Di zaman internet of things seperti saat ini, mencari informasi semudah menggerakkan jari-jemari di layar gawai yang terhubung ke internet. Dahulu kala sebelum ada internet, untuk mendapatkan informasi yang diinginkan maka seseorang harus mencarinya ke perpustakaan, membeli buku, majalah, koran, dan sebagainya. Proses membandingkan dua informasi atau lebih pun menjadi cukup susah karena membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Namun segalanya berubah saat internet muncul. Dengan mengetikkan kata kunci mengenai informasi yang ingin kita cari, ada puluhan, ratusan, bahkan jutaan informasi yang tersedia.
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2021/04/image-3-1024x623.png)
Namun tak disangka kehadiran sosial media mengubah proses mendapatkan informasi. Informasi-informasi yang disuguhkan oleh sosial media terkadang dan lebih seringnya bukan informasi yang ingin kita cari atau kita ketahui, tetiba saja muncul di beranda. Hal ini mengakibatkan apa yang oleh ilmuwan sebut sebagai banjir informasi (information overload). Lebih seringnya lagi, 1 informasi yang diunggah tersebut adalah potongan informasi yang hanya sesuai dengan keinginan pemilik sosmed. Informasi lain yang bisa jadi kontra atau melengkapi informasi yang telah diunggah terkadang tidak turut diunggah. Fenomena ini disebut dengan istilah “cherry picking”. Hampir semua akun anonim yang melalukan provokasi, propaganda, penggiringan opini, melakukan teknik cherry picking ini. Kalau diistilahkan dengan bahasa terkini, “cherry picking telah menjadi jalan ninja akun sosmed anonim”.
Jika ditinjau dari sejarahnya istilah cherry picking muncul dari analogi kebiasaan petani yang memilih buah cherry yang paling bagus (paling bersih, paling matang, dll) dari tumpukan buah cherry dan menjadikannya sebagai bukti untuk menyatakan bahwa keseluruhan hasil panennya memiliki kondisi yang sama baiknya. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh akun anonim dalam memilih informasi, menyodorkan atau menghadirkan potongan-potongan informasi yang kira-kira cocok dan bisa digunakan untuk memperkuat opini pemilik akun tanpa memberikan keseluruhan informasi yang terkait pada fakta tersebut. Tentu saja cherry picking termasuk dalam kesalahan logika yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dalam kasus sosial media maka keputusan yang diambil adalah pemilihan gagasan dan kata-kata yang disampaikan di kolom komentar.
Contohnya adalah informasi berikut yang diunggah oleh akun anonim @teluuur
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2023/12/image-1-1-1024x649.png)
Padahal terdapat informasi lainnya yang melengkapi informasi diatas, bahwa meninggalnya Komandan Brimob bukan karena vaksin namun karena terkonfirmasi positif Covid-19.
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2021/04/image-2.png)
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2021/04/image-8-1024x456.png)
Namun akun @teluuur tidak memposting 2 informasi diatas. Hal ini menegaskan bahwa bukanlah pencerdasan yang diinginkan, namun sebuah penggiringan opini. Kolom komentarpun berisi komentar orang-orang yang langsung menyimpulkan bahwa vaksinasi adalah kelinci percobaan dan lain sebagainya, bukannya melakukan check and recheck terhadap potongan informasi yang disampaikan.
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2021/04/image-9-1024x853.png)
![cherrypicking](https://warstek.com/wp-content/uploads/2021/04/image-1024x667.png)
Jadi jika nanti Warstekholic bertemu suatu informasi yang sepertinya “ganjil” terutama informasi yang diunggah oleh akun anonim, maka selalu lakukan check and recheck ya. Jangan sampai kita hanyut dalam kesesatan logika cherry picking yang dapat berdampak pada pengambilan keputusan kita kedepannya.
Baca juga: Artikel Sains, Doktrin Logika Sesat, dan Menyesatkan (warstek.com)
Referensi
- Mizrahi, M. (2015). Historical inductions: new cherries, same old cherry-picking. International Studies in the Philosophy of Science, 29(2), 129-148.
- Klass, G. (2008). Just plain data analysis: Common statistical fallacies in analyses of social indicator data. Statlit. org.