Mengapa Makan Es Bisa Menyebabkan Sakit Kepala?

Brain freeze, atau Sphenopalatine ganglioneuralgia, adalah sensasi sakit kepala singkat yang terjadi saat seseorang mengonsumsi sesuatu yang sangat dingin, seperti es krim atau minuman dingin secara cepat. Meskipun rasa nyerinya hanya berlangsung sebentar, pengalaman ini sering kali cukup menyakitkan untuk membuat orang berhenti sejenak dari aktivitas mereka. Selanjutnya, apa penyebab brain freeze?

sakit kepala akibat brain freeze

Brain freeze, atau Sphenopalatine ganglioneuralgia, adalah sensasi sakit kepala singkat yang terjadi saat seseorang mengonsumsi sesuatu yang sangat dingin, seperti es krim atau minuman dingin secara cepat. Meskipun rasa nyerinya hanya berlangsung sebentar, pengalaman ini sering kali cukup menyakitkan untuk membuat orang berhenti sejenak dari aktivitas mereka. Selanjutnya, apa penyebab brain freeze?

Ternyata, Ini Penyebab Brain Freeze

Fenomena brain freeze terjadi ketika sesuatu yang sangat dingin menyentuh langit-langit mulut atau tenggorokan. Suhu dingin tersebut menyebabkan perubahan mendadak pada pembuluh darah di daerah tersebut.

Menurut para ahli, tubuh merespons suhu dingin dengan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) untuk mengurangi aliran darah dan menjaga panas tubuh. Setelah itu, pembuluh darah kembali melebar (vasodilatasi) untuk mengatur suhu, menyebabkan lonjakan darah mendadak di area tersebut. Perubahan cepat ini merangsang saraf di sekitar Sphenopalatine ganglion, sebuah kumpulan saraf di belakang langit-langit mulut, kemudian mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak.

Menariknya, rasa nyeri ini sering kali terasa di dahi, meskipun rangsangan aslinya terjadi di mulut. Fenomena ini dikenal sebagai “nyeri alih” atau referred pain, dimana otak kesulitan menentukan sumber rasa sakit yang sebenarnya.

Siapa yang Rentan Mengalami Brain Freeze?

Meskipun kita tidak selalu mengalami brain freeze ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin, fenomena ini pada dasarnya dapat dialami oleh siapa saja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan migrain lebih rentan terhadap fenomena ini. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas saraf yang lebih tinggi, mirip dengan mekanisme nyeri pada migrain. Brain freeze juga lebih cenderung terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman dingin terlalu cepat, terutama dalam kondisi cuaca panas.

Prevalensi dan Karakteristik Sakit Kepala Akibat Menelan atau Menghirup Stimulus Dingin

Sakit kepala akibat menelan atau menghirup stimulus dingin (HICS), dikenal sebagai “ice-cream headache” atau “brain freeze,” merupakan salah satu bentuk sakit kepala primer yang umum dialami, baik oleh anak-anak maupun dewasa. Studi oleh Kraya et al. (2019) memberikan wawasan mendalam tentang prevalensi dan karakteristik kondisi ini melalui pendekatan survei berbasis kuesioner anonim.

Prevalensi HICS

Dalam penelitian ini, pengumpulan data berasal dari 618 responden berusia 17–63 tahun, dengan mayoritas peserta adalah perempuan (68,9%). Prevalensi HICS mencapai 51,3%, tanpa perbedaan signifikan antara jenis kelamin (51,3% pada pria dan 51,6% pada wanita). Data menunjukkan bahwa HICS lebih sering terjadi pada kelompok usia muda daripada peserta yang lebih tua, meskipun penurunan prevalensi ini tidak signifikan secara statistik.

Karakteristik Klinis

HICS biasanya berlangsung singkat, dengan 92,7% kasus berakhir dalam waktu kurang dari 30 detik. Rasa sakit umumnya terlokalisasi di dahi (73,6%), meskipun beberapa peserta melaporkan lokasi yang tidak biasa seperti bagian belakang kepala (16,9%). Rasa sakit ini sering digambarkan sebagai menusuk (51,8%) atau menarik (28,1%).

Gejala Penyerta

Sekitar 22% peserta mengalami gejala trigemino-otonom seperti mata berair dan hidung berair, sementara 18,5% melaporkan fenomena visual, termasuk kilatan cahaya atau bintik-bintik. Gejala-gejala ini lebih umum terjadi pada individu dengan riwayat sakit kepala primer lainnya, seperti migrain atau tension-type headache (TTH).

Hubungan dengan Sakit Kepala Primer Lain

Penelitian ini tidak menemukan hubungan signifikan antara migrain atau TTH dengan peningkatan risiko HICS. Namun, intensitas rasa sakit cenderung lebih tinggi pada mereka yang memiliki kondisi sakit kepala primer bersamaan. Misalnya, intensitas rata-rata pada penderita migrain adalah 5,7 (dalam skala 0–10), lebih tinggi daripada dengan individu tanpa kondisi sakit kepala primer lainnya.

Implikasi dan Kesimpulan

Penelitian ini memperluas pemahaman tentang kriteria diagnosis HICS atau brain freeze, seperti durasi kejadian HICS itu sendiri. Selain itu, penemuan gejala penyerta memberikan gambaran baru yang relevan bagi diagnosis dan pengelolaan HICS.

HICS bukanlah kondisi yang serius, tetapi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penelitian ini menekankan pentingnya konsumsi makanan atau minuman dingin dengan lebih berhati-hati untuk mengurangi risiko terjadinya HICS. Kesadaran tentang gejala dan pemicu HICS dapat membantu individu mengelola kondisi ini dengan lebih baik.

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Brain Freeze?

Ada beberapa cara sederhana untuk mencegah dan mengatasi brain freeze. Salah satunya adalah mengonsumsi makanan atau minuman dingin secara perlahan agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan suhu. Selain itu, kita bisa mencoba teknik berikut jika mengalami brain freeze:

  1. Menghangatkan langit-langit mulut: Tekan lidah ke arah langit-langit mulut untuk memberikan panas dan membantu pembuluh darah kembali normal lebih cepat.
  2. Minum air hangat: Minuman hangat dapat membantu menyeimbangkan suhu di mulut dan tenggorokan.
  3. Menutup mulut dan hidung: Bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup dapat meningkatkan suhu di mulut, mengurangi efek dingin.

Penutup

Brain freeze adalah contoh menarik dari bagaimana tubuh merespons perubahan lingkungan yang ekstrem. Fenomena ini mungkin tampak sederhana, tetapi memberikan wawasan mendalam tentang mekanisme kompleks saraf dan pembuluh darah. Jadi, saat menikmati es krim atau minuman dingin, ingatlah untuk menikmatinya secara perlahan agar tidak mengganggu aktivitas dengan rasa sakit yang tiba-tiba.

Referensi

Nordqvist, Joseph. 2017. Why does ice cream cause brain freeze? Diakses pada 23 November 2024 dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/244458

Kraya, et al. 2020. Prevalence and characteristics of headache attributed to ingestion or inhalation of a cold stimulus (HICS): A cross-sectional study. Diakses pada 23 November 2024 dari https://journals.sagepub.com/doi/epub/10.1177/0333102419884938

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top