Panet Kerdil Haumea, Satu-Satunya Planet kerdil Yang Memiliki Bentuk Unik

Salah satu keunikan planet kerdil Haumea adalah bentuknya yang agak lain daripada planet katai lainnya. Bentuknya yang mirip seperti telur inilah yang menjadikan objek paling tidak bulat daripada planet kerdil lainnya. Karena bentuk yang nyeleneh itulah yang menjadikannya keterlambatanan dalam pengumuman sebagai planet kerdil.

Halo semua, semoga diberikan kesehatan selalu, aamiin. Apa yang Anda tahu tentang planet katai ini? Salah satu keunikan planet kerdil Haumea adalah bentuknya yang agak lain daripada planet katai lainnya. Bentuknya yang mirip seperti telur inilah yang menjadikan objek paling tidak bulat daripada planet kerdil lainnya. Karena bentuk yang nyeleneh itulah yang menjadikannya keterlambatanan dalam pengumuman sebagai planet kerdil.

Selain itu, planet katai terbesar keempat juga berputar cukup cepat dan menunjukkan fluktuasi kecerahan yang besar. Rotasinya yang cepat di anggap sebagai yang tercepat di antara semua benda keseimbangan yang diketahui di Tata Surya. Untuk membahas lebih lanjut, silakan simak ya.

Penemuan Planet Kerdil Haumea

Tim Mike Brown dari Caltech di Observatorium Palomar pertama kali menjuluki objek ini dengan sebutan “Santa” karena ditemukan tak lama setelah Natal, tepatnya pada 28 Desember 2004. Namun, mereka tidak segera mengumumkan penemuan tersebut kepada publik. Situasi ini memberikan kesempatan bagi tim lain dari Observatorium Sierra Nevada di Spanyol, yang dipimpin oleh José Luis Ortiz Moreno, untuk mengajukan klaim penemuan pertama pada 27 Juli 2005. Tim Ortiz menggunakan data yang berasal dari gambar pra-penemuan yang diambil pada tahun 2003.

Awalnya, Mike Brown mengakui klaim tim Spanyol karena data mereka memang menunjukkan keberadaan objek tersebut lebih awal. Namun, kontroversi muncul ketika Brown menemukan bahwa tim Ortiz telah mengakses catatan observasi milik timnya melalui arsip daring sebelum mengajukan klaim. Catatan ini berisi koordinat dan informasi penting yang mungkin telah membantu Ortiz dan timnya mengidentifikasi Haumea dalam gambar lama mereka. Mike Brown menuduh tim Ortiz tidak etis dalam cara mereka menggunakan informasi tersebut, sementara Ortiz membantah tuduhan tersebut. Ortiz menyatakan bahwa akses data hanya dilakukan untuk memverifikasi temuan timnya, bukan untuk mencari objek tersebut secara langsung.

Kontroversi ini menimbulkan kebingungan di komunitas astronomi terkait siapa yang berhak diakui sebagai penemu Haumea. Akhirnya, International Astronomical Union (IAU) memutuskan untuk tidak memberikan penghargaan kepada individu tertentu. Sebagai solusi yang dianggap adil bagi kedua belah pihak, IAU hanya mengakui tempat penemuan resmi Haumea, yaitu Observatorium Sierra Nevada di Spanyol. Namun, untuk nama resmi objek tersebut, IAU menerima usulan dari tim Caltech yang dipimpin oleh Mike Brown.

Nama Haumea diambil dari mitologi Hawaii, di mana Haumea adalah dewi kesuburan dan kelahiran. Penamaan ini dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawaii, tempat penemuan dua satelit alami Haumea. Kedua bulan Haumea, yang kemudian diberi nama Hiʻiaka dan Namaka, dinamai sesuai dengan dua anak dari Haumea dalam mitologi Hawaii. Dengan demikian, keputusan ini mencerminkan upaya IAU untuk menyeimbangkan kontribusi dari kedua tim yang terlibat dalam penemuan planet kerdil tersebut, sembari tetap menghormati lokasi penting dalam penelitian astronomi modern.

Pembentukan Haumea

Haumea adalah anggota kelompok objek yang mengorbit di zona seperti cakram di luar orbit Neptunus, yang dikenal sebagai Sabuk Kuiper. Objek-objek ini disebut objek trans-Neptunus atau plutoid dan diyakini terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu pada awal sejarah Tata Surya. Haumea, bersama dengan anggota lain yang disebut “keluarga Haumean,” merupakan satu-satunya keluarga tumbukan trans-Neptunus yang berhasil diidentifikasi hingga saat ini.

Studi rinci tentang spektrum inframerah dekat dan tampak menunjukkan bahwa permukaan Haumea bersifat homogen dan tertutup oleh campuran es amorf dan kristal, serta sekitar 8% material organik. Keberadaan es dalam jumlah besar ini mengindikasikan bahwa Haumea pernah mengalami tabrakan besar sekitar 100 juta tahun lalu, yang turut membentuk bentuknya yang seperti telur saat ini. Akibat tabrakan tersebut, Haumea kehilangan sekitar 20% massanya. Diyakini bahwa peristiwa tabrakan kedua yang terjadi setelahnya berperan dalam pembentukan bulan-bulan Haumea.

Jarak, Ukuran, Massa, Orbit Dan Rotasi

Haumea terletak pada jarak sekitar 35 AU dari Matahari pada titik perihelionnya (titik terdekat dari Matahari), sedangkan pada titik aphelionnya (titik terjauh), jaraknya mencapai 50 AU. Planet kerdil ini memiliki radius sekitar 385 mil atau 620 kilometer, yang setara dengan 1/14 radius Bumi. Ukurannya ibarat biji wijen jika Bumi dibandingkan dengan sebuah koin nikel. Sementara itu, diameternya mencapai sekitar 1.632 kilometer atau 1.014 mil, yang berarti tiga Haumea dapat ditempatkan berdampingan di dalam Bumi.

Secara massa, Haumea hanya mewakili sekitar 28% massa sistem Pluto dan sekitar 6% massa Bulan Bumi. Namun, diperkirakan bahwa Haumea kehilangan sekitar 20% massanya akibat tabrakan besar yang terjadi di masa lalu. Dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Haumea membutuhkan waktu sekitar 284 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu orbit penuh. Sementara itu, rotasinya terjadi dengan sangat cepat, hanya dalam waktu 4 jam untuk menyelesaikan satu putaran. Kecepatan rotasi yang hampir tidak wajar ini diyakini sebagai akibat dari peristiwa tabrakan besar yang membentuk Haumea bertahun-tahun silam. Dengan magnitudo visual 17,3, Haumea menjadi objek paling terang ketiga di Sabuk Kuiper setelah Pluto dan Makemake. Karena tingkat kecerahannya ini, Haumea dapat diamati menggunakan teleskop amatir berukuran besar.

Permukaan dan Komposisi

Analisis spektral menunjukkan bahwa permukaan Haumea dilapisi oleh es air kristal yang kuat, serupa dengan permukaan Charon, bulan Pluto. Keunikan ini menarik karena es kristal hanya terbentuk pada suhu di atas 110 K (sekitar -163 °C), sementara suhu permukaan Haumea berada di bawah 50 K (sekitar -223 °C). Kondisi ini seharusnya lebih mendukung terbentuknya es amorf. Oleh karena itu, para ilmuwan menduga bahwa Haumea terdiri dari inti batuan padat yang dilapisi oleh lapisan es tipis.

Selain itu, Haumea adalah salah satu objek terpadat di Sabuk Kuiper, dengan kepadatan sekitar 1,885 gram per sentimeter kubik. Nilai kepadatan ini menunjukkan komposisi material silikat seperti olivin dan piroksen di dalamnya. Ciri khas lain dari Haumea adalah bintik merah gelap yang ditemukan di permukaannya. Bintik ini kemungkinan merupakan kawah tumbukan yang memperlihatkan lapisan bagian dalam Haumea. Sementara itu, permukaan lainnya tampak seputih salju berkat albedo yang tinggi, berkisar antara 0,6 hingga 0,8. Nilai ini konsisten dengan kecerahan es kristal, yang memantulkan sebagian besar cahaya yang mengenainya.

Satelit Alami

Dua satelit alami Haumea, yang diberi nama Hi’iaka dan Namaka, ditemukan pada tahun 2005 silam oleh Darin Ragozzine dan Michael Brown. Penemuan ini dilakukan menggunakan Observatorium W. M. Keck di Hawaii saat mereka mengamati planet kerdil tersebut.

Diyakini bahwa kedua bulan ini adalah pecahan Haumea yang terbentuk akibat tabrakan hebat di masa lalu. Analisis spektrum menunjukkan bahwa kedua bulan memiliki komposisi yang sangat mirip dengan Haumea, terutama dengan adanya tanda-tanda es air kristal. Kesamaan ini memperkuat teori bahwa Hi’iaka dan Namaka bukanlah objek yang ditangkap oleh gravitasi Haumea, melainkan berasal dari material yang terlempar saat peristiwa tumbukan terjadi. Untuk mengetahui lebih lengkap bisa membacanya disini.

Cincin Planet Kerdil Haumea

Cincin Haumea ditemukan pada 21 Januari 2017 melalui fenomena okultasi bintang, ketika Haumea melintas di depan bintang jauh dan menghalangi cahaya bintang tersebut. Hingga saat ini, cincin ini merupakan sistem cincin trans-Neptunus pertama dan satu-satunya yang diketahui. Data menunjukkan bahwa cincin ini memiliki lebar sekitar 70 km (43 mil) dan radius 2.287 km (1.500 mil) dari pusat Haumea, serta berkontribusi sekitar 5% terhadap kecerahan total Haumea. Bidang cincin ini miring sekitar 3,2° terhadap bidang ekuator Haumea, tetapi sejajar dengan orbit Hi’iaka, satelit alami terbesar Haumea. Partikel-partikel di dalam cincin ini berada dalam resonansi 3:1 dengan rotasi Haumea, artinya partikel tersebut menyelesaikan satu putaran penuh mengelilingi Haumea untuk setiap tiga kali Haumea berputar pada porosnya.

Penemuan cincin ini terjadi secara tidak sengaja saat para astronom mengamati Haumea menggunakan 12 teleskop di seluruh Eropa. Mereka mempelajari okultasi bintang URAT1 533-182543 untuk mengukur ukuran dan bentuk Haumea. Namun, pengamatan menunjukkan adanya kedipan cahaya tambahan di sisi berlawanan dari Haumea, yang mengindikasikan keberadaan sebuah cincin. Dari data tersebut, para astronom menyimpulkan bahwa cincin Haumea memiliki lebar 70 km dan berputar relatif lambat dibandingkan dengan rotasi cepat planet kerdil tersebut. Dalam waktu yang dibutuhkan cincin untuk mengelilingi Haumea satu kali, Haumea sudah berputar tiga kali pada porosnya.

Asal-usul cincin Haumea masih menjadi perdebatan, tetapi teori yang paling mungkin adalah cincin ini terbentuk akibat tabrakan besar di masa lalu. Peristiwa tumbukan tersebut diperkirakan melemparkan sebagian material dari Haumea ke orbitnya, yang kemudian membentuk cincin. Bukti yang mendukung teori ini adalah kemiripan spektrum es air antara Haumea dan beberapa objek lain di Sabuk Kuiper, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin berasal dari satu benda yang sama sebelum terpecah akibat tabrakan dahsyat. Selain itu, Haumea memiliki bintik merah gelap di permukaannya, yang diduga sebagai kawah tumbukan yang memperlihatkan bagian dalam planet kerdil ini.

Meskipun cincin pada objek kecil seperti Haumea diperkirakan tidak stabil dalam jangka waktu lama, cincin ini masih bertahan hingga sekarang. Partikel energik dari Matahari dan hilangnya energi seiring waktu seharusnya membuat cincin tersebut berantakan dan jatuh kembali ke Haumea. Jika cincin ini memang terbentuk akibat tabrakan, kejadian tersebut kemungkinan terjadi ratusan juta hingga miliaran tahun yang lalu, tetapi mekanisme yang menjaga cincin ini tetap stabil masih belum sepenuhnya dipahami. Penemuan cincin Haumea menantang pemahaman para astronom tentang pembentukan cincin di sekitar objek kecil dan memberikan wawasan baru tentang sejarah dinamika Tata Surya.

Penutup

Sebagai penutup, planet kerdil Haumea memiliki keunikan yang membedakannya dari objek lain di Tata Surya, mulai dari bentuknya yang lonjong, rotasi yang sangat cepat, hingga adanya cincin yang mengelilinginya. Keberadaan bulan-bulan dan spektrum es air di permukaannya menunjukkan bahwa Haumea memiliki sejarah tumbukan yang kompleks dan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Semua keunikan ini menjadikan Haumea sebagai salah satu objek trans-Neptunus yang paling istimewa, memberikan wawasan baru tentang dinamika dan evolusi Tata Surya kita. Mungkin segitu saja yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Sumber:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *