Mungkin tak banyak orang mengerti tentang sosok fenomenal di belakang layar Smadav. Ya salah satu aplikasi antivirus yang penggunanya bahkan mencapai ribuan orang baik dari dalam maupun luar negeri ternyata merupakan mahakarya dari lulusan mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Tidak seperti yang kita kira. Smadav rupanya mampu mendunia. Siapa lagi sosok itu kalau bukan Zainudin Nafarin. Pelan-pelan ia memulai kisah suksesnya. Pria asal Banjar, Kalimantan Selatan ini memang sejak lama hobi mengutak-atik komputer, bahkan yang lebih mantap lagi, ia dapat membuat program komputer.
Setelah melakukan hobinya itu. Dengan penuh kesungguhan dan ketekunan, kini ia benar-benar membuahkan hasil yang sungguh gemilang. Tidak butuh waktu berpuluh-puluh tahun, aplikasi antivirus Smadav tersebut berkembang begitu pesat hingga dimanfaatkan oleh ribuan orang Indonesia dan sejumlah negara di dunia.
Zainuddin menciptakan Smadav pada tahun 2006, Smadav dapat tercipta karena awal mulanya (secara tak sengaja) ia mengenal Visual Basic di laboratorium komputer SMAN-2 Palangkaraya pada sekitar pertengahan tahun 2006.[1]
Baca juga: Seorang Siswa dari New Jersey Mampu Membuat Sirkuit Terpadu Secara DIY di Lab Pribadinya
Namanya menjadi populer di jagat maya. Begitu pun dengan aplikasi buatannya tersebut. Sungguh di luar dugaan sebelumnya. Zainudin Nafarin saat masih berkuliah dan sebelum terkenal rupanya telah bekerja di perusahaan asing. Gajinya hanya Rp. 5.000.000 (lima juta) per bulan. Namun, karena pekerjaan tersebut dianggap menyita waktu, maka Zainudin Nafarin membulatkan tekad untuk berwiraswasta dengan mengembangkan produk andalannya, yakni aplikasi antivirus Smadav yang digadang-gadang sebagai antivirus nomor 1 di Indonesia.
Kabarnya, saat ini Zainudin Nafarin mendapatkan omset Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta) per bulan. Sungguh, angka yang cukup fantastis. Jerih payah panjang dan melelahkan terbayar sudah. Proses memang tidak pernah mengkhianati hasil.
“Pada saat saya masih kuliah di UGM, melalui hobi saya ini, saya bekerja di beberapa perusahaan asing dan mendapatkan gaji Rp 5 juta per bulan,” kata Zainudin Nafarin [2]
Di era globalisasi ini, memang sepatutnya kita sadar dan benar-benar “melek” teknologi agar tidak ketinggalan zaman. Maka tak mengherankan jika jebolan UGM ini berharap jika kesuksesannya tersebut mampu menginspirasi generasi-generasi penerus bangsa Indonesia untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Jangan lupa untuk selalu mencintai produk-produk buatan Indonesia. Salah satu caranya dengan memanfaatkan produk buatan negeri sendiri, misalnya aplikasi antivirus Smadav yang merupakan mahakarya anak bangsa. Kalau bukan kita yang menggunakanya, lantas siapa lagi?
Baca juga: Prof. Harith Ahmad – Ilmuan Fotonika Terkemuka di Asia Tenggara
Referensi:
[1] Muhamad Nurdin Fathurrohman. https://blogpenemu.blogspot.co.id/2015/08/zainuddin-nafarin-pencipta-anti-virusl-okal-smadav.html (diakses pada 26 Januari 2018)
[2] Wiranto. https://www.beritaku.co.id/berita-zainudin-pencipta-antivirus-smadav-berpenghasilan-rp30-juta-per-bulan.htm (diakses pada 21 Januari 2018)
Adenar Dirham, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta prodi Manajemen Pendidikan Islam (S1). Karya-karyanya tersiar di beberapa media lokal dan nasional. Buku antologi puisi terbarunya, “Melukis Pelangi” (2017). Di kampusnya, ia mengasuh Komunitas Sastra Goresan Pena. Alamat: Wisma Shinchan, Pedak Baru, Karang Bendo, Banguntapan, Bantul, DIY, 55198. Kontak person bisa melalui No. HP : 083-8959-74402 | Email: adenardirham@gmail.com
saya bangga sekali dengan benda buatan indonesia
respect from me