasit yang menginfeksi kulit kepala dan rambut manusia. Penyakit yang diakibatkan kutu ini dikenal sebagai Pedikulosis Kapitis,[1] yang biasanya menyerang anak-anak sekolah dasar[2]  

Gambar 1. Rambut yang terinfeksi Pediculus humanus capitis [3]

Penyakit ini dapat menular karena adanya kontak langsung maupun tidak langsung, seperti melalui penggunaan sisir, topi, tempat tidur, pakaian  dan handuk secara bersamaan [4]. Kejadian  pedikulosis pada beberapa negara telah dilaporkan yaitu di Korea 4,1%[5], Bangkok dan Thailand  23,32% [6]. Secara umum, di Indonesia belum ditemukan data mengenai angka kejadian  seluruh anak usia sekolah yang menderita pedikulosis kapitis (PK), namun ada salah satu contoh penelitian di Surakarta bahwa salah satu pondok Pesantren, santri  yang berusia 11-13 tahun terdapat 72,1% telah terinfeksi  kutu kepala[7].

Upaya pengobatan pedikulosis dapat menggunakan produk kimia sintetik yang biasa digunakan yaitu permethrin, lindane, pyrethrin, dan malathion[8][9] Namun penggunaan produk-produk kimia sintetik tersebut dapat menimbulkan efek samping, sehingga tidak efektif bahkan menimbulkan resistensi (ketidakpekaan) bila tidak dilakukan secara cermat[9]. Untuk menanggulangi dampak negatif akibat penggunaan pedikulosida sintetik yaitu dengan menggunakan pedikulosida (pembasmi kutu) alami.

Bahan alami yang dipakai yaitu minyak atsiri atau Essential Oil. Minyak atsiri ini dijadikan sebagai alternatif  bahan kontrol serangga karena kaya akan senyawa bioaktif [10]. Salah satu contoh minyak atsiri tersebut adalah minyak sereh wangi. Minyak sereh wangi atau dikenal dengan sebutan Citronela Oil merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai anti kutu kepala, serta dapat dimanfaatkan untuk mengusir serangga karena di dalamnya terdapat kandungan sitronelal dan geraniol[11] yang berfungsi untuk menarik atau mengusir  serangga [12]. Mengingat bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam produk minyak sereh wangi, maka peneliti melakukan uji efektifitas beberapa merk minyak sereh wangi terhadap kematian  kutu kepala.

Gambar 2. Tanaman Sereh Wangi[13]

Peneliti menggunakan alat-alat laboratorium yang sangat sederhana yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, stopwatch, alat tulis, label, spatula, sisir serit, pipet ukur dan bulp/penyedot cairan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah minyak sereh wangi (merk “A”, “B” dan “C”), aquadest, pembasmi kutu sintetis (pedikulosida) merk “X”, kertas saring, vaniline, H2SO4 pekat, kutu kepala dan alkohol 80%.

Peneliti melakukan uji terhadap minyak sereh wangi dengan berbagai merk yang diambil dari hasil survey nilai jual terbanyak di beberapa apotek, di kota Tasikmalaya. Sampel kutu kepala, kemudian dikumpulkan dari beberapa anak perempuan yang terinfeksi pedikulosis di kampung Cicantel Kota Tasikmalaya, dengan ciri-ciri kutu kepala (Pediculus humanus capitis) tubuh berukuran 1-3 mm, kepala berbentuk segitiga, sepasang antena dengan lima ruas, berwarna abu kehitaman, dan mulut berbentuk tusuk isap. Bagian perut dengan 9 ruas dan dengan dada 3 segmen yang bersatu. Kutu jantan memiliki ujung ekor berbentuk huruf “V” sedangkan ujung ekor betina berbentuk huruf “V” namun terbalik (gambar 3). Ukuran tubuh kutu jantan 2 mm dan betina 3 mm.

