Tidur menjadi suatu perlakuan kodrati bagi tubuh manusia setiap harinya. Manusia membutuhkan istirahat dari berbagai aktivitas dengan cara tidur. Seperti yang tertera di dalam al Quran surah an-Naba ayat 9, “dan Kami jadikan tidurmu untuk beristirahat”.
Sebagai suatu perlakuan yang penting untuk tubuh, maka penting juga dalam memperhatikan cara tidur yang ideal agar dapat tercipta suasana tidur berkualitas. Pembahasan mengenai rekomendasi memperhatikan cara tidur bahkan dijelaskan secara spiritual melalui penjelasan keagamaan dan penjelasan sains (Sholechah, 2016).
Penjelasan keagamaan ada pada sumber hukum Islam dan upaya meneladani cara tidur nabi Muhammad SAW. Sebagai sunnah tentu anjuran mengenai perhatian posisi tidur menjadi suatu keutamaan bagi umat Islam. Karenanya mempelajari cara tidur yang baik pun menjadi suatu hal yang perlu untuk turut mengetahui dan mengamalkan tidur dengan cara yang ada dari nabi Muhammad SAW melalui sunnahnya.
Penjelasan sains menjadi upaya yang menguatkan secara logis dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Tidak semua orang bisa menerima kepercayaan, namun alasan secara logis akan menjadi penguat bagi kepercayaan yang dianut. Hal tersebut juga berlaku bagi penjelasan mengenai anjuran cara tidur yang dijelaskan secara keagamaan dan sains.
Cara Tidur Nabi Muhammad SAW
Anjuran tidur yang baik, datang dari sunnah nabi Muhammad SAW. Upaya meneladani bagaimana cara tidur Rasulullah tentu memperbesar kemungkinan mendapatkan tidur yang sehat dan nyaman. Setiap posisi dan waktu yang beliau pilih saat tidur, sangat bermanfaat bagi kesehatan meski pada zaman dahulu ilmu kedokteran belum berkembang seperti sekarang. Berikut merupakan cara tidur Rasulullah.
Berkaitan dengan tempat, Rasulullah terkadang tidur di atas kasur, kulit yang sudah disamak, tikar, tanah, dipan, dan terkadang di atas kain hitam. Rasulullah tidur dengan memiringkan tubuh ke sebelah kanan dan meletakkan tangan kanan di pipi kanan.
Rasulullah biasa tidur pada awal malam dan bangun pada akhir malam, tapi terkadang juga tidak tidur pada awal malam karena melayani kemaslahatan orang-orang muslim. Imam al-Ghazali mengatakan, “Ketahuilah bahwa waktu malam dan siang berjumlah dua puluh empat jam. Janganlah tidurmu melebih delapan jam, hal itu sudah cukup banyak. Sekirannya anda hidup enam puluh tahun, maka dua puluh tahun atau sepertiga dari usiamu telah anda hilangkan.”
Cara Tidur Rasulullah Secara Saintifik
Rasulullah ketika tidur memiringkan tubuh ke arah kanan. Hal ini dapat mencegah tertindihnya jantung yang berada di bagian kiri. Kondisi tidak tertindihnya jantung dapat mengurangi resiko kegagalan fungsi jantung. Posisi tidur miring ke kanan ini lebih aman daripada miring ke kiri dan telah diperkuat oleh studi para pakar kesehatan, salah satunya pernah dimuat di The Journal of American College of Cardiology dan New York Times 21 Februari 2011.
Rasulullah terbiasa tidur di awal malam dan bangun pada akhir malam. Tidur terlalu malam dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan. Adapun Step to Health memberikan beberapa alasan mengapa sebaiknya menghindari tidur larut malam yaitu:
- Sulit berkonsentrasi
- Kantuk sepanjang hari
- Cepat lelah
- Dapat meningkatkan resiko obesitas
Setelah mengetahui pentingnya tidur dengan baik secara keagamaan maupun saintifik diharapkan menjadi landasan untuk selalu memperhatikan bagaimana ketika kita tidur. Tentunya mengikuti cara tidur yang baik akan berimbas pada kesehatan tubuh dan terhindar dari beberapa masalah yang bisa saja terjadi akibat posisi tidur yang salah.
Baca juga :
> Mengulas Astronomi (Ilmu Falak) Dalam Sudut Pandang Islam
> Pemanfaatan IPTEK dengan Etika Al Quran
Daftar Pustaka
Sholechah, M. (2016) ‘Posisi Tidur dalam Tinjauan Hadits (Kajian Maâanil Hadits)’, Intelektualita, 5(2), pp. 145 – 152–152.
https://www.merdeka.com/trending/6-cara-tidur-sehat-seperti-rasulullah-bantu-jaga-kondisi-dan-bugar-di-pagi-hari.html?page=1 pada 31 Mei 2021
https://www.liputan6.com/health/read/3604917/ini-alasan-anak-tak-boleh-tidur-larut-malam pada 31 Mei 2021
Alumnus S1 Pendidikan Fisika UIN Walisongo dan Mahasiswa S1 Sains Data Universitas Insan Cita Indonesia, mengisi waktu luangnya untuk membaca, menulis, dan hal baru yang potensial.