Hal-hal dimana Manusia Kalah pada Kecerdasan Buatan (Bagian 2)

Teknologi kecerdasan buatan memang sangat mengagumkan dan menjanjikan dalam upaya menyelesaikan setiap persoalan yang sulit untuk dipecahkan. Bulan demi bulan dan tahun demi tahun, perkembangan kecerdasan buatan sanagat luar biasa. Berikut ada 12 bidang yang dimana kecerdasan buatan telah mampu mengalahkan manusia, baik di bidang game, hukum, seni, dll yang akan penulis tulis pada part 2 ini

blank

Kecerdasan buatan memang sedang banyak diperdebatkan oleh banyak kalangan yang tidak ingin suatu saat kehiduapan manusia dipimpin oleh mesin. Tokoh-tokoh besar penggiat bisnis teknologi besar seperti CEO SpaceX yaitu Elon Musk hingga Ilmuwan besar dibidang Kosmologi seperti S.W Hawking (alm) memiliki perspektif yang hati-hati terhadap keberadaan kecerdasan buatan. Adapun salah satu upaya untuk mencegah hal ini adalah dengan diadakannya sebuah konfrensi yang membahas mengenai “Asimolar AI Principles” yang berisi sebanyak 23 point prinsip-prinsip dalam pengembangan kecerdasan buatan[1].

Baca juga: Prinsip Asimolar: Sebuah Prinsip (Panduan) dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Teknologi kecerdasan buatan memang sangat mengagumkan dan menjanjikan dalam upaya menyelesaikan setiap persoalan yang sulit untuk dipecahkan. Bulan demi bulan dan tahun demi tahun, perkembangan kecerdasan buatan sanagat luar biasa. Berikut ada 12 bidang yang dimana kecerdasan buatan telah mampu mengalahkan manusia, baik di bidang game, hukum, seni, dll yang akan penulis tulis pada part 2 ini

Baca juga: Hal-hal dimana Manusia Kalah pada Kecerdasan Buatan (Bagian 1)

1. Kecerdasan Buatan mampu menulis lagu-lagu pop yang lebih baik

Di bidang musik, kecerdasan buatan (AI) telah mampu menulis lagu-lagu pop yang lebih baik dengan bantuan program AI musik. Contohnya adalah kolaborasi antara pencipta lagu asal Prancis, Benoît Carré, dengan program musik berbasis AI bernama Flow Machines. Kolaborasi ini menghasilkan album EuroPop yang mengesankan. Meskipun AI dapat menciptakan melodi orisinal serta menyarankan akor dan suara yang tepat, Carré mengakui bahwa sentuhan manusia tetap diperlukan untuk menyatukan semuanya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masa depan musik mungkin akan melibatkan lebih banyak AI dalam proses kreatif.

2. AI mengalahkan manusia dalam permainan strategi

Kecerdasan buatan juga telah mengalahkan manusia di bidang permainan strategi, seperti permainan Go. Sistem AI DeepMind yang dikembangkan oleh Google berhasil mengalahkan juara dunia Go, Ke Jie, pada tahun 2017. Yang luar biasa, sistem ini belajar sendiri tanpa intervensi manusia. Perjalanan pengembangan DeepMind, dari ide ambisius hingga juara dunia, didokumentasikan dalam jurnal ilmiah Nature. Prestasi ini menunjukkan betapa AI mampu menguasai permainan strategi yang sangat kompleks, melebihi kemampuan manusia. Sobat Warstek dapat membaca artikelnya dengan judul Mastering the game of Go with deep neural networks and tree search

3. AI menciptakan dan mengkritik karya seni orisinal

Di dunia seni, tim ilmuwan telah mengembangkan sistem AI yang mampu menciptakan karya seni orisinal. Sistem ini bekerja dengan dua jaringan saraf yang saling berinteraksi untuk terus menyempurnakan hasilnya. Salah satu jaringan menghasilkan karya, sementara yang lain berfungsi sebagai kritikus untuk menilai apakah hasil tersebut memenuhi kriteria sebagai karya seni. Jaringan AI ini telah dilatih menggunakan 81.500 lukisan, memungkinkan sistem memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang dianggap sebagai karya seni. Meskipun demikian, masih ada perdebatan mengenai nilai artistik dari karya yang diciptakan oleh AI.

4. AI lebih unggul dalam bidang hukum

Di bidang hukum, AI telah menunjukkan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang biasanya memerlukan keahlian manusia, seperti menganalisis kontrak. Sebuah algoritma AI bernama LawGeex berhasil mengalahkan 20 pengacara berpengalaman dalam tugas menganalisis masalah hukum di dalam perjanjian non-disclosure agreements (NDA). AI ini memiliki tingkat akurasi sebesar 94 persen, dibandingkan dengan rata-rata 85 persen yang dicapai oleh para pengacara manusia. Lebih dari itu, AI hanya membutuhkan waktu 26 detik untuk menyelesaikan tugas ini, sementara manusia memerlukan waktu hingga beberapa jam.

