Syubhat Fisika dan Bid’ah Teknologi

“Jangan pelajari Teknik Fisika! Banyak syubhat di dalamnya. Pelajari fisika yang masih murni saja!” Pernyataan koplak di atas tidak mungkin […]

“Jangan pelajari Teknik Fisika! Banyak syubhat di dalamnya. Pelajari fisika yang masih murni saja!”

Pernyataan koplak di atas tidak mungkin pernah keluar dari profesor fisika teori kelas tinggi seperti mendiang Prof. Stephen Hawking atau Allahuyarham Prof. Muhammad Abdussalam, bahkan oleh fanatik terkoplaknya sekalipun. Mana mungkin ada sains tanpa terapan kalau tidak disebut Al ilmu bi la amal alias jarkoni (ujar tok ora nglakoni atau bicara saja tanpa tindakan) kasarnya,“membual tanpa bukti”. Memang tidak semua sains bisa langsung diterapkan seperti pengetahuan gravitasi atau Deret Fourier yang ketika dirumuskan tidak jelas faedahnya, baru berpuluh atau beratus tahun kemudian tersingkap rahasianya.

Fisika termasuk ilmu tua karena muncul seiring interpretasi manusia terhadap alam nyata. Segala sesuatu yang mampu terjangkau penginderaan manusia menjadi titenan (penelitian) yang terus dicari makna dan maksudnya. Berbagai cabang pembelajarannya ditekuni banyak ilmuwan dengan berbagai penalaran dan pemikiran. Namun pencapaian dari satu ilmuwan bisa serupa dengan pencapaian ilmuwan lain sehingga menimbulkan madzhabmadzhab akibat perbedaan “akidah” [1]. 

Sedikit berbeda dengan  pengertian madzhab dan akidah dalam lingkup keilmuan Islam, di mana akidah adalah ilmu yang tidak bisa dikompromi, Sedangkan madzhab sendiri adalah kompromi dalam ilmu fiqh yang memang tidak mungkin tidak, bahkan harus, menimbulkan berbagai ijtihad. [2]

Akidah berasal dari Bahasa Arab, maknanya “dasar”. Kalau dasarnya tidak sama, apa yang dikerjakan seterusnya tidak akan bisa disatukan. Jika mau berganti akidah, harus dikonversi dahulu bukan? Sedangkan madzhab diprakarsai oleh seorang ilmuwan yang ijtihadnya diikuti banyak ilmuwan lain, tentu dengan prasyarat sebagai mujtahid yang luar biasa kompleks. 

Contohnya dalam elektromagnetika, madzhab satuan Gaussian yang berakidah cgs serupa tapi (pastinya) tak persis madzhab Satuan Internasional yang berakidah mks. Madzhab Gaussian diambil dari nama Johannes Carl Friedrich Gauss, penemu kemagnetan kutub bumi yang diabadikan sebagai satuan kepadatan flux magnetik. Dalam madzhab Satuan Internasional, satuan sejenis menggunakan Tesla, dari nama penemu listrik Arus Bolak-Balik Nikola Tesla. Tampaknya tak perlu membuat jurusan perbandingan madzhab atau perbandingan akidah tersebut, bisa-bisa menambah beban belajar dan pengangguran terpelajar.

Perbedaan Madzhab Gaussian yang menggunakan satuan cgs dan Madzhab Satuan Internasional yang menggunakan satuan mks. Buku-buku elektromagnetika terbaru lebih banyak menggunakan satuan mks.

Sumber : https://www.qdusa.com/sitedocs/UnitsChart.pdf

Elektromagnetika terus berkembang dan bisa digabungkan oleh gaya fundamental lainnya, salah satunya setelah disadari Prof. Muhammad Abdussalam bersama Sheldon Glashow dan Steven Weinberg pada 1968 yang merumuskan Electroweak, gabungan Electromagnetic dan Weak Forces. Suatu kali beliau menulis,

Al-Qur’an memerintahkan kita untuk merenungkan kebenaran hukum alam yang diciptakan Allah; namun, bahwa generasi kita memiliki hak istimewa untuk melihat sekilas bagian dari rancangan-Nya adalah karunia dan anugerah yang karenanya saya mengucapkan terima kasih dengan rendah hati.”[3]

