BRIN Hadirkan Teknologi Radiasi untuk Tangani Sampah Plastik, Menuju Solusi Berkelanjutan

Indonesia, Negara kita, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah dipilih oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk menjadi […]

Indonesia, Negara kita, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah dipilih oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk menjadi salah satu negara percontohan dalam program NUTEC Plastics. Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang menggunakan radiasi untuk mengatasi masalah limbah plastik, serta melihat bagaimana teknologi ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam berbagai sektor industri.

BRIN memainkan peran utama dalam penelitian dan pengembangan teknologi radiasi ini. Teknologi ini dapat membantu mengelola limbah plastik, yang merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia, dengan cara yang lebih efisien. Riset terbaru yang dilakukan oleh BRIN bersama mitra industri menunjukkan bahwa teknologi ini memiliki potensi yang besar dan kini telah siap untuk diuji dalam skala yang lebih besar, bahkan hingga pada tingkat komersial. Dengan uji coba yang lebih luas, diharapkan teknologi ini dapat diterapkan untuk mengatasi limbah plastik di industri secara lebih efektif.

Baca juga artikel tentang: Indonesia Akan Punya Konstelasi Satelit Sendiri, BRIN Berencana Pembuatannya

Penemuan dan penerapan teknologi radiasi untuk mengelola limbah plastik dapat menjadi referensi yang sangat berharga bagi negara-negara lain dalam menangani masalah sampah plastik dan mengubahnya menjadi bahan baku untuk industri. Solusi ini dapat membantu banyak negara dalam menciptakan sistem pengelolaan limbah yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berputar (circular economy).

Masalah Sampah Plastik

Anugerah Widiyanto, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan di BRIN, menyatakan bahwa Indonesia, bersama banyak negara lainnya, menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah plastik. Masalah ini memiliki dampak besar terhadap lingkungan serta kesehatan manusia. Menurutnya, untuk menghadapi tantangan ini, penting untuk terus mengembangkan teknologi yang dapat mendukung pengelolaan limbah plastik dan mengubahnya menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali oleh industri.

Salah satu teknologi yang menjanjikan adalah teknologi radiasi, yang dapat mengubah limbah plastik menjadi bahan baku yang bernilai tinggi bagi industri, sekaligus mendukung terciptanya ekonomi sirkuler—sistem di mana sumber daya digunakan kembali sebanyak mungkin untuk mengurangi limbah. Anugerah juga menekankan pentingnya kolaborasi riset dan inovasi dalam teknologi radiasi untuk modifikasi polimer, yang dapat membantu dalam pengelolaan limbah plastik. Indonesia, dengan kemampuan ilmuwannya dalam bidang ini, berpotensi untuk menjadi pusat dalam kolaborasi internasional di bawah program kerja sama teknis dengan IAEA, khususnya dalam proyek NUTEC Plastics.

Teknologi Radiasi untuk Mengatasi Limbah Plastik

Tita Puspitasari, Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, yang juga merupakan National Project Coordinator (NPC) untuk proyek RAS1031 di Indonesia, menjelaskan bahwa BRIN memainkan peran utama dalam proyek ini dengan melibatkan berbagai pihak terkait di dalam negeri. Kerja sama ini berfokus pada penerapan teknologi radiasi untuk mengatasi masalah limbah plastik, serta mengubahnya menjadi bahan baku yang dapat digunakan dalam berbagai sektor industri, mendukung ekonomi sirkuler.

Salah satu kolaborasi yang telah dilakukan adalah dengan PT. Polymindo Permata (Viro) untuk riset terkait modifikasi polimer dan aplikasinya pada produk industri dengan nilai ekonomi tinggi, seperti wood plastics composite (WPC) dan serat buatan. Proyek ini memiliki potensi untuk diterapkan lebih luas oleh industri nasional, terutama dalam mengatasi limbah plastik yang terus meningkat, dengan memanfaatkan fasilitas iradiasi yang dikelola oleh BRIN.

Sebagai bagian dari upaya internasional, BRIN bersama dengan IAEA akan mengadakan Regional Coordination Meeting (RCM) untuk proyek RAS1031 yang akan dilaksanakan pada 17-21 Februari 2025 di Jakarta. Pertemuan ini bertujuan untuk membangun jejaring riset dan inovasi terkait penggunaan teknologi radiasi dalam penanganan limbah plastik dan pengolahannya menjadi bahan baku industri. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif NUTEC Plastics dari IAEA, yang bertujuan untuk mengurangi polusi plastik dengan memanfaatkan teknologi nuklir.

Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh perwakilan dari 11 negara anggota IAEA yang berpartisipasi dalam proyek ini. Melalui proyek ini, IAEA memberikan dukungan kepada negara-negara anggota untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan dalam menggunakan teknologi radiasi untuk pengelolaan sampah plastik serta mengubahnya menjadi bahan baku yang berguna bagi industri.

Baca juga artikel tentang: Penelitian Terkini BRIN: Mengungkap Misteri Gelombang Infrasonik untuk Keantarikaan

REFERENSI:

Biakhmetov, Bauyrzhan dkk. 2025. Transportation and process modelling-assisted techno-economic assessment of resource recovery from non-recycled municipal plastic waste. Energy Conversion and Management 324, 119273.

Siaran Pres. RI Berperan Sentral Tangani Limbah Plastik dengan Teknologi Radiasi. BRIN: https://brin.go.id/press-release/122298/ri-berperan-sentral-tangani-limbah-plastik-dengan-teknologi-radiasi diakses pada tanggal 19 Februari 2025.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top