5. AI memecahkan Rubik’s Cube dengan waktu rekor dunia

Kecerdasan buatan juga menunjukkan keunggulannya dalam memecahkan teka-teki yang kompleks, seperti Rubik’s Cube. Sebuah robot yang dikembangkan oleh insinyur perangkat lunak Jared Di Carlo dan mahasiswa Laboratorium Robotika Biomimetik MIT, Ben Katz, memecahkan Rubik’s Cube hanya dalam 0,38 detik. Sebelumnya, rekor tercepat untuk robot adalah 0,637 detik yang dipegang oleh robot Sub1 Reloaded. Sebagai perbandingan, rekor tercepat manusia untuk menyelesaikan Rubik’s Cube adalah 4,69 detik, yang masih jauh di belakang kemampuan robot berbasis AI.

6. Mobil otonom akan mengurangi kecelakaan dan menghemat biaya

Mobil tanpa pengemudi (self-driving cars) atau mobil otonom adalah salah satu aplikasi kecerdasan buatan yang sangat menjanjikan untuk masa depan. AI dalam mobil otonom ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Menurut laporan dari Eno Center for Transportation, jika hanya 10 persen dari semua kendaraan di jalanan adalah mobil otonom, sekitar 1.000 nyawa dapat diselamatkan setiap tahunnya. Jika persentase ini meningkat hingga 90 persen, lebih dari 21.700 nyawa bisa diselamatkan setiap tahun, dan negara dapat menghemat hingga 447 miliar USD. Meskipun masih ada banyak hambatan, seperti desain infrastruktur jalan yang belum mendukung dan biaya yang tinggi, potensi AI dalam mengubah transportasi sangat besar.

7. Robot di gudang tak pernah butuh istirahat

Dalam bidang logistik dan pergudangan, robot berbasis AI sudah digunakan untuk menggantikan tugas-tugas yang bersifat repetitif. Berbeda dengan manusia, robot tidak membutuhkan istirahat makan, toilet, atau waktu luang. Mereka juga dapat membuat keputusan berdasarkan data yang telah diprogramkan, misalnya menentukan produk mana yang lebih populer untuk ditempatkan di lokasi strategis di gudang. Walaupun teknologi ini belum sepenuhnya sempurna, terutama dalam hal kemampuan robot untuk memegang dan menggerakkan objek secara presisi, AI terus menjadi bagian penting dalam meningkatkan efisiensi operasional di sektor pergudangan.

8. Pengolahan Bahasa dan Pengenalan Wicara

AI telah berkembang pesat dalam pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) dan pengenalan wicara. Sistem seperti GPT dan Google’s BERT mampu memahami, menghasilkan, dan menerjemahkan bahasa manusia dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. AI ini digunakan dalam chatbot, asisten virtual, dan penerjemah otomatis yang mampu mengungguli manusia dalam kecepatan dan volume pemrosesan.

9. Diagnosa Medis

AI menunjukkan performa yang luar biasa dalam menganalisis gambar medis dan mendeteksi penyakit. Misalnya, algoritma AI yang dirancang untuk membaca mammogram mampu mendeteksi kanker payudara lebih akurat daripada radiologis manusia. AI juga digunakan dalam diagnosis penyakit mata, kulit, dan jantung dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, mengandalkan analisis data besar dari gambar medis yang lebih cepat dan konsisten.

10. Prediksi Pasar Saham

Dalam dunia keuangan, AI telah digunakan untuk menganalisis pasar saham dan melakukan perdagangan secara otomatis. Sistem berbasis AI, seperti quantitative trading algorithms, sering kali mengalahkan analis manusia dalam memprediksi pergerakan pasar karena kemampuan mereka dalam mengolah data besar secara real-time dan menemukan pola tersembunyi yang sulit dilihat manusia.

11. Game Video

Selain Go dan Catur, AI juga mengungguli manusia dalam video game seperti Dota 2. Pada tahun 2019, tim OpenAI Five yang terdiri dari bot AI mengalahkan juara dunia manusia dalam permainan Dota 2, yang terkenal dengan kompleksitas strateginya. Bot ini menggunakan reinforcement learning untuk mengembangkan strategi yang jauh lebih cepat daripada manusia.

12. Pengembangan Konten Kreatif

Selain yang telah disebutkan sebelumnya, AI telah digunakan untuk menulis skenario film, membuat desain grafis, dan menghasilkan karya seni digital. Salah satu contoh terkenal adalah AI Art Generators seperti DeepArt dan GANs (Generative Adversarial Networks), yang menghasilkan karya seni yang dihargai oleh kritikus manusia.

Melihat kemajuan-kemajuan ini, tidak diragukan lagi bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi untuk menggantikan banyak peran manusia di masa depan. Meskipun demikian, perdebatan mengenai dampak etis dan sosial dari AI tetap relevan, khususnya bagaimana kita akan beradaptasi dengan era di mana mesin semakin mendominasi kehidupan kita sehari-hari. Teknologi yang luar biasa ini tentu membawa tantangan, tetapi juga menawarkan solusi yang dapat mengubah dunia menjadi lebih efisien dan aman jika dikelola dengan bijak. Kecerdasan buatan memang terus berkembang pesat, dan kemampuannya yang semakin canggih membuka peluang bagi teknologi ini untuk terus berperan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, diskusi mengenai dampak etis dan sosial dari AI juga terus berlangsung, terutama dalam hal bagaimana kita mengendalikan dan memanfaatkan teknologi ini agar tidak menimbulkan dampak negatif di masa depan.

 

Referensi:

https://interestingengineering.com/11-times-ai-beat-humans-at-games-art-law-and-everything-in-between diakses pada 27 September 2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.