Sindrom Alice In Wonderland: Satu Langkah Lebih Dekat Menuju Penyelesaiannya

Pemahaman ilmiah tentang suatu gangguan langka yang misterius yang dikenal sebagai sindrom Alice In Wonderland telah mengalami kemajuan berkat sebuah penelitian yang mengidentifikasi sirkuit otak yang terlibat dalam kondisi tersebut. Gangguan ini menyebabkan orang yang mengalaminya melihat tubuhnya, tubuh orang lain, atau objek sebagai terlalu besar atau terlalu kecil.

blank

Pemahaman ilmiah tentang suatu gangguan langka yang misterius yang dikenal sebagai sindrom Alice In Wonderland telah mengalami kemajuan berkat sebuah penelitian yang mengidentifikasi sirkuit otak yang terlibat dalam kondisi tersebut. Gangguan ini menyebabkan orang yang mengalaminya melihat tubuhnya, tubuh orang lain, atau objek sebagai terlalu besar atau terlalu kecil.

Dalam cerita Alice In Wonderland karya Lewis Carroll, tokoh utama mengalami serangkaian peristiwa yang memberikan nama pada sindrom ini. Ini adalah fenomena yang sangat jarang terjadi, dengan hanya sekitar 170 kasus yang tercatat dalam literatur medis. Penyebab pasti dari sindrom ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi sering kali dipicu oleh migrain, dan dalam beberapa kasus disebabkan oleh kerusakan otak atau tumor.

Studi terbaru menggunakan teknik pemetaan jaringan lesi pada otak dari 37 orang dengan sindrom ini. Mereka menemukan bahwa meskipun lokasi kerusakan otak bervariasi, sebagian besar terhubung ke dua wilayah otak: satu yang terlibat dalam pengolahan visual tubuh dan bagian-bagian tubuhnya, dan satu lagi yang terlibat dalam penentuan ukuran objek. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana otak terlibat dalam sindrom Alice In Wonderland.

blank
Lesi yang menyebabkan Sindrom Alice In Wonderland (AIWS) memiliki variasi yang beragam secara neuroanatomis dan klinis.
(A) Ilustrasi menunjukkan Alice yang melihat tubuhnya sendiri membesar, termasuk kepala yang terlalu besar.
(B) Lokasi lesi yang terkait dengan AIWS-Self, yaitu distorsi perseptual terkait dengan tubuh sendiri (ditandai dengan warna merah, menunjukkan 3 dari 6 kasus).
(C) Ilustrasi menampilkan Alice yang melihat tokoh lain dengan proporsi tubuh yang sangat berubah.
(D) Lokasi lesi yang terkait dengan AIWS-Other (ditandai dengan warna merah, menunjukkan 3 dari 29 kasus), yaitu distorsi perseptual terkait dengan tubuh dan objek di sekitar. Lesi digambarkan dengan konvensi radiologi (R = kanan). Ilustrasi asli oleh Sir John Tenniel (1865), domain publik, didistribusikan melalui proyek Gutenberg.

Meskipun demikian, studi ini memiliki keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil. Namun, hasilnya memberikan harapan bahwa dengan pemahaman yang lebih baik tentang sirkuit otak yang terlibat, diagnosis dan pengobatan untuk sindrom ini dapat menjadi lebih akurat di masa depan.

Referensi :

[1] https://www.iflscience.com/mystery-brain-condition-alice-in-wonderland-syndrome-may-be-one-step-closer-to-being-solved-72741 diakses pada 25 Februari 2024

[2] Maximilian U. Friedrich, Elijah C. Baughan, Isaiah Kletenik, Ellen Younger, Charlie W. Zhao, Calvin Howard, Michael A. Ferguson, Amalie Chen, Daniel Zeller, Claudia Piervincenzi, Silvia Tommasin, Patrizia Pantano, Olaf Blanke, Sashank Prasad, Jared A. Nielsen, Michael D. Fox. Lesions causing Alice in Wonderland Syndrome map to a common brain network linking body and size perception. medRxiv, 2024; DOI: 10.1101/2024.01.17.24301332

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.