Ditulis Oleh Ratri Ike Rachmaningtyas Kai
Buah menjadi komoditas yang memiliki laju produktivitas tinggi. Pada tahun 2014 produksi buah di Indonesia mencapai 19.805.976 ton atau meningkat sebesar 8,3% dibandingkan tahun 2013 (BPS, 2015). Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi adalah strawberry. Menurut BPS (2015) dalam satu hektar kebun dapat menghasilkan 74,82 ton strawberry per tahun. Strawberry termasuk buah yang bernilai jual tinggi dimana harganya mencapai Rp. 35.000,00 per kilogram (Nv, 2017).
Buah ini, merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat, namun buah dan produk olahan strawberry seperti jus mudah mengalami kerusakan sehingga dapat merugikan pihak produsen serta menurunkan tingkat keamanan buah untuk dikonsumsi. Kontaminasi mikroba Escherichia coli dan Listeria monocytogenes menjadi salah satu penyebab kerusakan produk ini. Mikroba menyebabkan produk tidak layak konsumsi dan membahayakan kesehatan, sehingga dibutuhkan teknologi yang tepat untuk menginaktivasi mikroba pada buah (solid product) dan jus strawberry (liquid product) dengan cara yang tepat.
Preservasi buah secara tradisional dilakukan dengan menggunakan panas, namun penggunaan panas dapat [Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]