Briket Berbahan Dasar Kulit Kopi
Kopi merupakan salah satu komoditas yang paling penting dalam perekonomian nasional. Selain itu, kopi adalah penghasil devisa non migas negara terbesar ke-4 pada komoditas perkebunan setelah tekstil, kayu, dan karet [1]. Perkebunan Perkebunan kopi Malangsari Banyuwangi merupakan salah satu perkebunan kopi terbesar di Kabupaten Banyuwangi dengan luas 2600 Ha dan telah mengekspor lebih dari 1435 ton di berbagai negara [2] . Namun, tingginya produksi kopi di Perkebunan kopi Malangsari Banyuwangi juga menyebabkan jumlah limbah kulit kopi sangat tinggi (40 ton per tahun) disekitar pabrik pengolahan yang tidak diolah hingga menumpuk dan mencemari tanah karena sifat asamnya di sekitar permukiman masyarakat, serta juga dapat memicu timbulnya penyakit.
Limbah kulit kopi merupakan salah satu sumber energi biomassa. Menurut Agustono dkk [3], potensi limbah kulit kopi dapat mencapai 50-60% dari berat utuhnya. Sehingga sangat besar limbah yang dihasilkan dan perlunya untuk dilakukan pengelohan agar tidak mencemari lingkungan dan mendatangkan manfaat kepada masyarakat.
Salah satu solusi tepat untuk masyarakat adalah memanfaatkan limbah kulit kopi sebagai energi terbarukan yang dijadikan sebagai briket untuk bahan bakar kompor tungku khusus briket. Briket merupakan bahan bakar padat dengan ukuran dan bentuk tertentu yang terbentuk dari butiran bahan halus, seperti batubara dan bahan alami lainnya yang dimampatkan dengan daya dan tekanan tertentu agar memiliki nilai tambah [4]. Hal ini akan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan dan masyarakat sekitar Perkebunan kopi Malangsari Banyuwangi sehingga mandiri secara energi. Perusahaan akan mendapatkan lingkungan yang bersih dari limbah kulit kopi dan masyarakat akan dapat menghemat biaya penggunaan energi sehari-hari, seperti kebutuhan gas untuk memasak.
Berikut ini merupakan tata cara dalam pembuatan briket yang dapat di demonstrasikan kepada masyarakat sekitar Perkebunan kopi Malangsari Banyuwangi.
- Proses Pembuatan Arang
2. Pembuatan Perekat
3. Pembuatan Briket Arang Limbah Kulit Kopi
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penggunaan briket sebagai bahan bakar kompor tungku dapat memberikan berbagai manfaat daripada kompor gas LPG. Beberapa manfaat tersebut adalah lebih ekonomis atau hemat biaya, panas yang dihasilkan lebih baik daripada kompor gas LPG, dan lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan organik [5].
Melalui keuntungan yang diberikan oleh bahan bakar biomassa dari kulit kopi ini maka akan meningkatkan selera konsumen, yang akan menjadi hukum utilitas yaitu “more is better”, dimana suatu keadaan atau posisi masyarakat yang melihat dan mengetahui bahan bakar lebih ekonomis, maka akan semakin dipilih sebagai alternatif untuk mengurangi bahan bakar fosil yang saat ini masih menjadi suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Selain itu, pemanfaatan biomassa ini juga akan membantu pemerintah agar tidak mengalami kesulitan dalam menanggulangi limbah dari kegiatan perkebunan, terutama limbah kulit kopi.
Untuk mengetahui kelayakan limbah kulit kopi ini sebagai energi biomassa yang berupa briket, maka penulis menganalisa menggunakan analisis SWOT. Penggunaan analisis SWOT dikarenakan akan memberikan gambaran manajemen dari 4 dimensi yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan secara komprehensif, jangka panjang, dan rencana rutin atau progess report [6].
Berikut ini merupakan analisis SWOT pemanfaatan energi biomassa limbah kulit kopi di Perkebunan Malangsari Banyuwangi:
Kekuatan (Strenght) | Kelemahan (Weakness) |
Ekonomis Ramah lingkungan Panas lebih tahan lama Alternatif BBM Energi terbarukan Masyarakat mandiri energi Zero Waste di perkebunan | Belum adanya alat modern pembakaran yang praktis Proses pembuatan cukup lama |
Peluang (Opportunity) | Ancaman (Threats) |
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap energi terbarukan Pengentasan limbah industri perkebunan kopi Berpotensi untuk produksi masal dan dijual | Pembuatan briket dapat ditiru Ditemukannya barang lain yang lebih murah |
Berdasarkan hasil analisis SWOT diatas, maka dapat diketahui bahwasanya keuntungan dan peluang energi biomassa limbah kulit kopi sebagai briket ini sangat memberikan dampak positif kepada perusahaan perkebunan dan masyarakat sekitar dan hanya sedikit kelemahan. Beberapa keuntungannya adalah untuk menghasilkan 1 kg briket, hanya membutuhkan dana sekitar 6500, dengan keuntungan mampu untuk memasak nasi 1 kilogram, masak air serta masak lauk pauk selama >8 jam karena nilai kalori dari kulit kopi adalah sebesar 4600 kkal/kg [7]. Lebih hemat 25% dari total biaya gas subsidi ini akan sangat membantu mengurangi pengeluaran belanja rumah tangga masyarakat disekitar Perkebunan kopi Malangsari Banyuwangi. Oleh karena itu, melalui usulan inovasi yang diberikan, diharapkan akan memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat dan perusahaan Perkebunan Kopi Malangsari Banyuwangi
Daftar Pustaka
[3] Agustono, B., M.Lamid, A.Ma’ruf, M.T.Elziyad, dan Purnama. 2017. Identification of Agricultural and Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. Vol.1 No.1 : 12-22
[4] Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. www.tekmira.esdm.go.id
[6] Fahmi, I. 2014. Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. https://www.mitrawacanamedia.com/studi-kelayakan-bisnis-dan-keputusan-investasi
[7] Adams, M. R. dan Dougan, J. 1981. Biological management of coffee processing wastes. Tropical Science (Inglaterra), 23(3), 177–196.
Mohon agar dikembangkan untuk menjadi bisnis bagi masyarakat bang