                                                      Gambar 3. Kutu Kepala Manusia dengan Jenis Kelamin Jantan dan Betina[7]

Tahap Pengujian dilakukan dengan mepersiapakan alat dan bahan yang digunakan. Kertas saring berbentuk lingkaran dimasukan kedalam cawan petri.  Kemudian dimasukan minyak sereh wangi sebanyak 0,5 mL, pastikan tersebar secara merata. Kemudian dimasukan 2 ekor kutu kepala dengan jenis kelamin jantan dan betina pada cawan petri lalu ditutup. Pengamatan dilakukan pada lima menit pertama, kemudian diperiksa setiap 5 menit selama 2 jam. Prosedur tersebut dilakukan pada masing -masing sampel minyak sereh dari berbagai merk yang berbeda dengan 5 kali pengulangan (Gambar 4). Pada kontrol negatif, gunakan aquadest, sedangkan kontrol positif (Gambar 5b), menggunakan bahan sintetis pembasmi kutu atau pedikulosida merk “X”.

Hasil efektifitas diperoleh dari perbandingan waktu dengan hasil pedikulosida merk “X”[11][14] dan dapat dilihat pada table 1 dan grafik 1.

          

Tabel 1. Hasil Uji Efektifitas Minyak Sereh Wangi terhadap Kutu Kepala[15]

                                           Grafik 1. Hasil penelitian Minyak Sereh Wangi Berbagai Merk Terhadap Mortalitas/Kematian Kutu Kepala[15]

Penelitian minyak sereh wangi terhadap kematian kutu kepala manusia, dapat dikatakan berahasil membunuh kutu kepala dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan kontrol positif yaitu 6-10 menit, jika dibandingkan dengan kontrol positif yang memiliki kemampuan membunuh kutu dalam waktu 2 jam 53 menit.

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa minyak sereh wangi dapat membunuh kutu kepala dewasa dengan waktu yang cukup cepat. Hal ini dikarenakan zat aktif sitronelal yang terkandung dalam minyak sereh wangi bersifat membunuh serangga atau insektisidal. Mekanisme sitronelal dalam membunuh kutu yaitu pada kemampuannya yang bersifat racun desiscant. Racun akan membuat tubuh serangga kehilangan cairan terus-menerus, sehingga serangga mati kekeringan. Hal tersebut disebabkan karena tidak teratasinya penguapan air di dalam tubuh serangga akibat terleburnya lapisan lemak/lilin pada tubuh serangga oleh zat aktif sitronelal [14]

Racun tersebut masuk melalui kontak dengan kulit atau masuk melalui eksoskelet (kerangka keras pada bagian luar organisme) ke dalam badan serangga dengan perantara tarsus (jari-jari kaki) pada waktu istirahat dipermukaan yang   mengandung sisa bahan atau  residu      insektisida [16] Selain sitronelal, senyawa penyusun minyak sereh wangi yang lain ialah geraniol. Geraniol merupakan monoterpenoid dan alkohol yang tidak berwarna (jernih), tidak larut dalam air dan memiliki bau seperti mawar. Geraniol digunakan luas dalam industri parfum terutama untuk memberikan citra aroma mawar, selain itu juga digunakan dalam industri sampo, sabun dan industri wewangian lainnya [17].

Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam membunuh kutu kepala dewasa, minyak sereh wangi Merk “A” memberikan hasil dengan waktu tercepat dengan  rata-rata waktu 6 menit 1 detik. Sedangkan Merk “B” mempunyai hasil rata-rata 7 menit 30 detik dan Merk “C” 10 menit 3 detik. Hal ini dikarenakan Merk A  memiliki aroma yang lebih tajam dibandingkan dengan kedua merk minyak sereh lainnya, meskipun dengan kadar minyak sereh yang lebih rendah dari merk minyak sereh lainnya yaitu sebesar 85% dan komposisi lain 15% yang tidak dapat disebutkan oleh perusahaan.

Pengaplikasian minyak ini pada rambut sebaiknya dicampurkan dengan carrier oil seperti minyak kelapa. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek panas maupun sensitivitas kulit yang ditimbulkan dan minyak kelapa juga dapat menghambat penguapan zat sitronelal yang terkandung dalam minyak sereh[18]

Demikianlah uraian mengenai kemampuan minyak sereh wangi (Cymbopogon sp) bermerek, yang sangat efektif terhadap kematian kutu kepala (Pediculus humanus capitis). Semoga dapat bermanfaat.

Daftar Pustaka

[1]      N. Akib, Y. Sabilu, and A. faizal Fachlevy, “Studi Epidemiologi Penyakit Pedikulosis Kapitis Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 08 Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016,” pp. 34–35, 2016.

[2]      H. Kassiri, M.-H. Feizhaddad, and M. Abdehpanah, “Morbidity, surveillance and epidemiology of scorpion sting, cutaneous leishmaniasis and pediculosis capitis in Bandar-mahshahr County, Southwestern Iran,” J. Acute Dis., vol. 3, no. 3, pp. 194–200, 2014.

[3]      B. A. Rukke, T. Birkemoe, A. Soleng, H. H. Lindstedt, and P. Ottesen, “Head lice prevalence among households in Norway: Importance of spatial variables and individual and household characteristics,” Parasitology, vol. 138, no. 10, pp. 1296–1304, 2011.

[4]      K. Irianto, Parasitologi ;Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia. Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2009.

[5]      J.-M. Oh et al., “Prevalence of pediculosis capitis among Korean children,” Parasitol. Res., vol. 107, no. 6, pp. 1415–1419, 2010.

[6]      W. R. M. Soonwera, “Epidemiology of pediculosis capitis among schoolchildren in the eastern area of Bangkok, Thailand,” Asian Pac. J. Trop. Biomed., vol. 2, no. 11, pp. 901–904, 2012.

[7]      A. N. Ansyah, “Hubungan Antara Personal Hygiene Dengan Angka Kejadian Pediculosis Capitis Pada Santri Putri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.” 2013.

[8]      I. F. Burgess, C. M. Brown, S. Peock, and J. Kaufman, “Head lice resistant to pyrethroid insecticides in Britain,” Bmj, vol. 311, no. 7007, p. 752, 1995.

[9]      K. N. Jones and J. C. English, “Review of common therapeutic options in the United States for the treatment of pediculosis capitis.,” Clin. Infect. Dis., vol. 36, no. 11, pp. 1355–61, 2003.

[10]    M. B Isman, “Plant essential oils for pest and disease management,” Crop Prot., vol. 19, no. 8–10, pp. 603–608, 2000.

[11]    Y.-C. Yang, H.-S. Lee, J. M. Clark, and Y.-J. Ahn, “Insecticidal Activity of Plant Essential Oils Against Pediculus humanus capitis (Anoplura: Pediculidae),” J. Med. Entomol., vol. 41, no. 4, pp. 699–704, 2004.

[12]    E.J. Michael Lean, Ilmu Pangan, Gizi dan Kesehatan, VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

[13]    Idawanni, Serai Wangi, Tanaman Penghasil Atsiri Yang Potensial. Aceh: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), 2016.

[14]    D. Peti Virgianti and L. A. Rahmah, “Efektifitas Beberapa Merk Minyak Kayu Putih Terhadap Mortalitas Pediculus humanus capitis Secara In vitro,” J. Kesehat. Bakti Tunas Husada, vol. 15, 2016.

[15]    Meri and M. Laraswati, “Efektivitas Beberapa Merk Minyak Sereh Wangi,” J. Kesehat. Bakti Tunas Husada, vol. 17, no. 2, pp. 448–455, 2017.

[16]    R. Safar, Parasitologi Kedokteran: Protozologi, Entomologi, dan Helminthologi,. Bandung: CV YRAMA WIDYA, 2010.

[17]    T. S. Julianto, Minyak Atsiri Bunga Indonesia, Ke-1. Yogyakarta: Deepublish, 2016.

[18]    A. Agusta, Minyak atsiri tumbuhan tropika Indonesia. Bandung: ITB, 2000.

1 thought on “Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon Sp) Bermerk, Sangat Efektif Terhadap Kematian Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis)”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top