Earworm, Ketika Musik “Tersangkut” dalam Pikiran

Pernah merasakan momen ketika musik yang sedang trending terngiang-ngiang di pikiran kita? Ya, fenomena tersebut terkenal dengan istilah earworm atau […]

Earworm musik

Pernah merasakan momen ketika musik yang sedang trending terngiang-ngiang di pikiran kita? Ya, fenomena tersebut terkenal dengan istilah earworm atau involuntary musical imagery (INMI). Earworm adalah pengalaman mendengar lagu yang secara tidak sengaja terus terulang di pikiran. Studi dari Jakubowski, et al. meneliti faktor-faktor yang memicu terjadinya earworm, terutama dari aspek popularitas lagu dan fitur melodi yang mengiringi.

Apa Itu Earworm?

Earworm terjadi saat sebuah lagu secara spontan muncul di benak seseorang dan berulang tanpa kendali. Beberapa studi menunjukkan bahwa earworm sering kali muncul karena asosiasi memori atau ekspos musik yang sedang tren. Lagu yang populer atau memiliki fitur melodi tertentu, seperti tempo cepat dan pola melodi yang umum, cenderung lebih mudah menjadi earworm.

Sumber: id.pinterest.com

Fitur Melodi dan Earworm

Penelitian ini mengidentifikasi bahwa lagu dengan tempo lebih cepat memiliki kecenderungan menjadi earworm daripada lagu yang lebih lambat. Selain itu, lagu dengan pola melodi yang umum, biasanya dalam genre pop, juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi earworm. Pola melodi yang berulang dan familiar membuat lagu lebih mudah dikenali dan diingat, sehingga ketika seseorang mendengarnya sekali, otaknya lebih mungkin untuk mengulanginya secara tidak sadar.

Pengaruh Popularitas Lagu

Lagu yang sering berada di tangga lagu trending, misalnya di radio atau platform streaming, juga memiliki kecenderungan menjadi earworm. Hal ini terjadi karena familiaritas dan eksposur berulang, sehingga memperkuat ingatan seseorang terhadap lagu tersebut. Studi menemukan bahwa faktor popularitas memiliki peran besar dalam memprediksi frekuensi lagu menjadi earworm, terutama untuk lagu-lagu yang telah menduduki peringkat tinggi dalam tangga lagu.

Aspek Psikologis

Selain fitur musik, aspek psikologis juga memainkan peran penting. Seseorang yang sering bernyanyi atau memiliki keterikatan emosional dengan sebuah lagu lebih mudah mengalami earworm. Dari faktor ini, lagu dengan lirik yang “relate” dengan kehidupan masyarakat biasanya mendukung fenomena earworm. Reaksi terhadap fenomena ini bisa beragam; ada yang merasa terganggu, sementara yang lain menganggapnya menyenangkan.

Mengapa Earworm Bisa Mengganggu?

Earworm dapat mengganggu karena muncul tanpa permintaan, sering kali saat seseorang sedang dalam kondisi tenang atau berusaha fokus. Menurut penelitian, earworm lebih mungkin muncul saat melakukan aktivitas berulang, seperti berjalan atau bekerja. Fenomena ini dipengaruhi oleh mekanisme kerja memori di otak, di mana lagu yang familiar dan mudah dikenali menjadi lebih menonjol dalam ingatan.

Bagaimana Mengatasi Earworm?

Meskipun beberapa orang mencoba untuk menghilangkan earworm dengan mendengarkan lagu lain, terkadang ini malah menambah daftar lagu yang menjadi earworm. Metode lain yang terbukti membantu adalah mengalihkan fokus pikiran ke aktivitas lain yang lebih menuntut konsentrasi.

Earworm dan Kaitannya dengan Gangguan Memori

Dalam studi ini, para peneliti merekrut 44 peserta untuk mendengarkan empat lagu secara acak. Keempat lagu ini dipresentasikan kepada peserta dalam jumlah ulangan yang bervariasi, dari satu hingga empat kali, dengan tujuan untuk mengamati efek frekuensi paparan terhadap perkembangan earworm. Selain itu, para peserta diminta untuk melakukan tugas memori yang melibatkan ingatan serial sebelum dan sesudah mendengarkan lagu, untuk mengukur seberapa besar gangguan yang timbul oleh earworm terhadap kinerja memori mereka.

Hasil Penelitian: Pengaruh Paparan Berulang

Penelitian ini menemukan bahwa semakin sering peserta mendengar lagu tertentu, semakin besar kemungkinan lagu tersebut akan menjadi earworm dan mengganggu kinerja mereka dalam tugas memori. Para peserta yang mendengar lagu dengan jumlah paparan lebih tinggi (empat kali) menunjukkan penurunan performa yang signifikan dalam tugas ingatan serial daripada dengan mereka yang hanya mendengar lagu satu atau dua kali. Hasil ini menunjukkan bahwa frekuensi paparan memainkan peran penting dalam munculnya earworm, dimana paparan berulang pada sebuah lagu meningkatkan kemungkinan lagu tersebut “tersangkut” di kepala.

Earworm dan Gangguan Memori

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa earworm tidak hanya mengganggu secara psikologis, tetapi juga secara kognitif. Ketika sebuah lagu menjadi earworm, potongan lagu tersebut terus-menerus “berputar” di dalam pikiran, yang pada akhirnya dapat mengganggu proses memori jangka pendek, khususnya pada tugas yang membutuhkan ingatan verbal. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa suara yang tidak relevan dapat mengganggu ingatan verbal, dan penelitian ini memperkuat bahwa gangguan tersebut meningkat seiring dengan paparan yang berulang.

Kesimpulan

Fenomena earworm menunjukkan bagaimana kombinasi antara popularitas lagu, fitur melodi, dan faktor psikologis dapat menyebabkan pengalaman unik ini. Pemahaman tentang earworm tidak hanya menambah wawasan tentang cara kerja memori musik dalam otak manusia, tetapi juga bisa dalam industri musik untuk menciptakan lagu yang “melekat” di benak pendengar. Fenomena ini tidak hanya berpengaruh pada kondisi psikologis seseorang, tetapi juga memiliki dampak nyata pada kemampuan memori mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari, earworm dapat menjadi fenomena yang umum dan tidak berbahaya. Namun, bagi sebagian orang, terutama mereka yang melakukan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, fenomena ini bisa menjadi pengganggu yang cukup signifikan. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi earworm, terutama dalam konteks musik dan aspek kognitif lainnya.

Referensi

Jakubowski, et al. 2016. Dissecting an Earworm: Melodic Features and Song Popularity PredictInvoluntary Musical Imagery. Diakses pada 14 November 2024 dari https://www.apa.org/pubs/journals/releases/aca-aca0000090.pdf

Killingly, C. and Lacherez, P. 2023. The song that never ends: The effect of repeated exposure on the development of an earworm. Diakses pada 14 November 2024 dari https://journals.sagepub.com/doi/epub/10.1177/17470218231152368

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *