Mayoritas orang percaya bahwa bentuk bumi itu bulat. Sebagian orang meyakini bahwa bentuk bumi datar. Beberapa momen terakhir perdebatan tersebut meredam, bisa jadi di kemudian hari perdebatan tersebut muncul kembali. Para Ilmuan terdahulu baik ilmuan klasik dan modern percaya bentuk bumi itu bulat. Hal itu hasil penelitian para ilmuan dengan berbagai cara, seperti potret bumi dari luar angkasa dengan bantuan satelit dan lain-lain. Namun, terdapat pihak yang tidak setuju dengan hal itu hingga mengemukakan teori lain bahwa bumi itu datar.
Konspirasi teori bumi datar tidak terlepas oleh sosok Samuel Rowbotham (1816–1884). Rowbotham menafsirkan beberapa ayat di Alkitab yang menghasikan sebuah buku setebal 430 halaman. Buku itu menjabarkan pemikirannya yang berjudul Earth Not a Globe. Ia menyebut “Astronomi Zetetis” berarti bumi merupakan cakram datar berpusat di Kutub Utara dengan dinding es Antartika yang mengelilinginya. Jarak matahari dan bulan sekitar 4800 km dan di atas bumi terdapat kosmos berjarak 5000 km.
Lebih mirisnya lagi, konspirasi teori bumi datar tidak berhenti di Samuel Rowbotham. Salah seorang pengajar di Science Fiction Society, UCL, Samuel Shenton mendirikan komunitas International Flat Earth Research Society pada tahun 1956. Menurut Shenton dalam komunitasnya, bumi merupakan piringan datar dengan Arktik di pusatnya dan dinding es yang menjulang di sekelilingnya. Matahari, bulan, dan bintang-bintang disebut berada tidak jauh dari New York dan dari London.
Selepas Shenton meninggal, sebagian koleksi perpustakaan Shenton menjadi milik Charles K. Johnson. Atas dedikasi Johnson, ia menjadi Presiden International Flat Earth Research Society of America and Covenant People’s Church di California. Tiga dekade lebih atas kepemimpinan Johnson, komunitas itu berkembang dan memiliki sekitar 3000 anggota. Shenton menyebarkan banyak buletin dan materi promosi seputar itu kepada siapapun yang meminta. Flat Earth News merupakan buletin triwulanan Johnson yang terkenal setebal empat halaman.
Berikut merupakan beberapa headline dari buletin Flat Earth News pada tahun 1970-an hingga awal 1980-an :
- Whole World Deceived… Except the Very Elect (Desember 1977)
- Australia Not Down Under (Mei 1978)
- Sun Is a Light 32 Miles Across (Desember 1978)
- The Earth Has No Motion (Juni 1979)
- Nikita Krushchev Father of NASA (Maret 1980)
- Galileo Was a Liar (Desember 1980)
- Science Insults Your Intelligence (September 1980)
- World Is Flat, and That’s That (September 1980)
- The Earth Is Not a Ball; Gravity Does Not Exist (Maret 1981)
Tidak berhenti di komunitas yang didirikan Johnson, seorang penyanyi rap Bobby Ray Simmons Jr juga meyakini bumi itu datar. Penyanyi dengan nama panggung B.o.B itu, merilis sebuah lagu berjudul “Flatline” untuk melawan astrofisikawan Neil deGrasse Tyson. Sehari sebelum lagu itu rilis, B.o.B mengtweet di akun twitternya. “No matter how high in elevation you are the horizon is always eye level. Sorry cadets, I didn’t wanna believe it either”. Dari tweet itu, seolah menyindir Neil deGrasse Tyson secara tidak langsung.
Tanggal 9- 10 November 2017, para ahli konspirasi bumi datar menghadiri konferensi internasional yang membahas bumi datar di North Carolina. Konferensi itu mengklaim bahwa bumi berbentuk cakram dan bukan bulat. Gambar peta bumi datar menjelaskan lingkaran Arktik di posisi tengah dan Antartika terdapat dinding es setebal 45 meter yang mengelilinginya. Selain itu, mereka mengklaim bahwa bumi itu diam dan tidak berevolusi terhadap matahari.
Untuk mematahkan teori bumi datar, tidak sedikit ilmuan yang mengungkapkan bumi bulat dengan berbagai cara penelitian. Salah satu penelitian dari ilmuan NASA yakni meluncurkan teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) ke ruang angkasa pada awal Januari 2018. Peluncuran TESS untuk mengamati ratusan ribu bintang hingga menyelidiki tanda-tanda exo planet. Selain itu, TESS melakukan pengamatan wujud bumi dari pandangan dari luar angkasa lebih jelas. Hasilnya, pengamatan di Observatorium Bosscha pada 31 Januari 2018 menjelaskan bahwa bentuk bumi itu bulat. Pengamatan tersebut berdasarkan GBT atau gerhana bulan total yang meliputi tiga fenomena yaitu blood moon, blue moon, dan supermoon. Berdasarkan tiga fenomena itu, mengemukakan bahwa bentuk bumi itu geoid atau bulat pepat. Hasil itu berdasarkan bayangan bumi di bulan pada jarak 356.400 km dari bumi.
Jika bentuk bumi itu datar, maka ketika gerhana bayangan bumi yang terlihat di bulan tidak berbentuk bulat atau menyelimuti bulan. Tetapi bayangan tersebut hanya berupa garis yang menutupi bulan sebagai berikut.
Fenomena tersebut tidak semata-mata benar bagi yang percaya bumi itu datar. Mereka bisa menuturkan bahwa itu hal rekayasa dari NASA. Sejatinya tiap individu memiliki keyakinan masing-masing dan itu bukanlah larangan untuk mempercayai individu atau kelompok lain.
Lantas, manakah yang paling benar antara bumi datar atau bumi bulat? Secara sains dan bukti-bukti ilmiah yang disodorkan maka bumi bulatlah yang benar, tepatnya bumi berbentuk bola pepat pada kutubnya. Terdapat suatu anekdot yang perlu direnungkan, “jika kita dapat melihat bahwa Mars, Matahari, dan benda luar angkasa lainnya berbentuk bulat melalui teleskop, mengapa bumi harus berbentuk datar?”
Munculnya logika-logika bumi datar dapat dipahami karena berbeda dimensi ukuran, dimensi manusia yang dalam orde milimeter hingga kilometer, sedangkan dimensi benda luar angkasa yang berukuran ribuan hingga ratusan ribu kilometer. Dan dari fisika kuantum kita mengetahui bahwa dimensi ukuran merupakan hal yang sangat penting, partikel berukuran nanoskopik (tak kasat mata) memiliki sifat yang jauh berbeda dengan “kumpulan” partikel dalam ukuran kasat mata (orde milimeter hingga meter).
Namun meskipun bukti bahwa bumi itu bulat itu telah gamblang dan kuat, perdebatan bumi bulat dan bumi datar bukanlah berbicara tentang intelektualitas namun tentang ego. Masing-masing kubu bumi datar dan bumi bulat saling mencari kebenaran dan mempertahankan diri atas teori masing-masing. Konspirasi bumi datar terhadap bumi bulat akan terus menghantui jagad raya untuk mencari pengakuan bahwa teori itu benar hingga banyaknya umat manusia yang dapat melakukan ekspedisi ke planet lain dan melihat bentuk bumi dari planet lain tersebut.
Hal itu sama halnya ketika dihadapan dua pilihan, yakni tim bubur diaduk atau tim bubur tidak diaduk. Masalah sepele namun bisa menimbulkan perpecahan karena ego. Lantas, bagaimana menurut Anda? Bumi datar atau bumi bulat?
Sumber Rujukan:
- Hidayat, Arief Ramadhan Rifky. 2018. Teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite): Pembuktian Terhadap Kesalahan Teori Flat Earth. https://warstek.com/tess/ (Akses 30 April 2021)
- https://en.wikipedia.org/wiki/Samuel_Shenton (Akses 28 April 2021)
- https://id.wikipedia.org/wiki/Flat_Earth_Society (Akses 28 April 2021)
- https://wiki.tfes.org/Flat_Earth_News (Akses 29 April 2021)
- Kamaliah, Aisyah. 2019. Asal Mula Kaum Bumi Datar. https://inet.detik.com/science/d-4743007/asal-mula-kaum-bumi-datar (Akses 28 April 2021)
- Schick, T dan Vaughn, L. 1995. How to think about weird things: critical thinking for a new age. Houghton Mifflin.
- Wismabrata, Michael Hangga. 2017. Konferensi Bumi Datar Pertama Digelar, Apa Isinya?https://sains.kompas.com/read/2017/11/22/090800323/konferensi-bumi-datar-pertama-digelar-apa-isinya- (Akses 29 April 2021)
- Wolchover, Natalie. 2017. Are Flat-Earthers Being Serious? https://www.livescience.com/24310-flat-earth-belief.html (Akses 29 April 2021)
Terimakasih Mas Rian tulisannya.
Apik…