Eco-enzyme merupakan larutan fermentasi organik yang berasal dari limbah makanan seperti buah dan sayuran dengan penambahan gula dan air. Zat ini telah menarik perhatian karena perannya sebagai solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah organik. Penelitian oleh Ismail et al. (2024), telah menganalisis komposisi kimia dari eco-enzyme yang berasal dari fermentasi kulit buah seperti pisang, jeruk, dan nanas. Analisis ini memberikan wawasan penting tentang kandungan kimia organik dan manfaat potensialnya.
Proses Produksi dan Analisis
Eco-enzyme dihasilkan melalui proses fermentasi sederhana yang melibatkan campuran 100 gram gula dengan 1.000 ml air dan limbah buah. Fermentasi berlangsung selama tiga bulan. Selanjutnya, analisis komposisi kimia pada larutan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), yang mampu mengidentifikasi senyawa-senyawa asam organik seperti asam asetat, asam sitrat, asam laktat, dan asam oksalat.
Kandungan Kimia Organik Pada Eco-Enzyme
Dari hasil analisis, hasil fermentasi ini mengandung zat kimia organik, meliputi:
- Asam Asetat: Asam asetat merupakan senyawa utama dalam eco-enzyme berbahan kulit nanas, dengan konsentrasi tertinggi mencapai 1,83 g/L. Senyawa ini memiliki peran sebagai antibakteri alami dan berkontribusi pada aroma khas cairan ini.
- Asam Sitrat: Kulit pisang menghasilkan kadar asam sitrat tertinggi, yaitu 3,39 g/L. Asam ini berfungsi sebagai pengawet alami dan bermanfaat dalam produk pembersih karena sifatnya yang ramah lingkungan.
- Asam Laktat: Kadar tertinggi senyawa ini terdapat pada eco-enzyme dari kulit jeruk, dengan konsentrasi 4,89 g/L. Asam laktat berperan penting dalam aktivitas antibakteri dan pengendalian pH.
- Asam Oksalat: Eco-enzyme dari kulit jeruk juga mengandung asam oksalat dalam jumlah yang lebih kecil, yakni 0,1764 g/L. Senyawa ini berkontribusi pada sifat pengawet dan kemampuan eco-enzyme dalam mengurangi polutan lingkungan.
Manfaat dan Aplikasi Eco-Enzyme

Eco-enzyme memiliki manfaat yang beragam, mulai dari aplikasi rumah tangga hingga lingkungan. Dalam rumah tangga, larutan ini dapat bermanfaat sebagai pembersih serbaguna, disinfektan, atau pengusir serangga. Secara lingkungan, larutan ini terbukti mampu menurunkan konsentrasi polutan dalam air limbah, menjadikannya alat bioremediasi yang efektif. Misalnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa eco-enzyme dapat mengurangi konsentrasi mikroorganisme patogen dalam air hingga 61% hanya dalam satu jam.
Peran Penting dalam Pengelolaan Limbah
Penggunaan limbah organik, seperti kulit buah untuk menghasilkan eco-enzyme merupakan langkah strategis dalam pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Selain mengurangi volume limbah yang mencemari lingkungan, proses ini menghasilkan produk bernilai ekonomis tinggi yang ramah lingkungan. Dengan pemahaman lebih lanjut tentang karakteristik kimia eco-enzyme, hal ini dapat bermanfaat untuk pengembangan inovasi produk turunan sesuai kebutuhan.
Eco-enzyme dari kulit buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan nanas memiliki karakteristik kimia yang unik, mencerminkan potensi besar akan manfaatnya dalam berbagai aplikasi. Kandungan utama seperti asam asetat, sitrat, laktat, dan oksalat memberikan manfaat ekologis dan ekonomis yang signifikan. Penelitian ini menegaskan pentingnya memanfaatkan limbah organik untuk mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Manfaat Eco-Enzyme dalam Melawan Bakteri Enterococcus faecalis
Selanjutnya, sebuah studi dari Mavani, et al. membahas efektivitas eco-enzyme dari kulit nanas, jeruk, dan pepaya dalam mengatasi bakteri Enterococcus faecalis (E. faecalis), yang sering menjadi penyebab infeksi pada saluran akar gigi pasca-perawatan endodontik. Dalam studi ini, eco-enzyme dari kulit nanas dan jeruk (M-EE) serta pepaya (P-EE) diuji sebagai pengganti natrium hipoklorit (NaOCl), bahan irigasi saluran akar yang efektif tetapi memiliki risiko toksisitas tinggi.
Efektivitas Terhadap Enterococcus faecalis
Enterococcus faecalis adalah bakteri yang sangat tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem dan sering tumbuh pada infeksi saluran akar gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eco-enzyme ini memiliki efektivitas yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan E. faecalis. Pada konsentrasi 50% dan 100%, baik M-EE maupun P-EE mampu menghasilkan efek antibakteri yang setara dengan NaOCl 2,5%. Namun, hanya eco-enzyme dengan konsentrasi 100% yang menunjukkan kemampuan bakterisida, yaitu membunuh bakteri secara langsung.
Komponen Aktif dan Mekanisme Kerja
Keunggulan larutan ini dalam melawan E. faecalis berasal dari kombinasi beberapa komponen aktif:
- Enzim Proteolitik (Papain dan Bromelain): Enzim ini mampu memecah dinding sel bakteri, menghancurkan biofilm, dan mengurangi kemampuan bakteri untuk bertahan hidup.
- Asam Asetat: Hasil fermentasi menghasilkan asam asetat, yang dapat merusak metabolisme sel bakteri melalui penurunan pH intraseluler.
- Polifenol dan Flavonoid: Senyawa ini memberikan efek antioksidan dan antimikroba tambahan, memperkuat kemampuan eco-enzyme melawan infeksi bakteri.
Keuntungan dan Potensi Aplikasi
Dibandingkan dengan NaOCl, eco-enzyme memiliki beberapa keuntungan, seperti rendah toksisitas dan ramah lingkungan. Selain itu, bahan ini berasal dari limbah kulit buah, sehingga menjadi solusi berkelanjutan untuk mengurangi limbah organik. Potensi penggunaannya tidak hanya terbatas pada bidang kedokteran gigi, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan lainnya yang membutuhkan agen antibakteri alami.
Eco-enzyme, terutama dari kulit nanas, jeruk, dan pepaya, terbukti efektif dalam melawan bakteri E. faecalis. Dengan fermentasi minimal tiga bulan, eco-enzyme mencapai tingkat efektivitas optimal. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji aplikasi klinisnya, termasuk pengujian pada bakteri lain dan analisis risiko terhadap jaringan vital manusia. Penggunaan eco-enzyme memberikan harapan baru untuk menggantikan bahan kimia berbahaya dalam praktik kesehatan, menjadikannya solusi alami, aman, dan berkelanjutan.
Referensi
Ismail, et al. 2024. Characterization of chemical composition of eco-enzyme derived from banana, orange, and pineapple pineapple peels. Diakses pada 5 Desember 2024 dari https://www.scielo.br/j/bjb/a/V5JS49P4gkH8WdCSstTTN5H/?lang=en
Mavani, et al. 2020. Antimicrobial Efficacy of Fruit Peels Eco-Enzyme against Enterococcus faecalis: An In Vitro Study. Diakses pada 5 Desember 2024 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7400228/pdf/ijerph-17-05107.pdf