Ibu Kota Nusantara atau yang kini familiar dengan sebutan IKN menjadi salah satu yang menarik perhatian, karena mulai Agustus ini pemerintah mulai melaksanakan upacara kenegaraan di wilayah tersebut. Pembangunan ibu kota dengan rencana total anggaran biaya 89 trilyun dari APBN pada 2021 ini nampaknya sukses melahirkan kota dengan konsep Kecanggihan Teknologi dan Berkelanjutan.
Pembangunan Teknologi di Ibu Kota Nusantara
Smart Pole
Sumber: https://www.telkom.co.id/sites/berita/id_ID/news/kolaborasi-pins-dan-cht-infinity-dirikan-smart-pole-pertama-di-ikn-2502
Siapa yang baru mendengar istilah ini? Sesuai namanya, smart pole merupakan “tiang pintar” yang menerapkan Artficial Internet of Things (AIoT). Tidak hanya melibatkan teknologi IoT, sarana ini menggabungkan kecanggihan IoT dengan artificial intelligence (AI). Adapun fitur yang pada smart pole meliputi lampu pintar, video surveillance, pemantau cuaca, mobile network 4G/5G, wifi hotspot, digital signage (papan digital), dan EV charging station (stasiun isi daya untuk kendaraan elektrik). Sarana ini menjadi satu simbol IKN sebagai smart city dan bentuk upaya mendukung terciptanya ibu kota yang aman, tenteram, dan berkelanjutan dengan teknologi.
Autonomous Rail Transit (ART)
Sumber: https://ikn.kompas.com/read/2024/07/20/195756387/catat-timeline-kereta-otonom-tanpa-rel-buatan-china-mengaspal-di-ikn?page=all
Kecanggihan teknologi IKN disusul dengan adanya fasilitas Autonomous Rail Transit (ART), tansportasi umum buatan Cina yang memadukan konsep operasional kereta dengan bis dengan mengandalkan kecanggihan teknologi. ART ini berbentuk kereta yang berjalan secara otomatis menggunakan roda karet di lintasan virtual. Kapasitas maksimal kendaraan ini mencapai 300 penumpang dan memiliki kecepatan hingga 40 km/jam.
Sisi Kelam Pembangunan Ibu Kota
Pembangunan IKN dilakukan di lahan seluas 256 ribu hektar yang berstatus hutan. Meskipun kota ini membawa konsep “kota hijau”, namun manfaat lingkungan yang dihasilkan tentu akan berbeda dengan manfaat yang dihasilkan hutan sebagai paru-paru dunia. Hal ini dikritisi oleh Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., yang menyatakan bahwa terdapat ancaman deforestasi dalam pembangunan IKN. Deforestasi adalah kegiatan penebangan pohon di hutan yang tentu akan berdampak pada penurunan atau bahkan pengalihan fungsi hutan.
Percepatan pembangunan infrastruktur listrik oleh PLN agar pemerintah bisa mulai beroperasi di Bulan Agustus ini juga menuai kontroversi. Pasalnya, pendirian awal kota ini membawa konsep green city dengan target nol emisi karbon. Hal ini menuntut pembangunan pembangkit listrik dengan tenaga energi baru terbarukan (EBT). Namun hingga Juli 2024, instalasi listrik dengan EBT ini belum dapat menyuplai seluruh aktivitas ibu kota negara itu.
Melihat kondisi pembangkit listrik tenaga EBT yang masih butuh waktu untuk dapat menyuplai listrik di IKN, PLN pun dituntut melakukan percepatan instalasi listrik, sehingga akhirnya sumber listrik yang digunakan tidak sepenuhnya dari pembangkit listrik tenaga EBT. Kondisi ini dikomentari oleh pengamat Ekonomi Energi UGM, Dr. Fahmy Radhi, MBA., bahwa salah satu syarat tercapainya target nol emisi karbon di kota tersebut adalah 100% penggunaan EBT. Sehingga kondisi ini akan mempersulit tercapainya target nol emisi yang dicanangkan pada pembangunan IKN. Syarat lainnya untuk mewujudkan nol emisi karbon yaitu nol persen karbon dari kendaraan bermotor (bahan bakar fosil) dan nol persen polusi dari asap pabrik.
Apakah Pembangunan IKN Dapat Menjadi Role Model?
Dalam perjalanannya, pembangunan ibu kota ini selalu membawa pro-kontra. Sejak awal pendirian, IKN menuai kontroversi karena pendiriannya terletak di atas lahan hutan. Belum lagi revisi UU IKN yang condong untuk mengejar investor asing, agar “cita-cita” pemindahan ibu kota dapat terwujud. Pertanyaan selanjutnya, apakah kota dengan konsep kemajuan teknologi dan berkelanjutan ini akan dapat menjadi role model bagi kemajuan kota-kota lainnya di Indonesia, atau sekadar etalase belaka untuk menarik investor-investor asing?
REFERENSI
Finaka, A. W. 2024. Autonomous Rail Transit/ART Kereta Pertama di IKN! Diakses pada 27 Agustus 2024 dari https://www.indonesiabaik.id/infografis/autonomous-rail-transitart-kereta-pertama-di-ikn
Setiawati, Susi. 2024. IKN Sudah Makan Anggaran Rp 72 Triliun, Buat Apa Aja Sih? Diakses pada 27 Agustus 2024 dari https://www.cnbcindonesia.com/research/20240610105819-128-545193/ikn-sudah-makan-anggaran-rp-72-triliun-buat-apa-aja-sih
Telkom Indonesia. 2024. Kolaborasi PINS dan CHT INFINITY Dirikan Smart Pole Pertama di IKN. Diakses pada 27 Agustus 2024 dari https://www.telkom.co.id/sites/berita/id_ID/news/kolaborasi-pins-dan-cht-infinity-dirikan-smart-pole-pertama-di-ikn-2502
Universitas Gadjah Mada. 2023. IKN Merusak Paru-paru Dunia? Diakses pada 27 Agustus 2024 dari https://ugm.ac.id/id/berita/23763-ikn-merusak-paru-paru-dunia/
Universitas Gadjah Mada. 2024. Pengamat UGM : Target Nol Emisi Karbon di IKN Sulit Tercapai. Diakses pada 27 Agustus 2024 dari https://ugm.ac.id/id/berita/pengamat-ugm-target-nol-emisi-karbon-di-ikn-sulit-tercapai/
Alumni departemen kesehatan lingkungan Universitas Indonesia. Tertarik pada dunia menulis artikel ilmiah poluler dan diskusi isu mengenai lingkungan dan kesehatan.