Sedangkan dalam pidato penganugerahan Nobel Fisika di Karolinska Institute, Swedia, beliau mengawali dengan bismillah dan berkata,

Saya berharap Unifying the Forces dapat memberi landasan ilmiah terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Tunggal.”[4]

Kedua kalimat di atas menjadi penegas bahwa berbagai rumus temuan manusia merupakan hasil mengekstrak dari satu sumber, yaitu Sang Maha Pencipta. Prof. Muhammad Abdussalam sendiri tidak dianggap penganut Islam oleh pemerintah negaranya di Pakistan karena mengikuti firqoh Ahmadiyah.[5]


Professor Muhammad Abdussalam

Sumber : https://www.nobelprize.org/images/salam-13319-portrait-mini-2x.jpg

Mekanika dan elektronika merupakan cabang fisika yang menghasilkan banyak temuan teknologi yang diterapkan secara luas dalam kehidupan manusia. Semakin maju zaman, ternyata banyak penerapan yang tak bisa terpisah di antara keduanya, tidak mungkin saling mengafirkan. Perjodohan keduanya terutama dimakcomblangi induksi elektromagnetis yang dirumuskan Michael Faraday dan penemuan sifat magnetik dari kawat berarus listrik secara tidak sengaja oleh Hans Christian Oersted.[4] Disempurnakan Lorentz dengan aturan tangan kiri untuk perubahan Gaya Gerak Listrik menjadi Gaya Gerak Magnet sedangkan Lenz dengan aturan tangan kanan untuk perubahan Gaya Gerak Magnet menjadi Gaya Gerak Listrik. Kemudian tampil James Clerk Maxwell sebagai penghulu listrik dan magnetik dan lahirnya elektromagnetika. Kelihatannya para Imam Madzhab elektromagnetika tersebut berfatwa hukum yang sama bukan?

Istilah “Mekatronika” dipopulerkan Perusahaan Yaskawa Electric Company, yang mengandungi makna penerapan gabungan dari mekanika dan elektronika.[6] Dalam perkembangannya, masuk unsur teknik pengendalian dan komputer terutama. Lagi-lagi muncul cabang baru yaitu robotika dan otomasi. Di dalam keduanya bisa saja menggunakan cabang fisika fluida, elektronika, mekanika, fotonika, elektromagnetika, dll. 

Sumber : http://mekatronika.pens.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Mecha_workaround_1.png dengan sedikit perubahan

Pada zaman ini robotika dan otomasi cenderung bekerja menggunakan energi listrik dibanding energi dari unsur lain seperti air dan udara dalam hidrolik dan pneumatik. Salah satunya karena dapat disimpan dalam baterai dan teknik penghantarannya sudah banyak dimengerti. Jika ditemukan cara dan alat penyimpan cahaya, kemudian penghantar elektron pada Printed Circuit Board yang menggunakan tembaga diganti penghantar cahaya seperti serat optik, sangat dapat dipastikan pengoperasian robot menggunakan cahaya. Selain itu, ditemukannya Plasmonics dapat menjembatani sistem elektronika dan fotonika.[7] Adalah soalan lain apabila elektron adalah unsur penyusun setan dan foton adalah unsur penyusun malaikat.

Sebelum Mekatronika lahir, istilah robotika sudah sudah terlebih dahulu populer. Bukan oleh ilmuwan, melainkan seniman teater bernama Karel Capek dari Ceko yang mementaskan “Robot”.[8] Sedangkan ilmuwan yang ditetapkan sebagai pencetus robotika modern ternyata hidup jauh sebelum istilah tersebut. Pendapat pertama menyatakan Leonardo da Vinci, namun ada nama Abu Al Izz Ibnu Ismail Al Jazari yang menciptakan banyak alat yang lebih kompleks dan lebih dahulu ada.

Terlepas dari apa madzhab atau malah firqoh yang dianut Al Jazari, terobosan teknologinya telah menembus zaman. Entah apakah pada zamannya, beliau ditahdzir dengan ucapan,“sudah bikin berhala, mirip makhluk bernyawa, main musik pula! Siksa neraka menumpuk padamu!”? Karya Al Jazari kebanyakan memang demikian adanya, termasuk rancangan dan petunjuk robot-robot tersebut dalam Kitab fi Ma’rifat Hiyalal Handasiyya yang penuh warna. [9]

Kitab tersebut mengandung banyak inovasi/bid’ah teknologi [10]. Katakanlah Jam Gajah, orang-orangan bernyanyi, mesin bekam, pompa air tenaga sapi, keran wudhu otomatis, dan berbagai perangkat yang bekerja memanfaatkan tenaga air. Susunan kendali dan kemudinya terutama terdiri dari roda gigi, piston, dan tuas yang masih digunakan dalam berbagai mekanik hingga sekarang. Tentu berlimpah amal jariyah dari beliau yang bergelar Raisul A’mal [9], yaitu kepala tukang atau kepala insinyur jika dibandingkan pada masa kini [4].

Bid’ah teknologi semakin menggila terutama setelah revolusi industri akibat semakin ribet dan anehnya kebutuhan manusia. Pertumbuhan penduduk semakin padat, persaingan hidup semakin ketat, dan kemajuan semakin zaman semakin pesat. Akhirnya kebutuhan makin meningkat mengakibatkan berbagai macam cara orang cari makan, dari menjual koran sampai menjual jaringan. 

Menjadi beriman jelas bukan menumpulkan nalar. Karena sudah diberitahu kalau tidak mampu meniru lalat, lantas tak berusaha melampaui ciptaan Nya. Kita dipersilakan menembus gravitasi bahkan ditantang meniru firman-Nya dengan segenap kekuatan, terlihat maupun ghaib.

Bukankah orang beriman adalah orang yang berpikir? [11]

 

Acuan : 

[1] Muhammad Zayyana Abdussalam, Apakah ATM (Amati-Tiru-Modifikasi) itu Plagiat?, diterbitkan 12 Maret 2018 di https://warstek.com/2018/03/12/atm/

[2] Ahmad Zarkasih, Belajar Bijak dalam Berbeda dari Ulama Salaf, https://www.rumahfiqih.com/y.php?id=161 dibuka 30 Desember 2018

[3] Miriam Lewis, Abdus Salam Biographical, https://www.nobelprize.org/prizes/physics/1979/salam/biographical/ dibuka 17 Desember 2018 pukul 21:53

[4] Aditya Nor Kurniawan, 2017, Biografi Ilmuwan Modern Barat Dan Muslim, Azka Pressindo, Surakarta

[5] Arman Dhani, Abdus Salam, Ilmuwan Ahmadiyah yang Diabaikan Negara Muslim, https://tirto.id/abdus-salam-ilmuwan-ahmadiyah-yang-diabaikan-negara-muslim-cqV2 dibuka 26 November 2018

[6] http://mekatronika.pens.ac.id/selayang-pandang/ dibuka 17 Desember 2018

[7] Harry A. Atwater, The Promise of Plasmonics, Scientific American edisi April 2017 hal. 59

[8] Ade Sulaiman, Usut Asal Kata Robot: Budak yang Bukan Manusia,  12 April 2016, http://intisari.grid.id/read/0338938/usut-asal-kata-robot-budak-yang-bukan-manusia?page=all , dibuka 17 Desember 2018 pukul 14:36

[9]  ابو العزّ اسمعيل بن رزّاز الجزري, كتاب في معرفة الحيل الهندسية, مكتبة قطر الوطنية, diunduh dari https://s3-eu-west-1.amazonaws.com/live.archive.pdf/81055_vdc_100023421307.0x000001_ar.pdf 16 Desember 2018

[10] Munandar Harits Wicaksono, Seputar Bid’ah dan Inovasi Beragama, 22 Mei 2018, http://www.nu.or.id/post/read/68388/seputar-bidah-dan-inovasi-beragama dibuka 17 Desember 2018 pukul 14:40

[11] M. Quraish Shihab, Arti Penting Menggunakan Akal Menurut Alquran, https://tirto.id/arti-penting-menggunakan-akal-menurut-alquran-cpUn dibuka 17 Desember 2018 pukul 14:46

1 thought on “Syubhat Fisika dan Bid’ah Teknologi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.

Scroll to Top