Unsur Astatin, Unsur Paling Langka Di Kerak Bumi

Halo semua, semoga diberikan kesehatan selalu ya. Kali ini akan dijelaskan tentang salah satu unsur kimia nih. Jika sebelumnya sudah […]

blank

Halo semua, semoga diberikan kesehatan selalu ya. Kali ini akan dijelaskan tentang salah satu unsur kimia nih. Jika sebelumnya sudah menjelaskan tentang unsur Barium, maka pada artikel ini akan dijelaskan salah satu unsur kimia yang terkenal langka. Sebut saja unsur Astatin, apakah sudah pernah mendengar sebelumnya? Kalau belum simak ya.

blank
Autunit, sebuah mineral uranium, berpendar di bawah cahaya hitam. Untuk tujuan ini, ia merepresentasikan unsur astatin. Sumber Wikipedia.

Mengenal Unsur Astatin Lebih Dekat

blank
Tabel Kimia

Unsur Astatin merupakan sebuah unsur kimia dengan lambang At dan nomor atom 85. Ia merupakan unsur alami yang paling langka di kerak Bumi, hanya terjadi sebagai produk peluruhan dari berbagai unsur yang lebih berat. Semua isotop astatin berumur pendek. Adapun yang paling stabil adalah astatin-210, dengan waktu paruh 8,1 jam.

Secara alami, Astatin terbentuk oleh peluruhan Uranium-235 dan Uranium-238. Dia terbentuk hanya sekitar 25 gram secara alami di planet ini pada waktu tertentu. Setelah terbentuk, Astatin bakal mengalami peluruhan dengan waktu half-life dengan kurun waktu beberapa menit. Astatin memiliki ‘waktu hidup’ di bumi sangat singkat.

Setelah astatin mengalami peluruhan, maka produk yang terbentuk adalah isotop timbal (isotope lead) atau menjadi isotop astatin lainnya, bismut, polonium, atau radon. Astatin merupakan unsur halogen yang paling tidak reaktif dari unsur-unsur halogen lainnya, bahkan lebih ‘mandul’ alias tidak reaktif dari iodin.

Untuk jumlah keseluruhan astatin yang berada di kerak Bumi adalah 2,36 × 1025 gram.

Sejarah singkat Astatin

Pada tahun 1940 di University of California, ilmuwan bernama Dale R. Corson,  Kenneth Ross MacKenzie,  dan Emilio Segre pertama kali mensintesis atau membentuk Astatin dengan membombardir Bismuth dengan partikel alfa di dalam cyclotron. Pada percobaan tersebut diketahui bahwa zat itu (Astatin) bersifat sangat radioaktif dan berdasarkan sifat-sifatnya yang lebih cenderung ke unsur halogen (hampir mirip dengan iodin).

Nah, beberapa tahun sebelum Dale Corson dan yang lainnya mensintesis Astatin, ternyata ada ilmuwan bernama Fred Allison dari Alabama Polytechnic Institute mengklaim bahwa zat tersebut namanya Alabamine (Ab). Fred tidak mensintesisnya, namun ia menelusuri keberadaan zat tersebut, dan ternyata..sebelum Fred Allison pun ada ilmuwan terdahulu yang telah memprediksi keberadaan zat tersebut (astatin), yaitu bapak pembuat tabel periodik kita, Dmitri Mendeleev. Bapak Dmitri Mendeleev memprediksi bahwa dalam unsur halogen terdapat suatu zat yang terletak dibawah Iodin, dan beliau sementara menamainya sebagai eka-iodine.

Dale Corson, Kenneth Mackenzie, dan Emilio Segre setelah mengetahui bahwa Alabamine yang mereka sintesis tersebut ternyata sangat tidak stabil, maka mereka re-klaim nama zat tersebut untuk yang kedua kalinya dengan sebutan Astatin,  yang dalam bahasa yunani berasal dari kata astatos yang artinya ‘unstable’ alias tidak stabil.

Kegunaan Astatin

Astatin terbilang sangat jarang untuk digunakan sehari-hari. Namun, beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan untuk penggunaan medis. Astatin mirip dengan unsur-unsur di atasnya dalam golongan 17 (VIIA) dari tabel periodik, terutama yodium. Salah satu sifat yodium adalah cenderung terkumpul di kelenjar tiroid.

Tiroid adalah kelenjar di pangkal leher yang mengontrol banyak fungsi tubuh. Beberapa peneliti berpendapat bahwa astatin akan berperilaku seperti yodium. Jika demikian, ini bisa digunakan untuk mengobati penyakit tiroid tertentu, seperti kanker tiroid. Saat tertelan, astatin akan masuk ke tiroid. Di sana, radiasi yang dipancarkannya akan membunuh sel kanker di kelenjar. Tidak lebih dari sepersejuta gram astatin pernah diproduksi di laboratorium.

Penutup

Pada dasarnya sih, Astatin muncul di kerak bumi ketika unsur radioaktif uranium dan thorium meluruh. Itu dapat dibuat secara artifisial hanya dengan susah payah. Diperkirakan, tidak lebih dari sepersejuta gram astatin pernah diproduksi di laboratorium. Mungkin segitu saja yang dapat disampaikan. Semoga bermanfaat

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *