Sinar Matahari yang Menggelegar: Letusan Matahari Aktif Tertangkap dalam Gambar Menakjubkan

Pada Februari 2024, seorang astrofotografer berhasil menangkap gambar yang luar biasa dari dinding plasma yang terbakar di permukaan Matahari, yang […]

Pada Februari 2024, seorang astrofotografer berhasil menangkap gambar yang luar biasa dari dinding plasma yang terbakar di permukaan Matahari, yang panjangnya mencapai sekitar 200 ribu kilometer. Gambar menakjubkan ini diambil oleh Eduardo Schaberger Poupeau, seorang astrofotografer berusia 51 tahun asal Argentina. Dalam foto yang diambil pada 18 Februari itu, ia berhasil memotret gas panas yang menyala-nyala keluar dari permukaan Matahari, membentuk api besar yang menjulang tinggi ke luar angkasa. Fenomena ini menunjukkan kekuatan luar biasa dari aktivitas Matahari yang dapat terlihat dalam bentuk api plasma raksasa, memberikan wawasan baru tentang dinamika Matahari dan pengaruhnya terhadap ruang angkasa di sekitarnya.

Poupeau menggambarkan fenomena ini sebagai kejadian yang sangat luar biasa dan jarang terjadi, di mana plasma Matahari—sejenis gas panas terionisasi yang terdiri dari partikel bermuatan tinggi—’menjulur’ sangat jauh dari permukaan Matahari, mencapai lebih dari 200 ribu kilometer di atas kutub selatan Matahari. Plasma ini terdiri dari partikel-partikel yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, menciptakan fenomena dramatis yang dapat terlihat jelas, seperti yang terekam dalam gambar ini. Kejadian seperti ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aktivitas dan perilaku dinamis yang terjadi di permukaan Matahari, yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga penting untuk mempelajari bagaimana Matahari mempengaruhi lingkungan luar angkasa, termasuk dampaknya pada Bumi dan sistem tata surya kita.

Baca juga artikel tentang: Rekor Baru! Parker Solar Probe Wahana Paling Dekat dengan Matahari dalam Sejarah

“Peristiwa ini sangat langka, karena sebagian besar fenomena seperti ini biasanya terjadi di sekitar ekuator Matahari,” kata Eduardo Schaberger Poupeau, seperti yang dikutip dari The Sun.

Eduardo menjelaskan bahwa kolom plasma yang berhasil ia tangkap begitu besar, sehingga ia harus memutar kameranya agar seluruh kolom bisa terabadikan dengan baik. Meskipun begitu, ia tetap perlu menyesuaikan orientasi gambar untuk memastikan hasilnya tetap akurat dan representatif.

Mengambil gambar tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah, dan Eduardo mengakui bahwa itu adalah tantangan besar. “Selain harus menghadapi suhu yang sangat panas selama musim panas, saya juga harus menghadapi turbulensi udara yang cukup kuat, serta seringnya awan yang menutupi pandangan saya,” katanya. Ini menunjukkan betapa sulitnya mendapatkan gambar seperti itu, karena kondisi cuaca yang tidak selalu mendukung, serta pergerakan udara yang bisa mengganggu kualitas foto yang diambil. Proses ini memerlukan kesabaran dan keterampilan tingkat tinggi untuk dapat menangkap fenomena alam yang luar biasa tersebut dengan jelas.

Penjelasan ini menggambarkan betapa sulitnya memotret fenomena luar angkasa, yang melibatkan faktor cuaca ekstrem dan kondisi atmosfer yang bisa mengganggu proses pengambilan gambar.

“Namun, meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, hasil yang didapat benar-benar luar biasa dan jelas sepadan dengan usaha yang telah dikeluarkan,” ujar Eduardo.

Eduardo menjelaskan bahwa kesulitan utama dalam mengambil gambar resolusi tinggi adalah turbulensi atmosfer. Fenomena ini menyebabkan gambar menjadi ‘bergetar’ dan kadang terlihat seperti ‘mendidih’. “Turbulensi ini semakin terasa saat mencoba memotret Matahari, karena bukan hanya permukaan Matahari yang memanaskan udara di sekitarnya, tetapi juga berbagai lapisan udara yang bergerak ke atas seiring dengan perubahan posisi Matahari di cakrawala,” tambahnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Eduardo menggunakan teknik khusus yang disebut “Lucky Imaging.” Teknik ini melibatkan pengambilan serangkaian video dengan banyak bingkai gambar, dengan harapan bisa menangkap momen-momen stabil di antara gangguan atmosfer. Setelah itu, dia menggabungkan sekitar 70 hingga 100 bingkai ini untuk mengurangi gangguan digital atau “noise” pada gambar yang dihasilkan.

Gambar yang luar biasa ini bukan hanya hasil dari keterampilan teknis Eduardo sebagai seorang astrofotografer, tetapi juga mencerminkan rasa penasaran dan ketertarikannya yang mendalam terhadap alam semesta. Sejak masa kecil, ia sudah sering menghabiskan waktu untuk merenung tentang langit malam dan membayangkan keajaiban-keajaiban yang tersembunyi di antara bintang-bintang. “Saya tumbuh dengan sering melihat langit malam, berpikir tentang segala hal menakjubkan yang mungkin ada di luar sana,” ujarnya. Ketertarikan ini mengarahkannya untuk mengeksplorasi dan mengabadikan keindahan alam semesta melalui kamera, mengungkapkan betapa besar rasa ingin tahunya terhadap segala yang ada di luar Bumi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi cara dia melihat dunia.

Bagi para astrofotografer, pekerjaan mereka merupakan sebuah kehormatan, karena mereka memiliki kesempatan untuk menangkap dan mengabadikan keindahan serta keajaiban yang ada di Tata Surya menggunakan peralatan yang mereka miliki. “Setiap kali saya mengambil foto, itu adalah kesempatan untuk merasakan kebesaran alam semesta, di mana saya bisa melihat bintik-bintik besar di permukaan Matahari, filamen yang bergerak, serta api plasma yang menjulang tinggi, semuanya memperlihatkan keindahan dan kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh Matahari,” kata Eduardo. Bagi astrofotografer, ini bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan pengalaman yang sangat mendalam dan penuh kekaguman, karena mereka bisa menyaksikan langsung fenomena alam yang jarang terlihat oleh banyak orang dan kemudian membagikannya kepada dunia.

Baca juga artikel tentang: Berapa Lama Matahari Akan Hidup? Jawaban Ilmiah Tentang Kehancurannya

REFERENSI:

Allhusen, Olivia. 2024. Mind-bending rare space pics show 200,000km-high wall of plasma erupting from 5,600C surface of the Sun. The Sun: https://www.thesun.co.uk/tech/26194508/rare-space-pics-show-plasma-erupting/ diakses pada tanggal 28 Februari 2025.

Chouliaras, Georgios & Archontis, V. 2025. Magnetic flux emergence and solar eruptions in partially ionized plasmas. The Astrophysical Journal 979 (1), 53.

Kusserow, Ulrich von & Marsch, Eckart. 2025. The Magnetic Solar System: Solar Eruptions, Solar Winds and Space Weather. Springer Berlin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top