Blue light, yang merupakan bagian dari spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 400–500 nm, semakin menarik perhatian dalam bidang dermatologi. Paparan cahaya biru dari perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer, selain sinar matahari, dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Berdasarkan penelitian dalam jurnal International Journal of Cosmetic Science, blue light berdampak signifikan pada pigmentasi kulit dan dapat memicu tanda-tanda penuaan dini.

Sumber: id.pinterest.com
Mekanisme Pigmentasi Akibat Blue Light
Paparan cahaya ini terbukti meningkatkan produksi melanin, pigmen utama yang menentukan warna kulit. Penelitian pada 33 responden wanita dengan tipe kulit III dan IV menggunakan protokol paparan blue light sebanyak 60 J/cm² selama empat hari berturut-turut. Pengukuran menggunakan hyperspectral imaging dan menunjukkan peningkatan signifikan pada kandungan melanin, hemoglobin, dan saturasi oksigen setelah paparan. Dalam konteks ini, melanin dihasilkan tidak hanya sebagai respons alami terhadap radiasi UV tetapi juga karena paparan cahaya tampak, termasuk blue light.
Dampak Hiperpigmentasi dan Kemerahan
Paparan blue light dapat menyebabkan hiperpigmentasi, yaitu kondisi peningkatan pigmen pada area tertentu. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan ITA° (Individual Typology Angle) sebesar 16,89 poin, yang menunjukkan penggelapan kulit, dan peningkatan parameter yang mencerminkan kemerahan kulit. Hiperpigmentasi ini tidak langsung pulih dan bertahan hingga beberapa minggu, menunjukkan bahwa dampaknya lebih signifikan daripada paparan UVA pada beberapa tipe kulit. Terlebih lagi, paparan cahaya ini dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti melasma dan hiperpigmentasi pasca-inflamasi.
Upaya Perlindungan Kulit
Mengingat efek blue light pada pigmentasi kulit, penting untuk mengambil langkah pencegahan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan niacinamide (vitamin B3) dan ekstrak mikroalga Scenedesmus rubescens dapat mengurangi hiperpigmentasi dan kemerahan. Kedua bahan ini bekerja sebagai antioksidan yang membantu melawan stres oksidatif dan memperbaiki tanda-tanda penuaan kulit.
Selain itu, penggunaan sunscreen yang mengandung filter spektrum luas, seperti titanium dioksida atau oksida besi, juga direkomendasikan. Meskipun tabir surya tradisional mungkin kurang efektif melindungi dari cahaya tampak, kombinasi dengan antioksidan dapat meningkatkan efektivitasnya.
Hati-hati Terhadap Pengaruh Blue Light Bagi Kesehatan Kulit
Penelitian menunjukkan bahwa blue light dapat memicu hiperpigmentasi dan tanda-tanda penuaan kulit yang signifikan, terutama pada individu dengan tipe kulit lebih gelap. Upaya pencegahan seperti penggunaan niacinamide dan ekstrak mikroalga memberikan harapan dalam mengurangi dampak negatif dari paparan cahaya ini. Perlindungan kulit di era digital ini memerlukan kombinasi strategi, termasuk penggunaan tabir surya yang tepat, antioksidan, serta pengurangan paparan dari perangkat elektronik.
Dengan demikian, penting untuk menyadari bahwa paparan cahaya ini bukan hanya ancaman bagi kesehatan mata tetapi juga berdampak pada kesehatan kulit, sehingga perlu diantisipasi dengan baik.
Referensi
Campiche, et al. 2020. Pigmentation effects of blue light irradiation on skin and how to
protect against them. Diakses pada 18 Oktober 2024 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7496068/pdf/ICS-42-399.pdf