Hukum (I, II, III dan Gravitasi ) Newton

Hukum Newton ada empat yaitu Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton dan Hukum Gravitasi Newton. Pada artikel […]

blank

Hukum Newton ada empat yaitu Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton dan Hukum Gravitasi Newton. Pada artikel ini akan membahas tentang keempat hukum Newton tersebut .

Siapa yang nggak kenal nih dengan Isaac Newton, salah satu tokoh yang terkenal dan paling berpengaruh sepanjang masa. Newton merupakan salah satu fisikawan dan pelopor dalam revolusi ilmiah. Pasti Hukum Newton lazim terdengar di telinga kita. Nah ini merupakan salah satu hukum yang terkenal dari Newton. Kalau masih belum mengenal hukum Newton, ayo merapat.

Hukum I Newton

Konsep tentang kelembaman dikemukakan oleh Galileo dan kemudian memberikan pemikiran kepada Newton untuk merumuskan pandangannya mengenai gerak. Pandangan tersebut tertuang dalam hukum I Newton atau hukum kelembaman yang menyatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol. Maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yag bergerak akan tetap bergerak akan tetapi dengan kecepatan tetap selama tidak ada gaya dari luar yang terjadi pada benda tersebut atau dengan kata lain benda selau mempertahankan keadaannya, secara sistematis:

Mengapa sih hukum Newton sama dengan hukum kelembaman ya? Nah ternyata hal ini karena benda memiliki sifat kelembaman, yaitu terdapat besaran yang bernama massa. Dengan adanya sifat tersebut maka benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Oleh karena itu, sifat kelembaman ini dapat mengukur kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya. Semakin besar kelembaman yang dimiliki benda maka makin besar benda mempertahankan keadaannya. Semakin besar massanya pula maka benda akan semakin lembam. Hal inilah yang menyebabkan jika kita mendorong sebuah benda yang lebih besar itu sulit dari pada massa benda yang kecil.

Sebenarnya hukum I Newton berbicara mengenai gaya. Gaya adalah penyebab perubahan gerakan, dan bukan penyebab perubahan gerakan. Nah karena itu jika resultan gaya yang bekerja pada benda adalah sama dengan nol, maka benda tidak akan mengalami perubahan gerakan yang berarti kalau awalnya bergerak dengan kecepatan tertentu maka benda akan bergerak lurus dengan kecepatan tersebut, dan jika benda awalnya diam maka akan tetap diam.

Hukum pertama (dan kedua) Newton hanya berlaku dalam kerangka acuan inersia.

Hukum II Newton

Kita mengetahui bahwa dalam hukum I Newton yang menyebabkan perubahan gerakan benda adalah gaya. Gaya yang bekerja langsung berkaitan dengan perubahan keadaan gerak benda. Untuk besaran mendefenisikan keadaan gerak  adalah perkalian massa dan kecepatan. Hal ini karena makin besar massa benda maka semakin sulit untuk bergerak dan semakin besar juga  gaya untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang besar pada benda. Jadi, perubahan gerakan sebuah benda dapat berarti perubahan kecepatan benda itu dapat pula perubahan massa  maupun kecepatan banda.  

Hukum II berbunyi “Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda yang dinyatakan dalam persamaan:

dengan

 F = Gaya (N)

 m = massa benda (kg)

 a = percepatan benda (ms-2)

Hukum III Newton

Hukum III Newton berkata bahwa “Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua, maka benda kedua melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tapi arahnya berlawanan.” yang dinyatakan dalam persamaan:

Gaya dari benda pertaman ke benda kedua adalah gaya aksi dan gaya benda kedua terhadap benda pertama adalah gaya reaksi. Misalnya jika saat kita mendorong benda misalnya meja, maka kita melakukan gaya pada meja dan meja melakukan gaya juga terhadap kita dan besarnya sama. Oleh karena itu, gaya yang dikerjakan akan medapat reaksi maka oleh karena itu tidak gaya yang tidak mendapat reaksi. Hukum III Newton ini menegaskan bahwa gaya itu selalu berpasangan.

Hukum Gravitasi Newton

Dalam hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa “Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya, yang dinyatakan dalam persamaan:

dengan 

F12 = F21 = F= besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)

G= kostanta gravitasi

 m1= massa benda pertama (kg),

m2= massa benda kedua (kg), dan 

r= jarak antara titik pusat kedua benda (meter)

Referensi:

  1. Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung, 201.
  2. Rosyid, M. F., Firmansah, E., Prabowo, Y. D., & Periuk, P. (2015). Fisika Dasar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.