Keong Sawah, Berbahaya atau Bermanfaat?

Pada hari Minggu 27 Mei 2018, keracunan massal dialami warga Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara setelah memakan keong sawah […]

blank

Pada hari Minggu 27 Mei 2018, keracunan massal dialami warga Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara setelah memakan keong sawah (tutut). Kejadian tersebut membuat Pemerintah Kota Bogor menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KJB).

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=m9qP9GOufMU[/embedyt]

PLT Wali Kota Bogor, Usmar Hariman berkata “Dilihat dari kejadiannya, sumbernya yang hampir sama, dari satu sumber, ini sudah masuk dalam kategori kejadian luar biasa dan kami nyatakan ini sebagai kejadian luar biasa.” Jumlah warga yang mengalami keracunan pun tidak sedikit, yaitu berjumlah 108 orang. Jumlah tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah pada Senin, 28 Mei 2018 “Hasil penyisiran tim surveilance dan tim kesiapsiagaan Dinkes Bogor tercatat jumlah warga yang keracunan itu ada 108 orang tersebar di lima RT.”

Journal of Environment Science, Toxicology, and Food Technology pada tahun 2013 menyatakan bahwa hewan bernama latin Pila ampullacea ini memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan gizinya diklaim cukup untuk menjadi alternatif daging yang harganya mahal. Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia, dalam 100 gram keong sawah, terdapat kandungan 12 gram protein, 1 gram lemak, 64 kkal energi, 81 gram air, 12 gram karbohidrat, dan 217 miligram kalsium. Tidak hanya itu,  terdapat juga omega 3, omega 6, omega 9, vitamin A, vitamin E, asam folat dan kandungan mineral berupa 60,52 miligram fosfor, 31,19 miligram magnesium, 10,9 miligram zat besi, 1,31 miligram zinc, dan 0,04 miligram sodium pada 100 gram daging keong sawah. Berikut ini adalah perbandingan kandungan gizi keong sawah dengan beberapa jenis daging lainnya:

blank
Gambar 1. Perbandingan Kandungan Gizi Keong Sawah dengan Beberapa Jenis Daging. Sumber: CNN Indonesia

Kandungan gizi yang berlimpah tersebut tentu memberikan dampak positif untuk tubuh, diantaranya adalah:

  1. Omega

Omega 3 dan omega 6 merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Kedua nutrisi tersebut berguna dalam perkembangan otak, mengatur tekanan darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Omega 9 merupakan asam lemak non-esensial yang diproduksi melalui lemak tak jenuh dalam tubuh. Nutrisi itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengontrol kolesterol jahat dalam tubuh. Selain itu, ketiga nutrisi itu berperan dalam menjaga kesehatan rambut seperti mencegahnya dari kerontokan, meningkatkan elastisitas rambut, mempertebalnya, dan memelihara folikel rambut.

  1. Protein

Kandungan protein yang terdapat pada keong sawah bermanfaat untuk pembentukan sel dan jaringan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu proses pertumbuhan, dan mencegah penyakit kwashiorkor.

  1. Kalsium

Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi, pemeliharaan gigi, menjaga sistem saraf dan peredaran darah, kepadatan tulang, dan kesehatan jantung.

  1. Vitamin

Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata sedangkan vitamin E berperan dalam proses regenerasi kuli dan menjaga kesehatan kulit. Asam folat sangat baik untuk ibu hamil agar bayinya tidak cacat.

Selain bermanfaat untuk tubuh, keong sawah juga berpotensi memiliki peluang bisnis yang menggiurkan. Salah seorang warga Subang, Jawa Barat bernama Duyat Soding berpenghasilan 4 juta per hari dari bisnis keong sawah yang dijalannya. Silahkan simak video berikut untuk mengetahui kisahnya:

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=dQdllzUUtp0[/embedyt]

Tidak hanya bermanfaat untuk tubuh, ternyata keong sawah juga membahayakan tubuh. Berikut ini adalah dampak negatif keong sawah untuk tubuh:

  1. Menyebabkan cacingan

Keong sawah merupakan salah satu inang perantara cacing Trematoda. Cacing itu berkembang biang dalam tubuh manusia di jaringan usus dan saluran empedu. Gejala awal yang ditimbulkan bermacam-macam seperti nyeri perut, diare, mual dan muntah, sulit buang air besar, dan demam.

blank
Gambar 2. Ilustrasi Terkena Diare. Sumber: Media Konsumen
  1. Menyebabkan penyakit Schistosomiasis

