India Meluncurkan Wahana Antariksa Chandrayaan-2 Menuju Bulan

Lima puluh tahun setelah pendaratan bersejarah Apollo 11 di Bulan, India melanjutkan ambisi mereka dalam menjelajahi luar angkasa. Organisasi Penelitian […]

blank

Lima puluh tahun setelah pendaratan bersejarah Apollo 11 di Bulan, India melanjutkan ambisi mereka dalam menjelajahi luar angkasa. Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) meluncurkan wahana antariksa mereka yang bernama Chandrayaan-2 menuju Bulan. Wahana antariksa tersebut menumpang pada roket GSLV Mark III yang diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dawan, Sriharikota pada hari Senin, 22 Juli 2019 waktu setempat. [1]

Chandrayaan-2 merupakan lanjutan dari misi Chandrayaan-1 yang juga melakukan eksplorasi Bulan pada tahun 2008. Sementara Chandrayaan-2 berencana melakukan pendaratan di permukaan Bulan, Chandrayaan-1 hanya melakukan penelitian dari orbit Bulan. Meskipun demikian, data yang diperoleh dari misi Chandrayaan-1 sangat berharga bagi kesuksesan misi Chandrayaan-2.

Roket GSLV Mark III meluncur dari Pusat Antariksa Satish Dawan, India dengan wahana antariksa Chandrayaan-2 menuju Bulan
Roket GSLV Mark III meluncur dari Pusat Antariksa Satish Dawan, India dengan wahana antariksa Chandrayaan-2 menuju Bulan

Misi ini awalnya merupakan misi kerjasama antara India dan Rusia. Namun karena kendala finansial yang dihadapi oleh Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Rusia membatalkan kerjasama tersebut. Setelah pembatalan tersebut, India memutuskan untuk tetap menjalankan misi ini meskipun tanpa bantuan dari negara lain. [2]

Ketiga bagian Chandrayaan

Misi ini terdiri dari tiga wahana antariksa yang berbeda. Ketiga wahana antariksa tersebut adalah pengorbit (orbiter), pendarat (lander) yang bernama Vikram, dan sebuah rover kecil yang bernama Pragyan. Ketiga bagian dari Chandrayaan-2 tersebut diluncurkan dalam satu kesatuan sebelum akhirnya dipisahkan ketika sudah mencapai Bulan.

blank
Proses persiapan peluncuran Chandrayaan-2. Terlihat lander Vikram (kiri atas) sedang dipindahkan menggunakan crane keatas orbiter (kanan)

Tugas dari orbiter adalah melakukan penelitian dari orbit Bulan setinggi 100 km. Orbiter membawa delapan muatan sains, yaitu:

  • Terrain Mapping Camera-2 (TMC-2), digunakan untuk memetakan permukaan Bulan dengan resolusi spasial hingga 5 m
  • Chandrayaan 2 Large Area Soft X-ray Spectrometer (CLASS), digunakan untuk mendeteksi keberadaan Magnesium, Aluminium, Silikon, Kalsium, Titanium, Besi, dan Sodium dengan cara mengukur sinar X-ray yang diemisikan permukaan Bulan
  • Solar X-ray Monitor (SXM), digunakan untuk mengukur spektrum X-ray yang diemisikan oleh Matahari dan koronanya untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh instrumen CLASS
  • Orbiter High Resolution Camera (OHRC), digunakan untuk melakukan penggambilan gambar lokasi pendaratan untuk memastikan bahwa lokasi pendaratan bebas dari bebatuan. Instrumen ini juga akan digunakan untuk keperluan penginderaan jarak jauh
  • Imaging IR Spectrometer (IIRS), untuk melakukan pemetaan global terhadap mineral dan air/hidroksil di permukaan Bulan, serta mengukur radiasi Matahari yang dipantulkan oleh permukaan Bulan
  • Dual Frequency Synthetic Aperture Radar (DFSAR), untuk pemetaan resolusi tinggi di wilayah kutub bulan, mengukur keberadaan es, serta memperkirakan ketebalan dan persebaran regolith
  • Chandrayaan 2 Atmospheric Composition Explorer 2 (CHACE 2), untuk meneliti atmosfer tipis Bulan
  • Dual Frequency Radio Science (DFRS), untuk mengukur kerapatan elektron di lapisan ionosfer Bulan

Selain melakukan berbagai penelitian, orbiter juga bertugas sebagai satelit komunikasi bagi lander dan rover di permukaan Bulan.

Baca juga: Bagaimana Satelit di Luar Angkasa Sana Berkomunikasi Dengan Pusat Kendali di Bumi

Sementara itu, lander “Vikram” memiliki tugas melakukan penelitian permukaan Bulan. Penelitian tersebut dilakukan setelah Vikram dilepaskan dari orbiter dan melakukan pendaratan di kutub selatan Bulan menggunakan 5 mesin yang menghasilkan dorongan sebesar 800 N per mesin.

Vikram memiliki 3 instrumen, yaitu:

  • Radio Anatomy of Moon Bound Hypersensitive ionosphere and Atmosphere (RAMBHA), untuk meneliti temperatur dan kerapatan elektron disekitar permukaan Bulan, serta mengukur kerapatan plasma ionosfer Bulan disekitar permukaan Bulan
  • Chandra’s Surface Thermo-physical Experiment (ChaSTE), untuk mengukur temperatur dan konduktivitas permukaan Bulan
  • Instrument for Lunar Seismic Activity (ILSA), merupakan sebuah seismometer yang digunakan untuk mengukur aktivitas seismik di permukaan Bulan

Vikram juga bertugas membawa rover Pragyan selama proses peluncuran dan pendaratan serta menunjang komunikasi antara rover dan pusat kendali di Bumi selama berjalannya misi.

Rover yang dimiliki oleh misi Chandrayaan-2 bernama Pragyan, yang berarti kebijaksanaan dalam bahasa Sansekerta. Rover dengan enam roda ini memiliki massa sebesar 27 kg dan mengandalkan panel surya sebagai sumber energi. Rover ini hanya memiliki dua instrumen sains, yaitu:

  • Alpha Particle X-ray Spectrometer (APXS), untuk meneliti komposisi permukaan Bulan dekat lokasi pendaratan. Instrumen ini bekerja dengan cara mengemisikan partikel alpha energi tinggi untuk mengetahui berbagai elemen seperti Sodium, Magnesium, Aluminium, Silika, Kalsium, Titanium, Besi, dan beberapa elemen lain seperti Strontium, Yttrium dan Zirkonium.
  • Laser Induced Breakdown Spectroscope (LIBS), untuk mengetahui elemen yang tersebar disekitar lokasi pendaratan. Cara kerja instrumen ini adalah dengan menembakkan laser ke berbagai lokasi kemudian mengukur radiasi yang diemisikan

Rover Pragyan hanya mampu bergerak dengan kecepatan 1cm/detik. Apabila tidak ada kendala yang berarti, rover Pragyan akan menjadi kendaraan bergerak pertama India di Bulan.

blank
Rover Pragyan pada tempatnya didalam lander Vikram. Pragyan akan dilepaskan menuju permukaan Bulan menggunakan jalur landai seperti yang terlihat pada gambar

Perjalanan panjang Chandrayaan

Peluncuran Chandrayaan-2 dilakukan dengan menempatkan Chandrayaan di orbit berbentuk elips. Orbit tersebut direncanakan memiliki perigee (titik paling rendah dengan Bumi) sejauh 170 km dan apogee (titik terjauh dari Bumi) sejauh 39120 km. Meskipun demikian, ISRO mengatakan dalam sebuah konferensi pers pasca peluncuran bahwa apogee yang dicapai lebih tinggi 6000 km dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh performa roket GSLV Mark III yang lebih baik dari yang diperkirakan. Dengan apogee yang lebih tinggi, Chandrayaan-2 akan menghabiskan lebih sedikit bahan bakar.

Baca juga: SpaceX Segera Hadirkan Internet Kecepatan Tinggi Via Satelit

Chandrayaan-2 akan mencapai Bulan dalam waktu 30 hari setelah peluncuran. Berbeda dengan misi Apollo yang hanya memerlukan waktu 3 hari, Chandrayaan memerlukan waktu yang lebih lama karena tidak melakukan perjalanan langsung menuju Bulan. Chandrayaan akan meninggikan orbitnya secara bertahap hingga mencapai Bulan. Cara ini juga dilakukan oleh lander Beresheet milik Israel untuk mencapai Bulan.

Setelah mencapai Bulan, Chandrayaan akan mengurangi kecepatannya untuk dapat mengorbit Bulan. Selama 13 hari berikutnya, Chandrayaan akan menurunkan orbitnya agar didapatkan orbit mengelilingi Bulan setinggi 100 km. Lander Vikram kemudian dilepaskan dari orbiter untuk memulai fase pendaratan. Vikram direncanakan sampai di kutun selatan Bulan pada tanggal 7 September 2019, 5 hari setelah pelepasan dari orbiter atau 48 hari setelah peluncuran. Setelah melakukan pendaratan, Vikram akan melepaskan rover Pragyan menuju permukaan Bulan.[4]

Vikram dan Pragyan didesain untuk bertahan selama satu hari Bulan (14 hari Bumi), sementara orbiter akan terus melanjutkan misinya selama 1 tahun Bumi. Apabila berhasil, misi ini akan menjadi misi eksplorasi Bulan kedua yang dilakukan India sekaligus menjadikan India negara keempat yang mendarat di Bulan.

Referensi:

  1. https://www.isro.gov.in/chandrayaan2-home-0 diakses pada 26 Juli 2019.
  2. https://www.nasaspaceflight.com/2019/07/india-moon-isro-launch-nations-first-lunar-landing-mission/ diakses pada 26 Juli 2019.
  3. https://www.isro.gov.in/chandrayaan2-payloads diakses pada 26 Juli 2019.
  4. https://www.isro.gov.in/chandrayaan2-mission diakses pada 26 Juli 2019.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *