Ditulis Oleh Rudy Gunawan
Hepatitis A adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Orang bisa terkena hepatitis A setelah mencerna makanan atau air yang terjangkit virus tersebut. Di Indonesia berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan orang yang terkena hepatitis A sebesar 19,3% dari seluruh 2 juta penduduk Indonesia.1,2
Sebagian besar infeksi hepatitis A menunjukkan gejala minimal bahkan tidak bergejala. Pemeriksaan hepatitis A untuk saat ini menggunakan sampel darah yang menurut sebagian orang menyakitkan dengan memeriksa antibodi anti-HAV IgM (anti-Hepatitis A Virus Imunoglobulin M) yakni mekanisme pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh akibat infeksi virus tersebut. Pada kasus hepatitis, IgM (Imunoglobulin M) menunjukkan adanya infeksi akut, sedangkan IgG (Imunoglobulin G) menunjukkan adanya infeksi kronis.3,4,5
Selain pada darah, baru-baru ini ditemukan IgM dan IgG anti HAV pada air liur (saliva) penderita hepatitis A.6 Dengan ditemukan hal tersebut, mungkinkah deteksi hepatitis A menggunakan air liur di masa depan? Pertanyaan tersebut seolah-olah menemukan titik terang setelah penelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa air liur penderita hepatitis A dapat digunakan sebagai metode mendeteksi antibodi anti-HAV dengan ditemukan total anti-HAV pada air liur sebesar 82,1% dan spesifitas sebesar 100%. Nilai sensitivitas menandakan seberapa besar kebenaran uji sampel air liur terhadap adanya anti-HAV, sedangkan nilai spesifisitas menandakan seberapa besar kebenaran uji sampel air liur terhadap tidak adanya anti-HAV.7,8,9
Alat apakah yang paling sesuai sebagai uji deteksi hepatitis A pada air liur? Karena air liur merupakan [Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]
