Pentingnya kuliah daripada gelar sarjana

Ditulis Oleh Muhammad Abdillah Semua orang pasti mengetahui perguruan tinggi, perguruan tinggi adalah tempat yang dipilih oleh pelajar untuk melanjutkan […]

blank

Ditulis Oleh Muhammad Abdillah

blank

Semua orang pasti mengetahui perguruan tinggi, perguruan tinggi adalah tempat yang dipilih oleh pelajar untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Setiap orang pasti ingin masuk perguruan tinggi idaman seperti UI, UGM, ITB dll. Kebanyakan orang ditanya mengapa mereka memilih ingin kuliah disana rata rata sama seperti kampus bergengsi, alumni nya yang terkenal, fasilitasnya yang mendukung, masa depan yang sudah terjamin karena harumnya nama kampus. Bahkan ada jika kalian masuk salah satu kampus disana hampir seluruh keluarga besar kalian bahagia. Atau mungkin bisa (ehem) memprotes gaji 8 juta. Itu semua adalah fitur dari sebuah kampus ternama tak ada salah meminta hal seperti itu.

Namun dibalik itu semua, yang membuat kampus tersebut sulit dimasuki bukanlah hal seperti point point yang disebutkan diatas. Tetapi yang membuat mahal kampus itu adalah nama kampus itu sendiri. Sebuah nama yang telah dibesarkan oleh pendahulu yang sukses dalam menjalani karir mereka membuat kampus tersebut semakin sulit dimasuki. karena nama kampus yang besar itu ia memiliki banyak koneksi baik dari dalam maupun dari luar dari pendahulunya yang sukses. Sering kali kita melihat orang orang banyak yang tertarik jika kalian lulusan dari sana. Bahkan ada beberapa perusahaan yang hanya menerima pekerja dari lulusan lulusan tertentu. Padahal yang paling terpenting dalam sebuah pekerjaan bukanlah hal seperti kampus terkenal dan terakridetasi. Namun skill yang dikuasasi oleh pelajar tersebut yang akan digunakan nanti ketika bekerja dilapangan.

Hal inilah yang sering diabaikan oleh banyak mahasiswa mereka berpikir bahwa jika mereka sudah menjalani perguruan tinggi dan mendapat gelar mereka akan terjamin hidupnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan hidup nyaman. Namun semua itu tidak selalu benar, mempunyai gelar sarjana tidak menjamin bahwa akan mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan.

Hal ini sendiri telah dikonfirmasi oleh perusahaan perusahaan besar seperti google, facebook, tesla, netflix dan perusahaan internasional lainnya. Tim cook mengatakan bahwa hampir setengah pekerja apple di US mereka tidak memiliki gelar sarjana 4 tahun. Ia beralasan karena banyak perguruan tinggi tidak mengajarkan skill yang dibutuhkan para pemimpin kerja mereka seperti coding dan pengenalan ICT. Bahkan alec ross, pakar inovasi amerka dalam bukunya berjudul “industry masa depan” ia mengatakan bahwa sebuah perusahaan tanpa mengenal teknologi akan membawa kepada kehancuran.

Tidak hanya perusahaan internasional, pendiri zenius, sabda PS mengatakan bahwa yang terpenting dalam perpartisipasi dalam sebuah perusahaan ialah skill seperti tata cara berkomunikasi dan berinovasi. bahkan ia mengakui bahwa materi materi yang ia pelajari pada saat kuliah di ITB hanya dipakai sedikit untuk diterapkan. Ini pula terjadi pada teman temannya yang lulusan dari sana.

Cepat atau lambat ini akan menjadi sebuah kebiasaan para pelaku industry karena persaingan global yang menuntutnya apalagi kini indoensia sebentar lagi akan menghadapi era bonus demografi dan era ICT. Dimana skill jauh lebih dituntut daripada teorinya saja. sudah banyak perusahaan terkemuka yang mempekerjakan skill yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas baik ia gelar sarjana atau bukan.

Menurut saya pribadi Kebanyakan Kampus-kampus masih berpatron pada pola konservatif mengajar. Mungkin ada kemajuan yang dibuat. Namun nilai lebih tadi tak lebih melengkapi poin akreditasi KKNI. ini membuat relevansi kebutuhan pekerjaan dan kurikulum perguruan tinggi yang tidak saling melengkapi. tidak hanya itu, banyak dosen yang memiliki individu yang pragmatis dalam bidang ilmunya. Dalam hal ini, apa-apa yang tidak sesuai apa yang dipelajari cukup dinafikan.

Jika hal ini tak pernah dirubah maka perguruan tinggi hanya hanya akan menjadi formalitas saja untuk membanggakan orang tua. Sehinnga banyak mahasiswa mengabaikan materi akademis perkuliahan. Dari banyaknya responden ketika ditanya mengenai lebih penting altif dalam berorganisasi atau mahasiswa berIPK tinggi mereka menjawab, bahwa lebih baik baik menjadi mahasiswa berIPK sedang sedang saja tetapi aktif dalam berkemahasiswaan daripada mahasiswa yang memiliki IPK tinggi tanpa pengalaman berorganisasi.

Hal ini menjadikan bahwa sebuah perguruan tinggi hanyalah seperti tempat berkumpulnya dengan teman teman setara mereka. Tidak heran jika banyak mahasiswa terkadang meninggalkan kuliah mereka. Karena mereka tahu sendiri bahwasannya mencari ilmu tidak perlu pergi ke perkuliahan.

blank

Meski begitu bukan berarti kita harus meninggalakan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sangat penting dalam menjamin pelajarnya untuk menguasai beberapa Teknik tertentu banyak hal seperti Praktik Kerja Lapangan (pkl) dan pengalaman berorganisasi juga mejadi hal yang paling terpenting dalam perguruan tinggi yang kalian tidak bisa dapatkan jika belajar sendiri di rumah. Saya ketika menjadi mahasiswa baru juga mengakui bahwa koneksi saya meningkat drastis semenjak saya menginjak perguruan tinggi. Banyak hal hal baru yang saya temui di perguruan tinggi. Meskipun meningkatkan skill di rumah sendiripun tak kalahnya dengan perkuliahan.

Daftar pustaka:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *