Dampak Buruk Polusi: Inggris Hadapi Krisis Air dan Kenaikan Tarif Drastis

Biaya yang harus ditanggung pemasok air di Inggris diperkirakan akan meningkat lebih dari 36% dalam lima tahun ke depan. Dampaknya, tarif air untuk rumah tangga pun akan mengalami kenaikan signifikan, rata-rata sekitar 40%.

Air bersih adalah air yang bebas dari kontaminasi yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Ini berarti air yang layak untuk diminum, digunakan untuk memasak, membersihkan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Air bersih harus memenuhi standar tertentu yang mencakup ketiadaan bakteri berbahaya, virus, logam berat, bahan kimia beracun, dan polutan lainnya.

Air bersih tidak hanya penting untuk kesehatan manusia, tetapi juga mendukung ekosistem alami. Sungai, danau, dan sumber air bersih lainnya menjadi habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Ketersediaan air bersih juga mendukung pertanian, industri, dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.

Namun, di banyak bagian dunia, akses ke air bersih menjadi tantangan besar. Polusi dari limbah rumah tangga, industri, dan pertanian sering mencemari sumber air, membuatnya tidak aman untuk digunakan. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah, mengurangi pasokan air bersih yang dapat diandalkan.

Untuk memastikan keberlanjutan air bersih, upaya seperti pengolahan air limbah, konservasi sumber daya air, dan pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting. Teknologi seperti filtrasi air, desalinasi (penghilangan garam dari air laut), dan deteksi polusi berbasis sensor membantu meningkatkan akses ke air bersih. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sumber air juga menjadi kunci untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

Biaya yang harus ditanggung pemasok air di Inggris diperkirakan akan meningkat lebih dari 36% dalam lima tahun ke depan. Dampaknya, tarif air untuk rumah tangga pun akan mengalami kenaikan signifikan, rata-rata sekitar 40%. Hal ini berarti keluarga di Inggris harus membayar tambahan sekitar £31 (setara Rp 637.000) per tahun, sehingga rata-rata pengeluaran tahunan untuk air rumah tangga menjadi £157 (sekitar Rp 3,2 juta). Pada tahun 2030, angka ini diproyeksikan meningkat hingga £597 (sekitar Rp 12,2 juta).

Kenaikan tarif ini dijadwalkan mulai berlaku tahun depan, dengan kenaikan rata-rata sebesar £86 (sekitar Rp 1,7 juta), menurut Water Services Regulation Authority (Ofwat). Ofwat adalah badan yang bertanggung jawab untuk mengatur industri air bersih dan pembuangan limbah yang telah diprivatisasi di Inggris dan Wales.

Rencana kenaikan ini muncul setelah Ofwat menyetujui strategi jangka panjang untuk membersihkan sungai-sungai yang tercemar dan memastikan pasokan air minum tetap aman. Kenaikan tarif sebagian besar disebabkan oleh “krisis kembar” (twin crisis), yaitu krisis air akibat polusi dan tantangan ketersediaan air bersih.

Menurut laporan Mirror UK pada Kamis, 19 Desember 2024, kenaikan ini jauh lebih besar dari proposal awal yang diajukan Ofwat pada Juli lalu, di mana kenaikan hanya sekitar 21%. Namun, regulator menilai kenaikan saat ini adalah langkah yang wajar untuk mengatasi tantangan lingkungan dan menjamin keberlanjutan pasokan air bagi konsumen di masa depan.

Kenaikan ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya investasi dalam infrastruktur air, baik untuk mengatasi polusi maupun memastikan pasokan yang mencukupi bagi kebutuhan masyarakat di tengah tekanan perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan air bersih.

Seiring dengan kenaikan tarif air, perusahaan penyedia air di Inggris berjanji untuk meningkatkan jumlah pelanggan yang menerima bantuan finansial dalam membayar tagihan mereka, dari 4% menjadi 9%. Langkah ini dilakukan untuk membantu rumah tangga yang menghadapi kesulitan ekonomi, mengingat kenaikan tajam yang akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang.

Baca juga: Polusi Udara membuat Orang Pindah Tempat Tinggal, Namun Hanya Keluarga Kaya yang Mampu Pindah ke Wilayah yang Lebih Sehat

Kenaikan Tarif Berdasarkan Perusahaan

Kenaikan terbesar akan dialami oleh pelanggan Southern Water, di mana tagihan rata-rata diperkirakan naik sebesar 53% dalam lima tahun ke depan. Saat ini, pelanggan Southern Water membayar rata-rata £420 per tahun (sekitar Rp 8,6 juta), namun angka ini akan melonjak menjadi £642 (Rp 13,1 juta) pada tahun 2030. Pelanggan Thames Water, yang melayani 16 juta orang, akan menghadapi kenaikan sebesar 35%, dari rata-rata £436 (Rp 8,95 juta) menjadi £588 (sekitar Rp 12 juta).

Sebaliknya, pelanggan Wessex Water akan mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu 21%. Bahkan, pelanggan SES Water adalah satu-satunya yang akan melihat penurunan tarif, dengan pengurangan sebesar 3% selama lima tahun ke depan. Tagihan rata-rata mereka akan turun dari £221 (Rp 4,5 juta) menjadi £215 (turun sekitar Rp 100.000-200.000).

Dampak pada Konsumen

David Black, Kepala Eksekutif Ofwat, menyatakan bahwa regulator sangat menyadari dampak dari kenaikan ini, terutama bagi keluarga yang sudah kesulitan secara finansial. “Kami memahami ini masa sulit bagi banyak orang, sehingga penting bagi perusahaan air untuk meningkatkan dukungan bagi pelanggan yang tidak mampu membayar,” ujarnya.

Ofwat menegaskan bahwa setiap permintaan pendanaan dari perusahaan air telah diperiksa dengan ketat untuk memastikan nilai uang yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat nyata yang diterima konsumen. Kenaikan ini, menurut Ofwat, diperlukan untuk mendukung investasi besar-besaran senilai £104 miliar (sekitar Rp 2.134 triliun) guna memperbaiki infrastruktur air, mengatasi polusi, dan menjamin pasokan air jangka panjang.

Kritik dan Kemarahan Publik

Kenaikan tarif ini memicu kemarahan publik, terutama karena perusahaan air masih mendapat kritik atas pembuangan limbah ke saluran air dan tekanan finansial yang terus meningkat pada rumah tangga. Menteri Lingkungan Steve Reed menyebut situasi ini sebagai “krisis ganda” yang disebabkan oleh polusi air dan kekurangan air, yang menurutnya terjadi karena kurangnya investasi dalam perbaikan infrastruktur air. “Alih-alih memperbaiki sistem yang rusak, perusahaan air justru mengalihkan uang pelanggan ke kantong eksekutif dan pemegang saham mereka,” kata Reed.

Organisasi konsumen juga menyuarakan keprihatinan bahwa banyak rumah tangga tidak akan mampu menanggung kenaikan ini. Menurut Mike Keil, kepala eksekutif Dewan Konsumen untuk Air (CCW), dua dari lima rumah tangga kemungkinan besar akan mengalami kesulitan finansial akibat kenaikan ini. “Rencana perusahaan saat ini tidak memenuhi komitmen mereka untuk mengakhiri kemiskinan air di Inggris pada tahun 2030,” tambah Keil.

Solusi dan Harapan

Pemerintah berjanji akan lebih serius dalam membersihkan sungai, danau, dan laut, sekaligus mendukung proyek infrastruktur yang lebih baik untuk mencegah krisis air di masa depan. Namun, langkah nyata diperlukan untuk memastikan bahwa investasi ini benar-benar membantu mengatasi akar masalah tanpa membebani masyarakat secara tidak adil. Di sisi lain, perusahaan air didesak untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada pelanggan mereka yang paling membutuhkan.

REFERENSI:

Flanagan, Ruby. 2024. Water bills to rise ‘by up to 84%’ in major cost of living blow for households. The Mirror UK: https://www.mirror.co.uk/money/water-bills-rise-by-up-34337705?utm_source=mynewsassistant.com&utm_medium=referral&utm_campaign=embedded_search_item_mobile diakses pada tanggal 24 Desember 2024.

Nurhayati, Nurhayati dkk. 2024. Coastal Clean Water Crisis: How Coastal Communities are Coping with Limited Access to Clean Water. PROMOTOR 7 (5), 628-631.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top