Kadar Polietilen Glikol yang Tepat dapat Mengendapkan Serum Berlemak, Diperiksa pada Pemeriksaan Enzim Penanda Kerusakan Hati (Alanin Aminotransferase)

Oleh: Anissa Susilawati Gambar Serum Normal dengan Serum Berlemak  (1) Serum berlemak termasuk kedalam kategori serum yang bermasalah yang menandakan […]

Oleh: Anissa Susilawati

Gambar Serum Normal dengan Serum Berlemak  (1)

Serum berlemak termasuk kedalam kategori serum yang bermasalah yang menandakan adanya kumpulan lemak berlebih pada serum sehingga membuat serum berwarna putih keruh (1). Serum berlemak dapat mengganggu pembacaan fotometer, yang disebabkan adanya kekeruhan tersebut. Pemeriksaan yang terganggu, salah satunya pemeriksaan enzim penanda kerusakan hati atau Alanin Aminotransferase.

Terdapat berbagai cara untuk menangani serum berlemak salah satunya dengan penambahan Polietilen Glikol. Kadar Polietilen Glikol yang dipakai adalah 0,05%, 0,10% dan 0,15% dengan waktu pemutaran 5, 10, 15 menit.

Setelah dilakukan penambahan Polietilen Glikol  dan dilakukan pemutaran, yang dilakukan pada beberapa waktu, maka didapatkan serum yang jernih dan dapat menghilangkan kesalahan pembacaan pada fotometer sehingga akan didapatkan hasil yang akurat.

Dari hasil penelitian yakni penambahan Polietilen Glikol  pada kadar 0,05% , 0,10% , 0,15%  dengan waktu pemutaran 5, 10, 15 menit pada kadar lemak darah  ±500 mg/dL, ±600 mg/dL, ±700 mg/dL pada pemeriksaan enzim penanda hati (Alanin Aminotransferase ALT) menunjukan penurunan yang terlihat jelas hal ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan aplikasi statistik (Signifikansi < 0,05).

Dalam hal ini sesuai dengan fungsi Polietilen Glikol yakni dapat menurunkan kekeruhan larutan yang disebabkan oleh lemak setelah mencapai kadar tertentu. Penggunaan polietilen glikol (PEG) ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan suatu larutan dengan cara menjadi jembatan, antara bagian minyak dan air(2).

 

Gambar Mekanisme Kerja Polietilen Glikol  (2)

Dengan cara bagian polar (larut air) pada kepala dan non-polar (larut lemak) pada ekor akan mengikat gugus non polar (larut lemak) pada lemak, sehingga lemak dapat terikat oleh PEG. Setelah mencapai kadar tertentu, permukaan akan konstan walaupun kadar PEG ditingkatkan. Bila PEG ditambahkan melebihi kadar ini maka PEG akan bersatu dan membentuk misel. Kadar terbentuknya misel ini disebut critical micellization concentration (cmc). Permukaan akan menurun hingga cmc tercapai. Setelah cmc tercapai, permukaan akan stabil yang menunjukkan bahwa misel telah berada dalam keseimbangan.

 Gambar Micelle  (3)

Lalu dengan bantuan pemutaran maka lemak akan mengendap didasar tabung dan didapat cairan berupa serum jernih yang dapat digunakan untuk pemeriksaan enzim penanda kerusakan hati (Alanin Aminotransferase).

Daftar Pustaka

(1)       Lippi G, Chance JJ, Church S, Dazzi P, Fontana R, Giavarina D, et al.    2011. Preanalytical quality improvement: from dream to reality. Clin Chem Lab          

(2)       Warwel, S., Bruse, F., Demes, C., Kunz M. dan Klass, M.R., 2001, Polymers and  Surfactants on the Basic of Renewable Resources, Chemosphere, 43: 39  48.

Daftar Pustaka Gambar

  • infobarrel.com/Goodbye_to_Turbidity_of_Blood_New_Knowledge_to_Pr venting_Myocardial_Infarction
  • pinterest.com/pin/299559812688904321
  • Tanford, C. 1980. The Hydrophobic Effect: Formation of Micelles and Biologycal Membranes, 2nd, New York: Willey.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top