Ditulis Oleh Shalma Esti Nur Widyasari
Saat ini, banyak sekali ditemukan penyakit. Baik penyakit yang berbahaya maupun penyakit yang tidak berbahaya, baik penyakit yang telah ditemukan obatnya maupun penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, baik penyakit ringan sampai dengan penyakit berat yang dapat merenggut nyawa seseorang dalam waktu singkat.
Salah satu penyakit yang saat ini cukup merenggut pasien, yaitu penyakit radang usus atau yang biasa dikenal dengan Infalammantory Bowel Diseases (IBD) yaitu merupakan penyakit inflamasi saluran cerna yang penyebabnya belum diketahui dengan jelas sampai saat ini. Radang usus juga merupakan suatu penyakit yang cukup mematikan, karena adanya peradangan yang terjadi pada seluruh lapisan dinding usus. Penyakit ini ternyata sifatnya juga hampir sama dengan sel kanker, menyebar ke tempat lain. Yang setelah dipotong, bagian usus lain bisa jadi mengalami peradangan yang sama, mengharuskan usus pasien dipotong lagi dan lagi yang dapat berujung kematian pada pasien tersebut. Secara umum, IBD terdiri dari tiga jenis, yaitu 1kolitis ulseratif atau suatu peradangan kronis yang biasanya terjadi di usus besar yang ditandai dengan luka di dinding usus besar yang mengakibatkan tinja bercampur dengan darah, 2 penyakit Crohn yaitu suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya peradangan pada sistem pencernaan, yang biasanya mempengaruhi usus besar, dapat ditandai dengan diare; demam tinggi karena infeksi; darah dalam tinja; dan lain-lain, 3 indeterminate colitis. Dengan strategi terapi yang sampai saat ini belum juga signifikan untuk mengobati radang usus atau IBD.
Penyakit radang usus ini hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Penanganan dan pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul atau mencegah kambuhnya gejala. Maka dari itu, dengan semakin banyaknya pasien yang terkena usus buntu dan strategi untuk mengobatinya yang tak kunjung ditemukan, tidak ada salahnya menjaga sistem kekebalan tubuh supaya tidak dapat diserang oleh virus, juga meninggalkan rokok, bagi laki-laki khususnya sudah diketahui bahwa merokok bukanlah suatu hal yang baik salah satunya dengan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit crohn, stres juga memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan seperti risiko terkena radang usus, maka dari itu menghindari stres merupakan suatu hal yang harus dilakukan.
Namun, kini terdapat riset dan inovasi salah satu anak bangsa yang dapat membantu pasien radang usus. Sasza Chytara Nabilla namanya, ia merupakan mahasiswi program doktor dari Departemen Material Universitas Oxford. Ia telah menciptakan sebuah inovasi, yaitu bahan yang dapat untuk membantu pasien penderita radang usus. Bahan yang dibuat olehnya yaitu merupakan sebuah implan atau bahan buatan yang ditempelkan pada suatu makhluk yang berasal dari hydrogel, bahan tersebut dapat membuat jaringan baru di usus.
“Hydrogel itu jenis polimer kemudian dia punya jaringan-jaringan di dalamnya, sifatnya itu hidrofilik dan hidropobik” ucap wanita berusia 25 tahun tersebut saat ia ditemui di Universitas Atma Jaya, Jakarta Selatan, pada Rabu (09/01/2019), “Dimasukkan kayak didorong, bentuk jaringan baru, ususnya baru juga. Setelah beberapa waktu dikeluarkan, memanjangkan usus yang sudah ada. Akan membentuk jarngan baru dan usus baru,” tambahnya lagi.
Bahan yang dibuat olehnya semacam lensa kontak atau yang saat ini disebut soft lens, yang nanti akan diimplan di usus penyerapan. Soft lens tersebut nantinya akan mengembang di dalam usus, yang dapat memanjangkan usus sampai dua kali lipat. Produk inovasi penelitian Sasza ini nantinya akan dites pada binatang terlebih dahulu, khususnya tehadap babi. Sasza berharap seluruh sampelnya dapat lulus uji.
“Berharap sih tahun ini atau tahun besok sudah bisa animal testing” harap Sasza.
Ia juga berharap, produk inovasi yang dibuatnya ini nanti dapat membantu Chron’s Disease yang harus dipotong ususnya. Penelitian yang dilakuka Sasza ini juga berkaitan dengan para dokter dan juga farmasi.
“Saya berharap dengan produk saya bisa menyelamatkan orang. Semoga pemerintah Indonesia juga mensupport,” tandasnya.
Inovasi Sasza ini sangat dapat membantu penderita radang usus khususnya di Indonesia, yang obatnya sendiri belum ditemukan. Produk inovasi ini nantinya akan diterima sangat baik oleh masyarakat dan juga pemerintah, apalagi dengan bahan soft lens yang saat ini sangat populer di kalangan millenial.
Anak bangsa merupakan generasi penerus bangsa, sudah banyak inovasi yang telah diciptakan oleh anak bangsa. Namun inovasi tersebut hanya menumpuk dan tidak ada kejelasan selanjutnya.
Daftar Pustaka
[1] Ariestine Aprillia Dina. 2008. Kolitis Ulsoratif Ditinjau Dari Aspek Etiologi, Klinik dan Patogensa. 1-12.
[2] Colombel Frederic-Jean. Terapi Penyakit Radang Usus (IBD) : Target Baru dan Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi. 1-2.