Masih Mahasiswa, Tapi Papernya Diterima di Jurnal Terakreditasi Internasional, Mungkin Nggak sih? MUNGKIN! Canisius Bernard Membuktikannya

Mahasiswa Indonesia patut membangun optimisme dalam dunia akademik. Dibalik segala keterbatasan yang ada, mahasiswa Indonesia tidak boleh patah hati dan […]

blank

Mahasiswa Indonesia patut membangun optimisme dalam dunia akademik. Dibalik segala keterbatasan yang ada, mahasiswa Indonesia tidak boleh patah hati dan patah semangat untuk meroket dalam dunia akademik Internasional, menyejajarkan diri dengan peneliti-peneliti terbaik dunia.

Berasal dari universitas Swasta, masih mahasiswa, hanya ditemani oleh dosen pembimbing, lantas tidak membatasi Canisius Bernard untuk mempublikasikan hasil skripsinya ke jurnal terakreditasi Internasional. Kerennya lagi, paper yang dimuat adalah paper single author! Tidak ada penulis lainnya, hanya 1 orang penulis, yakni Bernard seorang.

whatsapp-image-2016-11-10-at-11-36-11-pm-300x225
Canisius Bernard bersama dosen pembimbing skripsinya, Bpk. Haryanto M. Siahaan

Siapa dia Canisius Bernard? Canisius Bernard adalah mahasiswa Fisika S-1 Universitas Katolik Parahyangan Bandung angkatan 2012, berhasil mempublikasikan karyanya di jurnal di Physical Review D. Jurnal Physical Review D merupakan jurnal internasional bertema kosmologi, partikel, dan medan dengan impact factor 4,506. Fisikawan tingkat dunia seperti Stephen Hawking dan Peter Higgs ikut berkontribusi pada jurnal tersebut. Bernard merupakan mahasiswa S-1 Fisika pertama di Indonesia yang berhasil menerbitkan paper single author di jurnal ternama tersebut. Luar biasa, jika Bernard bisa, harusnya kita juga bisa!

Karyanya yang dimuat dalam Physical Review D berjudul “Stationary Charged Scalar Clouds Around Black Holes in String Theory“. Inovasi utama dalam karya Bernard adalah mencari apakah ada awan skalar yang bemassa, bermuatan listrik dan stasioner yang berada di sekitar lubang hitam Kerr-Sen, yaitu lubang hitam berputar dan bermuatan listrik dalam konteks teori string heterotik pada energi rendah dan telah terkompaktifikasi. Hehe, nggak paham kan? Saya juga nggak begitu paham, tetapi secara sederhanya Bernard berhasil menggabungkan teori relativitas umum, mekanika kuantum, dan gravitasi untuk “bercerita” tentang awan skalar di sekitar lubang hitam.

1111
Tampilan abstrak pada paper Bernard yang dimuat di jurnal top Internasional

Namun seperti kebanyakan prestasi mengagumkan lainnya, perjalanan Bernard tidaklah singkat dan mulus. Awalnya Bernard mendapatkan topik tersebut dari dosen pembimbingnya, Bpk. Haryanto M Siahaan. Namun topik tersebut dirasa masih berada dalam lingkup kecil dan belum layak dipublikasikan. Kemudian Bernard menyempurnakan karyanya dan mengembangkannya lebih jauh. Dapat dibayangkan bagaimana kerja keras dan semangat Bernard untuk menyejajarkan diri dengan para peneliti top dunia, sudah enak-enak diberi topik yang mudah, tetapi malah keluar dari “zona nyaman” tersebut. Tentu Bernard akan menghabiskan waktu yang sangat banyak untuk belajar, berdiskusi, dan bertanya kepada para ahli, suatu pekerjaan yang tidak mudah dan sangat menguras tenaga namun sebanding dengan hasil yang diperoleh.

Perjalanan belum selesai, disaat karyanya telah rampung dan dikirimkan ke jurnal Modern Physics Letters A (MPLA),terjadilah penolakan. Editor jurnal tersebut menolak karya Bernard. Tetapi Bernard tak mudah menyerah. Benarlah peribahasa “mati 1 tumbuh 1000”. Paper tersebut kemudian diperbaiki dan dicoba untuk dimuat di Physical Review D. Bagi saya itu adalah suatu tindakan bunuh diri. Physical Review D punya impact factor yang lebih tinggi dibandingkan MPLA, logikanya kalau MPLA sudah menolak apalagi Physical Review D? Namun logika tersebut salah, disaat Bernard tidak terlalu berharap bahwa papernya diterima di jurnal yang lebih bagus dari sebelumnya,  ternyata papernya mendapat tanggapan positif dari referee sehingga dapat dipublikasikan.

tampilan-paper
Tampilan halaman ke 4 paper Bernard dari total 7 halaman, bagaimana? Pusing bukan melihat persamaan matematikanya? Berarti kita kurang belajar 😀

Warstek ucapkan selamat sebesar-besarnya kepada Canisius Bernard yang telah memberikan optimisme pada jiwa mahasiswa Indonesia. Tunjukkanlah pada dunia bahwa kita bisa sejajar dengan para peneliti top dunia, bahwa kita mahasiswa Indonesia, dan bahwa kita adalah generasi penerus Indonesia  yang terbaik yang pernah dimiliki oleh suatu bangsa!

Semangat berkarya! Optimislah!

Sumber:

  • http://fisika.unpar.ac.id/canisius-bernard-mahasiswa-s1-fisika-dengan-publikasi-internasional-single-author/
  • http://journals.aps.org/prd/abstract/10.1103/PhysRevD.94.085007

1 komentar untuk “Masih Mahasiswa, Tapi Papernya Diterima di Jurnal Terakreditasi Internasional, Mungkin Nggak sih? MUNGKIN! Canisius Bernard Membuktikannya”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *