Sindrom Buerger, atau dikenal sebagai Thromboangiitis Obliterans (TAO), adalah penyakit inflamasi segmental yang menyerang arteri kecil hingga menengah, vena, dan saraf pada ekstremitas. Penyakit ini terutama terjadi pada pria muda, sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, dan lebih umum terjadi di wilayah Asia Tenggara, Timur Tengah, serta wilayah lain dengan prevalensi merokok yang tinggi. Meski kejadiannya jarang ditemukan daripada penyakit vaskular lain, Sindrom Buerger tetap menjadi tantangan bagi dunia medis dalam hal diagnostik dan terapeutik.
Epidemiologi dan Etiologi
Sindrom Buerger telah memengaruhi sekitar 12,6–20 kasus per 100.000 orang di Amerika Serikat. Insidensi ini lebih tinggi pada pria daripada wanita dengan rasio 3:1. Namun, peningkatan prevalensi merokok di kalangan wanita ternyata menyebabkan insidensi yang meningkat pada kelompok ini. Meski etiologinya belum diketahui pasti, penggunaan atau paparan tembakau menjadi faktor pemicu utama kejadian ini. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa komponen tembakau dapat memicu reaksi autoimun yang menyebabkan inflamasi vaskular.
Penyebab Sindrom dan Faktor Risiko
Meskipun penyebab pasti Sindrom Buerger masih belum sepenuhnya dipahami, hubungan yang eratnya dengan merokok tidak dapat disangkal. Hampir semua kasus yang terdiagnosa, terjadi pada individu yang mengonsumsi tembakau secara aktif. Kandungan kimiawi dalam tembakau diperkirakan memicu iritasi dan peradangan pada pembuluh darah, yang kemudian memengaruhi aliran darah secara signifikan. Tanpa tindakan pencegahan, penyakit ini cenderung berkembang lebih lanjut, menyebabkan komplikasi yang parah.
Gejala Sindrom Buerger

Sumber: Jorge, et al. 2011. Buerger’s disease (Thromboangiitis obliterans): a diagnostic challenge. BMJ Case Rep; 2011:bcr0820114621. doi: 10.1136/bcr.08.2011.4621. PMID: 22679237; PMCID: PMC3176380.
Gejala utama dari Sindrom Buerger meliputi:
- Nyeri di tangan atau kaki yang memburuk saat beraktivitas.
- Warna kulit yang berubah pada jari tangan atau kaki, menjadi pucat, merah, atau kebiruan.
- Luka atau borok kecil yang sulit sembuh pada jari tangan atau kaki.
- Sensasi dingin atau kesemutan di ekstremitas.
Gangguan aliran darah yang signifikan dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen, yang pada tahap lanjut bisa memerlukan tindakan amputasi.
Baca juga: https://warstek.com/rokok-filter/
Hubungan dengan Merokok
Penggunaan tembakau menjadi faktor kunci dalam perkembangan dan progresi penyakit ini. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan konsumsi tembakau dalam jumlah kecil, seperti satu atau dua batang rokok per hari atau penggunaan produk tembakau lainnya, sudah cukup untuk mempertahankan faktor pemicu berkembangnya penyakit ini. Berhenti merokok adalah langkah paling penting yang terbukti menghentikan perkembangan Sindrom Buerger.
Manifestasi Klinis Sindrom Buerger
Sindrom ini sering kali dimulai dengan gejala iskemia pada arteri kecil distal, seperti nyeri, ulkus, atau gangren pada jari-jari tangan dan kaki. Fitur khas lain termasuk thrombophlebitis migrans, dimana peradangan vena superfisial berpindah-pindah. Pada beberapa kasus, pasien juga mengalami arthritis migrasi pada sendi besar yang dapat mendahului diagnosis TAO hingga satu dekade. Penyakit ini dapat berkembang hingga melibatkan arteri proksimal dan, dalam kasus langka, organ lain seperti jantung, otak, atau ginjal.
Diagnosis Sindrom
Diagnosa TAO adalah tantangan yang memerlukan pendekatan multidisiplin. Olin’s Criteria (2000) digunakan sebagai panduan diagnostik. Kriteria ini meliputi usia di bawah 45 tahun, riwayat penggunaan tembakau, iskemia distal yang terkonfirmasi, serta eksklusi kondisi lain seperti diabetes, penyakit autoimun, dan kelainan koagulasi. Hasil angiografi menunjukkan oklusi arteri distal dengan pembuluh kolateral berbentuk spiral yang khas.
Histopatologi mungkin dapat membantu dalam diagnosis sindrom ini, meskipun jarang dilakukan. Lesi pada fase akut menunjukkan trombus dengan infiltrasi sel radang dan granuloma sel raksasa di tepi trombus. Arsitektur dinding pembuluh tetap utuh, membedakannya dari aterosklerosis dan vaskulitis sistemik.
Pencegahan dan Pengobatan
Saat ini, tidak ada obat definitif untuk Sindrom Buerger. Penghentian total semua bentuk penggunaan tembakau adalah cara paling efektif untuk mencegah perkembangan lebih lanjut. Beberapa strategi pengobatan lain, termasuk pengelolaan nyeri dan upaya untuk meningkatkan sirkulasi darah, mungkin direkomendasikan untuk membantu pasien mengelola gejala. Dalam kasus gangren yang parah, amputasi menjadi langkah terakhir untuk menyelamatkan bagian tubuh lainnya.
Terapi dan Prognosis
Hingga saat ini, tidak ada terapi definitif untuk Sindrom Buerger. Penghentian total penggunaan tembakau adalah satu-satunya strategi yang terbukti mencegah progresi penyakit. Bahkan, konsumsi minimal seperti satu atau dua batang rokok per hari atau penggunaan pengganti nikotin dapat mempertahankan aktivitas penyakit.
Pilihan pengobatan lainnya meliputi:
- Iloprost Intravenous: Prostaglandin ini efektif mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan ulkus, dan menurunkan tingkat amputasi.
- Vasodilator dan Obat Antikoagulan: Digunakan meski bukti klinis manfaatnya masih terbatas.
- Terapi Eksperimental: Meliputi antagonis reseptor endotelin-1 seperti bosentan dan terapi berbasis sel seperti transplantasi sel induk untuk merangsang angiogenesis pada ekstremitas iskemik.
Amputasi dilakukan jika gangren telah berkembang dengan demarkasi yang jelas. Simpatektomi dapat membantu meningkatkan sirkulasi kolateral dan penyembuhan ulkus pada kasus tertentu.
Pendekatan Masa Depan
Kemajuan dalam terapi berbasis gen dan sel dapat memberikan harapan baru bagi penyembuhan sindrom ini. Penanaman sel induk mononuklear sumsum tulang atau sel punca mesenkimal dari darah tali pusat dapat meningkatkan pembentukan kolateral baru, mengurangi nyeri, dan memulihkan fungsi ekstremitas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas terapi ini dalam populasi luas.
Sindrom Buerger adalah penyakit langka tetapi memberikan dampak signifikan bagi penderitanya, sehingga kejadiannya tentu memerlukan perhatian medis khusus. Diagnosisnya membutuhkan pendekatan komprehensif untuk mengeksklusi kondisi lain, sementara terapi utamanya adalah penghentian total penggunaan tembakau. Dengan munculnya terapi baru, termasuk pendekatan berbasis gen dan sel, pengelolaan Sindrom Buerger di masa depan memiliki potensi untuk lebih efektif. Meskipun demikian, menghindari konsumsi tembakau tentu dapat menjadi satu bentuk investasi terbaik dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Referensi
Jorge, et al. 2011. Buerger’s disease (Thromboangiitis obliterans): a diagnostic challenge. BMJ Case Rep; 2011:bcr0820114621. doi: 10.1136/bcr.08.2011.4621. PMID: 22679237; PMCID: PMC3176380. Diakses pada 19 Januari 2025 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3176380
CDC. 2023. Smoking and Buerger’s Disease. Diakses pada 19 Januari 2025 dari https://www.cdc.gov/tobacco/campaign/tips/diseases/buergers-disease.html