Hari Depan Bioplastik “biobased” LIPI, Plastik Ramah Lingkungan dari Limbah Tandan Sawit

Oleh: Cory Rafsyanyani Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata ‘sampah’? Kotor, bau, menjijikkan, kamseupay, dan tentu masih banyak […]

blank

Oleh: Cory Rafsyanyani

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata ‘sampah’? Kotor, bau, menjijikkan, kamseupay, dan tentu masih banyak sifat buruk lain yang akan Anda katakan. Percaya atau tidak, setiap hari Indonesia mampu produksi sampah sebanyak 67,1 juta ton. Pencapaian yang luar biasa bukan? Bagaimana tidak, setiap orang yang menyumbang sedikitnya 0,8 kg sampah per harinya merasa fine-fine saja dan tanpa rasa bersalah mereka dengan mudahnya mengandalkan kinerja pemerintah. Hei! Tak semudah membalikkan telapak tangan, pemerintah harus memutar otak entah berapa derajat agar dapat menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu solusi briliannya adalah dengan menciptakan bioplastik atau plastik ramah lingkungan yang mampu terurai alami dari tandan kosong sawit.

blank

Bioplastik “biobased” LIPI. Sumber: http://lipi.go.id

Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini juga dilatarbelakangi karena adanya fakta yang menunjukkan jika Indonesia kaya akan bahan alam untuk kandungan polimer (unsur membuat plastik) seperti padi, tebu, sawit, jagung, dan kentang. Pembuatan plastik dari tandan sawit yang diambil adalah poly asam laktatnya, sedangkan proses fermentasinya sendiri menggunakan mikroba. Satu hal lagi yang perlu diketahui, permukaan bioplastik ini memiliki unsur tak padat sehingga bakteri dapat mudah masuk kemudian memecah polimer hingga terdegradasi dan terurai.

Meski ramah lingkungan, proses pembuatan Bioplastik “biobased” LIPI masih belum ramah bagi pemodal yang mau berbisnis. Kepala Pusat Penelitian, Agus Haryono, menjelaskan jika biaya produksinya masih mahal, delapan kali lipat plastik biasa, tetapi bisa ditekan ketika permintaan plastik tinggi. Kekurangan lain dari bioplastik ini adalah teksturnya yang masih kaku, belum lentur seperti plastik biasa. Lain lagi jika nantinya dikombinasikan dengan plasticizer alam, hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Kabar baiknya, tak hanya kantong plastik, bahan dasar ini juga dapat digunakan dalam pembuatan penggaris, bahan kursi, bahkan tempat makan, tergantung komposisinya.

Masyarakat awam mungkin belum mengenal apa itu Plasticizer. Plasticizer merupakan bahan sawit aman digunakan yang mampu menambah kelenturan. Faktanya, banyak ditemukan plasticizer dari bahan kimia turunan phthalate yang penggunaannya dilarang di berbagai negara seperti Uni-Eropa. Hingga kini, Indonesia belum memiliki standar plastik ramah lingkungan. Masih banyak plastik di Indonesia tak berbasis bioplastik “biobased.”

Agus Haryono juga menjelaskan jika saat ini masih terjadi perdebatan mengenai plastik terdegradasi. Ada yang berpendapat, plastik harus dapat terurai menjadi gas dan oksigen. Pendapat lain mengatakan, plastik yang terdegradasi berarti mudah terurai menjadi serpihan kecil berukuran mikro (mikroplastik). Mikroplastik merupakan serpihan berukuran kurang dari 0,5 mm. Ukuran ini seringkali menjadi konsumsi biota laut yang bisa masuk ke rantai makanan hingga ke tubuh manusia. Jika mikroplastik bereaksi dengan protein tubuh dalam waktu yang lama, kondisi ini bisa menyebabkan kelamin ganda, pengurangan sperma dan karsinogenik.

Kebanyakan plastik di Indonesia didesain dengan memanfaatkan minyak bumi sehingga masih ada sisa-sisa degradasi mikroplastik. Masalah mikroplastik sendiri sebenarnya masih belum ada solusi. Parahnya lagi, Indonesia ini merupakan penghasil mikroplastik terbesar nomor dua dunia setelah Cina.

Lalu sebagai good citizenship, apa yang harus kita lakukan? Sadar diri!!! Kita sebagai aset negara harus lebih kreatif, inovatif, dan berpikir rasional. Jadilah pribadi Down to Earth yang mampu menjaga kelestarian bumi. Jangan hanya berpangku tangan! Setidaknya jika kita merasa digandeng atau dirangkul pemerintah, balas kembali, hargai kerja cerdasnya.

Referensi

[1] http://lipi.go.id/lipimedia/single/LIPI-Teliti-Limbah-Tandan-Sawit-jadi-Plastik-Ramah-Lingkungan/15277. Diakses pada tanggal 22 Mei 2018

[2] http://lipi.go.id/siaranpress/indonesia-science-expo-2017-ajang-unjuk-gigi-karya-riset-anak-negeri/19257. Diakses pada tanggal 22 Mei 2018

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.