Cacing Schistosoma merupakan penyebab penyakit Schistosomiasis. Cacing itu masuk melalui pori-pori kulit. Schistosomiasis menyebabkan gagal ginjal dan infeksi pada usus, kantung kemih, dan ureter bahkan kematian pada penderitanya. Jika infeksi tidak segera ditangani, dapat menyebabkan diare berkepanjangan dan menjalar ke hati lalu menyebabkan hati mengalami peradangan sehingga hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Anda akan merasa demam, sakit kepala, diare, batuk-batuk, dan nyeri pada hati sebagai gejala awal terkena Schistosomiasis.

blank
Gambar 3. Lifecycle of Schistosomiasis. Sumber: Centers for Disease Control and Prevention
  1. Menyebabkan meningitis

Cacing Angiostrongylus Cantonensis ditemukan di perairan dangkal seperti persawahan. Penyakit meningitis disebabkan oleh cacing itu dan dapat menular melalui mata, hidung, dan mulut. Tanda-tanda jika Anda terkena meningitis adalah Anda akan mengalami demam dan menggigil, kebingungan, mual dan muntah, sakit kepala yang hebat, leher kaku, dan sering pingsan.

blank
Gambar 4. Penyakit Meningitis. Sumber: Mayo Clinic

Berbagai penyakit itu dapat Anda terima bila Anda tidak mengolah keong sawah dengan benar sebelum dikonsumsi seperti contoh kasus keracunan massal akibat keong sawah yang terjadi di Bogor. Rubaeah mengatakan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan sampel makanan olahan keong sawah yang sudah matang positif mengandung bakteri. “Jika pengolahan tidak memenuhi standar higienis dan sanitasi, menimbulkan kuman yang menyebabkan gejala-gejala keracunan itu, mual, muntah, diare dan panas demam” lanjut Rubaeah. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika mengolah keong sawah menjadi makanan:

  1. Menggunakan air higenis untuk mencuci bahan makanan.
  2. Mencuci keong sawah hingga bersih dan tidak ada lumpur, pasir, dan tanah.

Daging keong sawah dicuci secara berulang untuk memastikan tidak ada lumpur, pasir, dan tanah yang masih menempel pada keong sawah. Bila perlu, daging keong sawah direndam di dalam air garam yang telah diberi air perasan lemon untuk mengangkat dan menghilangkan cacing-cacing yang masih menempel pada keong sawah.

  1. Memasak keong sawah hingga matang.

Perebusan hingga mendidih atau digoreng dengan minyak zaitun/jagung dapat membunuh kuman, bakteri, dan cacing yang terdapat pada keong sawah. Pastikan Anda tidak mengonsumsi keong sawah dalam kondisi mentah ataupun setengah matang agar Anda terhindar dari berbagai macam penyakit.

  1. Menjaga kebersihan tubuh

Setelah Anda mengolah keong sawah, pastikan Anda segera membersihkan anggota tubuh yang langsung berhubungan dengan keong sawah menggunakan sabun antiseptik untuk meminimalisir masuknya kuman, bakteri, dan cacing ke dalam tubuh Anda.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=zYj4ZBVeLdI[/embedyt]

Tidak ada penanganan khusus terhadap korban keracunan keong sawah karena gejala umum dari keracunan makanan adalah muntah dan diare. Untuk pertolongan pertama, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Perbanyak minum cairan

Anda akan mengalami dehidrasi ketika keracunan karena Anda sering muntah sehingga membuat kondisi cairan di dalam tubuh Anda tidak stabil. Jika Anda kehilangan banyak cairan, itu akan membuat kondisi tubuh Anda semakin memburuk. Oleh sebab itu, Anda disarankan banyak meminum air mineral untuk menggantikan cairan Anda yang hilang.

  1. Istirahat yang cukup

Setelah meminum air mineral, tubuh Anda perlu beristirahat. Istirahat yang cukup dapat mengurangi rasa mual, muntah, sakit kepala, dan dehidrasi.

  1. Hindari obat anti muntah

Ketika Anda keracunan makanan, tubuh Anda akan mengalami penolakan terhadap racun dengan cara memuntahkannya. Oleh karena itu, jangan meminum obat anti muntah. Hadapkan kepala Anda ke bawah agar cairan yang berisi racun tidak masuk ke dalam tubuh Anda ketika Anda ingin muntah.

Jika dalam waktu 24 jam kondisi Anda tidak membaik, segera pergi ke klinik atau rumah sakit untuk menerima perawatan lebih lanjut.

Referensi:

1 komentar untuk “Keong Sawah, Berbahaya atau Bermanfaat?”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *