Ditulis Oleh Muhamad Nur Mustakim
Parfum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang hampir mendekati kebutuhan primer. Parfum biasanya digunakan ketika hendak menghadiri hajatan, acara-acara besar, ibadah, dan bahkan ketika hanya sekedar bepergian. Aroma yang harum, semerbak, nikmat, dan disukai merupakan parameter utama setiap orang dalam pemilihan parfum. Parameter berikutnya mungkin adalah ketahanan wangi yang tetap terhirup beberapa jam usai disemprotkan. Setelahnya, mungkin ada pemilihan untuk warna yang dimiliki oleh sebuah parfum. Baik warna cairan yang ada maupun warna bekas hasil semprotan. Sudah dapat dipastikan, parfum yang meninggalkan bekas warna yang cukup kentara akan dihindari oleh masyarakat. Sedangkan, cairan parfum yang gelap namun tidak menghasilkan bekas warna semprotan mungkin akan dipikir dua kali oleh masyarakat sebelum meminang untuk memiliki parfum tersebut.
Parfum dibedakan berdasarkan kandungan bahan pewangi atau bibit parfum yang terkandung di dalamnya. Eau de extrait memiliki kandungan bahan pewangi sebanyak 20-30%, eau de parfum memiliki kandungan 8-15%, eau de toilette 4-8%, eau de cologne 3-5%, dan splash cologne 1-3%[1]. Bahan pewangi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan parfum biasanya terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami yang digunakan biasanya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan minyak terbang yang pada umumnya berwujud cairan dan diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji dan bunga[2].
Kopi yang selama ini diaplikasikan sebagai salah satu minuman favorit memiliki peluang untuk [Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]