Para ahli paleontologi dari University College Cork (UCC) di Irlandia menemukan bahwa beberapa dinosaurus yang memiliki bulu juga memiliki kulit bersisik, mirip dengan reptil modern. Temuan ini memberikan pemahaman baru tentang bagaimana proses evolusi dari sisik menuju bulu terjadi.
Dalam penelitian ini, para peneliti memeriksa spesimen baru dari dinosaurus bersayap Psittacosaurus yang hidup pada masa Cretaceous awal, sekitar 135–120 juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus sedang berubah menjadi burung. Mereka menemukan bahwa Psittacosaurus memiliki kulit mirip reptil di bagian tubuh yang tidak tertutupi bulu, sesuatu yang belum pernah terungkap sebelumnya.
Studi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, dipimpin oleh Dr. Zixiao Yang dan Prof. Maria McNamara dari UCC, yang bekerja sama dengan ilmuwan dari Universitas Nanjing (China).
Para peneliti menggunakan sinar ultraviolet (UV) untuk menemukan bercak kulit yang terawetkan, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dengan menggunakan sinar-X dan cahaya inframerah, mereka bisa melihat struktur sel yang terawetkan dengan jelas.
Tim menemukan kulitnya tidak terlihat secara alami dan baru terungkap saat spesimen tersebut ditemukan menggunakan sinar UV, yang membuatnya berpendar dengan warna oranye-kuning.
Temuan tim ini menunjukkan bahwa kulit yang mirip dengan burung awalnya hanya muncul di wilayah tubuh yang bersayap, sementara bagian lainnya tetap bersisik seperti reptil modern.
Spesimen Psittacosaurus NJUES-10 saat ini disimpan di Universitas Nanjing.
Referensi :
[1] https://www.ucc.ie/en/news/2024/researchers-discover-hidden-step-in-dinosaur-feather-evolution.html diakses pada 31 Mei 2024
[2] Zixiao Yang, Baoyu Jiang, Jiaxin Xu, Maria E. McNamara. Cellular structure of dinosaur scales reveals retention of reptile-type skin during the evolutionary transition to feathers. Nature Communications, 2024; 15 (1) DOI: 10.1038/s41467-024-48400-3
Alumni S1 Kimia Universitas Negeri Makassar. Pengajar kimia, penulis di warstek.com.