Rayap: Si Perusak Kayu yang Berpotensi sebagai Sumber Antioksidan dan Antimikroba

Pernahkah merasa kesal saat melihat lemari, kursi, meja, atau perkakas rumah lainnya dari bahan kayu jadi lapuk akibat rayap? Atau […]

blank

Pernahkah merasa kesal saat melihat lemari, kursi, meja, atau perkakas rumah lainnya dari bahan kayu jadi lapuk akibat rayap? Atau pernahkah melihat tumpukan kertas di gudang menjadi hancur? Ya, serangga kecil mirip semut yang antagonistis ini memang seringkali merugikan manusia. Rayap memiliki kemampuan untuk mencerna senyawa selulosa, komponen mayor penyusun kayu, daun, batang, kertas, tisu, serta produk-produk turunan kayu. Namun nyatanya, di balik sifat merugikannya tersebut, keberadaan rayap juga memiliki peranan penting di ekosistem terestrial. Misalnya sebagai pengurai sampah-sampah organik (dekomposer), sebagai pengendali hama, membantu menyimpan karbon di tanah, menyuburkan tanah dan drainase, serta meningkatkan biodiversitas di lingkungan dan ekosistem sekitar mereka. Bisa dibayangkan jika tidak ada rayap, pasti bumi kita akan dipenuhi oleh sampah-sampah organik. Itulah peranan penting rayap.

Rayap Endemik Indonesia

Rayap Indonesia merupakan salah satu sumber daya hayati terkaya mengingat keanekaragaman spesiesnya yang sangat tinggi (300 spesies) dan sebaran geografisnya yang luas di daratan Indonesia. Dari melimpahnya spesies rayap tersebut, belum banyak yang mengeksplor potensinya sebagai sumber senyawa bioaktif. Rayap subfamili Macrotermitinae memiliki sumber makanan berupa bintil jamur yang tumbuh dan menyebar dengan struktur tertentu di sarang rayap dengan bentuk seperti otak mamalia yang disebut fungus comb. Menariknya, di dalam fungus comb ini tumbuh monokultur Termitomyces yang diduga oleh para peneliti terdapat kandungan senyawa bioaktif. 

Fungus comb

Dugaan adanya kandungan senyawa bioaktif terkonfirmasi dalam penelitian yang dilakukan oleh tim Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) pada tahun 2021. Ekstrak fungus comb dari rayap Macrotermes Gilvus Hagen yang diekstrak dengan beberapa jenis pelarut seperti n-heksana, metanol, etanol, dan air. Penelitian tersebut mengungkap penemuan bahwa ekstrak fungus comb rayap memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba.

blank

(a) Penampakan Gundukan Sarang fungus comb yang ditemukan di lahan Cagar Alam Yan Lapa, Jawa Barat, Indonesia; (b) gumpalan fungus comb dari bagian dalam sarang; (c) rayap berbagai kasta/umur di sekitar fungus comb (c); dan (d) bintil jamur tampak butiran putih

Sumber Antioksidan

Antioksidan sendiri merupakan sifat dari berbagai senyawa yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari efek buruk radikal bebas, baik yang terbentuk dari dalam maupun luar tubuh. Radikal bebas yang terbentuk dari dalam tubuh berasal dari zat sisa proses metabolisme. Sementara itu, radikal bebas yang terbentuk di luar tubuh bisa berasal dari asap rokok, asap kendaraan, paparan radiasi, dan sebagainya. Antioksidan bisa ditemukan di berbagai jenis makanan, minuman, serta suplemen. Salah satu sumber antioksidan lain yang mungkin belum cukup familiar adalah ekstrak fungus comb rayap. Aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak fungus comb sebanding dengan ekstrak kunyit yang kita kenal sebagai sumber antioksidan yang baik karena mengandung kurkumin. Dengan melihat potensi tersebut, terbuka peluang penelitian kedepannya untuk mengoptimalkan pemanfaatan rayap sebagai salah satu sumber antioksidan.

Agen Alternatif Antimikroba

Seperti yang kita ketahui, buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan komponen penting dari pola makan sehat. Namun, produk pertanian akhir-akhir ini banyak terserang wabah, salah satunya serangan mikroba. Serangan mikroba dapat terjadi selama masa pra panen, transportasi, penyimpanan, dan pengolahan makanan. Mengingat Indonesia sebagai negara tropis, resiko kontaminasi selama pasca panen lebih tinggi karena lingkungan yang hangat dan lembab. Meskipun telah dilakukan usaha untuk menyesuaikan lingkungan, beberapa produk hasil panen memiliki kerentanan tinggi terhadap kerusakan mekanis selama transportasi dan kemungkinan besar kerusakan atmosfer karena penurunan oksigen dan peningkatan kadar karbon dioksida. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan teknologi pengemasan yang aman dan ramah lingkungan. Cara yang sangat potensial untuk mencegah pembusukan dan menghambat pertumbuhan jamur yaitu dengan penggunaan agen antimikroba organik dalam kemasan makanan. Dalam hal ini, ekstrak fungus comb telah teruji mampu menjadi agen alternatif antimikroba organik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim RKI, ekstrak fungus comb menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap mikroorganisme pembusuk makanan seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Aspergillus flavus, dan Aspergillus niger.

Dari ulasan tersebut, dapat dilihat sudut pandang baru bahwa rayap bukan hanya sekadar serangga perusak kayu. Rayap justuru memiliki banyak peranan dan potensi untuk pengembangan penelitian di bidang medis, obat, pertanian, dan bahkan bisa masuk ke ranah pengemasan produk makanan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, harapan mengenai penemuan-penemuan baru khususnya terkait potensi dan manfaat rayap akan semakin terbuka lebar. 

Referensi :

Rachmayanti, Y., Firmansyah, D., Umma, R., Hertanto, D., Sudiana, I., Santoso, D., Nandika, D., Karlinasari, L., Arinana, A., Batubara, I., & Witasari, L. (2022). Antioxidant Activity of Fungus Comb Extracts Isolated from Indo-Malayan Termite Macrotermes gilvus Hagen (Isoptera: Termitidae). Indonesian Journal of Chemistry, 22(6), 1693-1704. /*doi:http://dx.doi.org/10.22146/ijc.77227*/ doi:https://doi.org/10.22146/ijc.77227

Witasari, L. D., Wahyu, K. W., Anugrahani, B. J., Kurniawan, D. C., Haryanto, A., Nandika, D., Karlinasari, L., Arinana, A., Batubara, I., Santoso, D., Rachmayanti, Y., Firmansyah, D., Sudiana, I. K., & Hertanto, D. M. (2022). Antimicrobial activities of fungus comb extracts isolated from Indomalayan termite (Macrotermes gilvus Hagen) mound. AMB Express, 12(1), Article 14. https://doi.org/10.1186/s13568-022-01359-0

https://www.alumniipbpedia.id/post/dodi-nandika diakses pada 19 September 2024

https://www.kompasiana.com/nurfitrayadi7639/64c3e9ce08a8b56ff1633042/menggali-manfaat-sarang-rayap-tanah-dari-penyubur-tanah-hingga-pengendali-hama-alam?page=2&page_images=1 diakses pada 19 September 2024

https://www.alodokter.com/antioksidan-sebagai-senjata-melawan-radikal-bebas diakses pada 19 September 2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.