Halo Sahabat Warstek, tentu tak asing lagi dong mendengar kata “Iron Dome“? Itu loh yang katanya sistem pertahanan udara canggih milik Israel yang mampu mencegat roket dari Palestina maupun Libanon. Akhir-akhir ini iron dome juga membuat gempar warganet dan menjadi topik perbincangan dimana-mana. Loh kok bisa yah roket meledak di langit dan terlihat seperti kembang api? Kenapa roketnya tak sampai ke Israel? Apa yang terjadi? Apakah Iron Dome memiliki kelemahan? Yuk cari tahu dengan membaca artikel ini sampai selesai.
Iron Dome (Kubah Besi) adalah sistem pertahanan udara canggih yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems (Laboratorium Pertahanan Litbang Nasional Israel). Iron Dome adalah sistem rudal yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan roket artileri yang ditembakkan dari jarak 4 hingga 70 kilometer jauhnya yang dinilai membahayakan wilayah penduduk. Tidak hanya roket, Iron Dome juga mampu mengantisipasi serangan helikopter dan pesawat nirawak.
Proyek pembuatan Iron Dome dimulai pada 2007 dan mulai aktif pada 2011. Pembuatan Iron Dome dipicu sejumlah serangan roket oleh Hizbullah dan Hamas pada tahun 2000-an. Pada Perang Libanon 2006, sekitar 4.000 roket diluncurkan ke wilayah utara Israel dan menewaskan sekitar 44 warga dan 250.000 orang lainnya mengungsi.
Cara kerja Iron Dome
Iron Dome pada dasarnya punya tiga komponen, seperti halnya sebagian besar sistem pertahanan udara yakni radar untuk mendeteksi datangnya roket; sistem komando dan pengendali untuk memproses informasi dan mengaktifkan komponen ketiga: pencegat yaitu rudal yang bertugas menghancurkan roket.
Unit pendeteksi dan pelacak, Iron Dome menggunakan radar untuk memindai wilayah tertentu untuk roket jarak pendek sampai medium, yang datang dari jarak 4 sampai 70 kilometer. Sebuah unit kontrol terpisah yang terdiri dari komputer dan instrumen-instrumen teknologi tinggi lainnya akan segera menganalisa data radar.
Iron dome diklaim sangat cerdas menurut penelitian tahun 2013 oleh Yiftah S. Shapir. Radarnya dapat “melihat” roket datang dan dengan sangat cepat menghitung apakah roket akan mendarat dalam wilayah yang berpenduduk dan dapat mengancam nyawa. Alat tersebut membuat kalkulasi-kalkulasi tersebut dalam beberapa detik dan meluncurkan rudal pencegat jika ada yang dianggap sebagai ancaman.
Menghadapi Iron Dome, Hamas berupaya mencari cara untuk menembus pertahanan itu dengan meluncurkan ratusan roket sekaligus karena mereka mengetahui sebagian besar dari roket-roket itu akan diantisipasi oleh Iron Dome dan berharap masih ada roket yang luput dan mendarat di wilayah Israel.
Benarkah Iron Dome dapat Mencegat 90% Roket yang Ditembakkan? Ini kata ilmuwan
Menurut Israel, sejak tanggal 10 Mei hingga 21 Mei 2021 terdapat lebih dari 4.360 roket yang menuju Israel dan Iron Dome diklaim mampu membendung sekitar 90 persen serangan roket tersebut.
Sementara itu, menurut Prof. Theodore A. Postol (seorang Profesor Emeritus di bidang sains, ahli fisika, dan ahli rudal pertahanan dari Massachusetts Institute of Technology) dalam makalah yang dikirimkan ke Buletin Ilmuwan Atom (Bulletin of Atomic Scientists) pada tahun 2014 menjelaskan secara detail bahwa klaim 90% merupakan klaim yang sangat tinggi dan sulit direalisasikan.
Masih menurut Prof. Postol, rudal pencegat (interceptor) yang dipandu oleh radar kurang berfungsi dengan optimal ketika diarahkan ke titik yang diproyeksikan merupakan titik roket serangan. Hal ini dikarenakan terdapat tiga kemungkinan pendekatan yang dilakukan oleh rudal dan hanya 1 pendekatan yang efektif yakni front approach. Dua pendekatan lainnya masih meloloskan hulu ledak roket sehingga dapat meledak jika menyentuh tanah.
Hal tersebut bukan satu-satunya masalah, terdapat permasalahan lain yakni rudal pencegat tidak menghantam roket serangan secara langsung dan menyebabkan ledakan di udara. Terjadinya ledakan di udara disebabkan oleh sinyal dari Laser Fuse atau sekring laser yang mendeteksi keberadaan roket serangan kemudian menyalakan peledak di badan rudal pencegat (warhead). Ledakan dari warhead tersebutlah yang akan memicu ledakan pada roket serangan. Daerah deteksi laser yang dapat mendeteksi keberadaan rudal ditunjukkan oleh garis biru gambar berikut.
Perhitungan Prof. Postol menunjukkan bahwa ketika kecepatan roket serangan melebihi 1.200 meter per detik, maka roket tersebut tidak dapat dideteksi oleh Laser Fuse sehingga dapat lolos dari Iron Dome. Kelemahan ketiga adalah Iron Dome hanya mampu mengantisipasi sejumlah serangan roket pada satu waktu. Jika jumlah roket yang masuk melampaui titik jenuh, roket yang lain akan lolos. Nah itulah kenapa, ketika hamas menembakkan sekitar 130 roket sekaligus, Iron Dome tidak efektif mencegat roket tersebut dan berhasil mengenai Tel Aviv dan menyebabkan kehancuran.
Kelemahan keempat dari Iron Dome adalah ketidakmampuan mengantisipasi serangan roket pada jarak sangat pendek. Meskipun diklaim dapat mencegat roket dari jarak 4 km, faktanya Iron Dome hanya mampu mengantisipasi serangan roket yang berjarak minimal 5-7 kilometer. Itulah mengapa dalam konflik terakhir, Hamas merendahkan lintasan roketnya.
Prof. Postol juga menyampaikan bahwa dibalik kekurangan-kekurangan yang dimiliki Iron Dome, rendahnya korban jiwa di pihak Israel dibanding Palestina berasal dari upaya pertahanan sipil Israel, bukan semata-mata disebabkan oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. Israel mengembangkan sistem peringatan awal yang baik pada daerah pemukiman dan sistem perlindungan cepat bagi warga yang berpotensi terkena serangan roket. Artinya, Iron Dome belum memiliki efek yang terukur dalam melindungi warga Israel dari serangan roket. Bahkan menurut ahli militer, Iron Dome hanya mampu mengantisipasi roket yang tidak canggih (contoh roket canggih adalah roket Balistik milik Iran) dan berkecepatan rendah seperti yang diluncurkan oleh aktor non-negara (Hamas).
Referensi:
- Defense One. This Scientist Explains Why Israel’s Iron Dome Is Overrated. (https://www.defenseone.com/technology/2014/07/this-scientist-explains-why-israels-iron-dome-overrated/89132/ ). Diakses 19 Mei 2021
- Bulletin of Atomic Scientists. The evidence that shows Iron Dome is not working by Theodore A. Postol. July 19. 2014. (https://thebulletin.org/2014/07/the-evidence-that-shows-iron-dome-is-not-working/). Diakses 23 Mei 2021
- TurboSquid. Iron Dome by GrafxBox. (https://www.turbosquid.com/3d-models/3d-model-of-iron-dome/708060). Diakses 19 Mei 2021
- Shapir, Y. (2013). Lessons from the iron dome. Military and Strategic Affairs, 5(1), 81-94.
- Kekuatan dan Kelemahan Iron Dome Israel, Menurut Ahli Militer. https://www.merdeka.com/dunia/kekuatan-dan-kelemahan-iron-dome-israel-menurut-ahli-militer.html?page=2. Diakses 26 Mei 2021.
- Pengamat Pertahanan Ungkap Sejumlah Kelemahan Sistem Iron Dome Israel. https://news.okezone.com/read/2021/05/18/18/2411685/pengamat-pertahanan-ungkap-sejumlah-kelemahan-sistem-iron-dome-israel. Diakses 26 Mei 2021.
Sumber Gambar:
[1] https://s4.reutersmedia.net/resources/r/?m=02&d=20210512&t=2&i=1561843953&w=&fh=545&fw=810&ll=&pl=&sq=&r=2021-05-12T140617Z_40165_MRPRC22EN904HRM_RTRMADP_0_ISRAEL-PALESTINIANS Diakses 26 Mei 2021
[2] https://static.turbosquid.com/Preview/2014/05/20__01_50_31/01.jpg9dec1a9f-c894-4389-8c4d-0021cea20d22Original.jpg Diakses 26 Mei 2021
[3] https://ichef.bbci.co.uk/news/1024/cpsprodpb/9E15/production/_118496404_iron_dome_v2_640-2x-nc.png Diakses 26 Mei 2021
[4] https://admin.govexec.com/media/gbc/docs/pdfs_edit/id2-01.jpg Diakses 26 Mei 2021
[5] https://www.timesofisrael.com/hamas-hits-central-israel-with-unprecedented-rocket-fire-killing-woman/ Diakses 26 Mei 2021
Mahasiswa S2 Fisika Teori Universitas Hasanuddin, paling suka dengan Albert Einstein dan James Clerk Maxwell, senang belajar hal baru, senang mendesain, membaca dan juga menulis.
Keren bgt akunnya semoga bisa meningkatkan daya literasi masyarakat
Tetap semangat Warstek