Pengaruh Perkembangan Transportasi Umum terhadap Emisi Karbon

Transportasi merupakan salah satu sektor utama penyumbang emisi karbon dioksida (CO2) global, yang menjadi perhatian utama dalam upaya mitigasi perubahan […]

Transportasi umum

Transportasi merupakan salah satu sektor utama penyumbang emisi karbon dioksida (CO2) global, yang menjadi perhatian utama dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Analisis oleh Jing, et al. (2022) dalam “The Impact of Public Transportation on Carbon Emissions—From the Perspective of Energy Consumption“, membahas peran transportasi umum dalam mengurangi emisi karbon.

Peran Transportasi Umum Terkait Emisi Karbon

Keberadaan transportasi umum, seperti bus listrik, kereta api, dan kendaraan berbasis energi terbarukan, dapat mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi yang berbasis bahan bakar fosil. Transportasi umum memanfaatkan efek substitusi lalu lintas, yang memungkinkan masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi dengan akumulasi emisi yang lebih rendah. Dengan demikian, transportasi umum tidak hanya mengurangi jumlah kendaraan di jalan tetapi juga intensitas konsumsi energi karbon yang tinggi.

Selain itu, transportasi umum berperan dalam mengoptimalkan struktur konsumsi energi. Penggunaan energi terbarukan dalam operasional transportasi umum dapat membantu menurunkan emisi CO2. Misalnya, penggunaan kendaraan listrik pada transportasi umum dapat menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah daripada penggunaan transportasi umum dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Hubungan Non-Linear antara Transportasi Umum dan Emisi Karbon

Meskipun demikian, terdapat hubungan berbentuk kurva “U terbalik” antara tingkat pengembangan transportasi umum dan emisi karbon. Awalnya, peningkatan infrastruktur transportasi umum secara signifikan dapat menurunkan emisi karbon. Namun, setelah mencapai titik tertentu, efek pengurangan emisi ternyata dapat melemah, terutama karena peningkatan jumlah armada transportasi umum yang juga membutuhkan energi.

Oleh karena itu, selain peningkatan infrastruktur transportasi umum, perlu optimalisasi struktur energi pada operasional sistem transportasi umum. Pengembangan transportasi umum harus mengarah pada peningkatan penggunaan energi rendah karbon, seperti listrik dan bioenergi.

Kebijakan untuk mendorong pengembangan fasilitas umum yang mendukung penggunaan energi rendah karbon bersifat penting untuk mewujudkan operasional yang berkelanjutan. Hal ini meliputi percepatan pembangunan infrastruktur transportasi hijau, seperti stasiun pengisian energi terbarukan, insentif untuk kendaraan berbasis energi bersih, serta pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Di tingkat regional, pemerintah lokal perlu menyesuaikan strategi berdasarkan potensi sumber daya dan kondisi ekonomi masing-masing wilayah. Sektor ini memainkan peran krusial dalam mengurangi emisi karbon, namun dampaknya tetap bergantung pada kebijakan yang mendukung adopsi energi rendah karbon dan optimalisasi sistem transportasi.

Optimalisasi Transportasi Hijau melalui Perubahan Perilaku dengan Pemanfaatan dari Peta Digital Perjalanan Rendah Karbon

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, transportasi hijau menjadi salah satu solusi utama untuk mengurangi emisi karbon. Berdasarkan jurnal berjudul “Promoting Green Transportation Through Changing Behaviors with Low-Carbon-Travel Function of Digital Maps,” penggunaan teknologi digital seperti peta digital berfungsi mendukung perubahan perilaku masyarakat menuju perjalanan rendah karbon dan optimalisasi penggunaan transportasi hijau.

Sumber: canva.com

Pentingnya Transportasi Hijau

Sektor ini menjadi salah satu yang menyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca global, terutama dari kendaraan pribadi. Di China, sektor transportasi menyumbang sekitar 10% dari total emisi karbon dioksida. Untuk mengurangi dampak ini, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan telah memperkenalkan konsep hijau berbasis keberlanjutan yang memanfaatkan teknologi digital guna mendorong perilaku rendah karbon.

Transportasi hijau mencakup penggunaan moda seperti angkutan umum, berjalan kaki, dan bersepeda. Solusi ini lebih rendah emisi dibandingkan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil. Misalnya, penggunaan kereta bawah tanah atau bus listrik dapat memangkas emisi karbon secara signifikan.

Peran Teknologi Digital dalam Transportasi Hijau

Peta digital kini memberikan fungsi perjalanan rendah karbon yang mengintegrasikan opsi ramah lingkungan, termasuk angkutan umum, jalur sepeda, dan rute pejalan kaki. Teknologi ini menawarkan beberapa fitur, seperti informasi waktu nyata tentang angkutan umum, kalkulasi emisi karbon, dan integrasi pembayaran elektronik. Studi menunjukkan bahwa 80% responden penelitian ini mendukung penggunaan aplikasi peta digital dengan fitur hijau, yang memudahkan perencanaan perjalanan ramah lingkungan.

Contoh implementasi nyata dapat ditemukan di Shenzhen, yaitu Tencent Maps yang meluncurkan portal transportasi hijau. Fitur ini mencakup informasi real-time untuk bus dan kereta, pelacakan jarak perjalanan, serta kalkulasi pengurangan karbon yang dihasilkan pengguna. Dari 2019 hingga 2021, platform ini membantu warga Shenzhen mengurangi emisi karbon hingga 1,2 juta ton melalui penggunaan transportasi umum.

Mendorong Perubahan Perilaku

Salah satu strategi utama untuk mempromosikan transportasi hijau adalah dengan memanfaatkan insentif digital, seperti kredit karbon individu. Kredit ini dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat, seperti diskon belanja atau uang tunai, yang semakin memotivasi masyarakat untuk beralih ke moda rendah karbon.

Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap dampak lingkungan dari pilihan mereka semakin meningkat. Dalam survei dari penelitian, 67,2% responden menyatakan bersedia beralih ke moda transportasi hijau jika opsi tersebut tersedia. Faktor-faktor seperti kenyamanan, keamanan, dan cuaca menjadi pertimbangan utama dalam keputusan perjalanan mereka.

Keberhasilan di Kota-Kota Percontohan

Shenzhen menjadi contoh sukses penerapan teknologi digital untuk transportasi hijau. Dengan integrasi peta digital yang mempromosikan perjalanan rendah karbon, proporsi penggunaan transportasi umum di Shenzhen meningkat hingga 81% pada 2025. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa digitalisasi mampu mempercepat transisi ke sistem transportasi yang lebih berkelanjutan.

Peta digital dengan fungsi perjalanan rendah karbon memegang peranan penting dalam mendukung transformasi transportasi hijau. Teknologi ini tidak hanya mempermudah akses transportasi ramah lingkungan tetapi juga mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui insentif dan fitur inovatif. Dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat, transportasi hijau berbasis digital dapat menjadi solusi nyata dalam menghadapi perubahan iklim global.

Referensi

Jing, et al. 2022. The Impact of Public Transportation on Carbon Emissions—From the Perspective of Energy Consumption. Diakses pada 10 Desember 2024 dari https://www.mdpi.com/2071-1050/14/10/6248

Zhang, et al. 2024. Promoting green transportation through changing behaviors with low-carbon-travel function of digital maps Diakses pada 10 Desember 2024 dari https://www.nature.com/articles/s41599-024-02737-8

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top