Ditulis oleh Putra Randa – Universitas Syiah Kuala
Kisah ini bermula di tahun 2014. Sebagai Civitas Akademika dari Universitas Syiah Kuala, maka aku juga harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa pengajaran, pengabdian, dan penelitian. Dua Tri Dharma yang pertama sudah kulalui dalam bentuk perkuliahan sehari-hari dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan berorganisasi. Kini saatnya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terakhir, yaitu penelitian. Karena saat itu aku berstatus sebagai mahasiswa, maka penelitian yang akan kujalani berwujud skripsi.
Satu persatu kawan seangkatan mulai menjalani seminar proposal, termasuk teman dekatku. Sedangkan aku masih terus berkutat untuk mencari ide penelitian. Aku memang tak bisa menyalahkan mereka. Ini adalah kesalahanku karena tidak mengajukan judul penelitian di semester 7. Ditambah lagi, saat mengajukan judul di semester 8, aku tak memiliki argumen yang cukup untuk mempertahankan ide penelitian yang kuambil sehingga judul yang kuajukan sempat ditolak sebanyak 2 kali.
Tak ingin mengulang kesalahan yang sama, aku pun kembali mencari jurnal-jurnal yang kuanggap relevan dengan ide penelitian yang kuambil. Aku menyadari bahwa selama ini perbankan syariah, khususnya di Indonesia, lebih fokus dalam mengukur kinerja keuangan. Padahal, perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Selain harus patuh pada peraturan Negara, bank syariah juga harus patuh terhadap prinsip Islam. Aku pun segera mencari metode untuk mengukur tingkat kesesuaian operasional perbankan prinsip-prinsip Islam. Aku pun berketetapan untuk menggunakan Sharia Conformity and Profitability (SCnP) Model dan Sharia Compliant Index dalam penelitianku nantinya.
Karena memang sudah terlambat, aku pun mencuri start dengan segera memulai penulisan proposal skripsi walau judul tersebut belum tentu diterima. Hal tersebut kulakukan agar aku bisa mempersingkat jangka waktu pengerjaan skripsi. Jadi, apabila judulnya diterima, maka aku bisa segera berkonsultasi tentang proposal skripsi, bukan lagi membahas judul. Alhamdulillah, judul yang kuajukan diterima. Jadi, tidak sia-sia aku membuat proposalnya.
Setelah mendapatkan dosen pembimbing, aku pun segera memulai konsultasi bimbingan. Dalam konsultasi tersebut rupanya Pak Heru Fahlevi, dosen pembimbingku, memberikan saran agar aku juga memasukkan pengukuran kinerja keuangan dari perbankan syariah. Jadi, ide dasar penelitian yang akan kujalani berubah. Dari sebelumnya hanya mengukur tingkat kesesuaian operasional perbankan syariah dengan prinsip-prinsip Islam, menjadi perbandingan antara tingkat kinerja keuangan bank syariah dengan tingkat keseusaian syariahnya. Dengan kata lain, penelitianku bertujuan untuk mengungkap apakah bank syariah dengan kinerja keuangan yang bagus juga memiliki tingkat kesesuaian syariah yang bagus atau tidak. Selain menambah alat ukur, Pak Heru juga menyarankan untuk menambah objek penelitian. Jadi, penelitian yang akan kujalani nantinya tak hanya berfokus kepada perbankan syariah di Indonesia, tetapi juga perbankan syariah di Malaysia.
Aku pun menerima saran beliau dan segera mencari alat ukur kinerja keuangan yang digunakan dalam perbankan syariah, selain mencari laporan keuangan bank syariah di Malaysia. Jadi kini, aku harus mengukur kinerja 7 bank syariah di Indonesia dan 11 bank syariah di Malaysia dengan menggunakan 3 alat ukur, yaitu CAMEL, SCnP, dan SCI selama 3 tahun. Sebuah tantangan yang luar biasa, ditambah aku tak punya banyak waktu karena aku ingin segera menyelesaikan masa kuliah yang memang sudah terlambat karena sudah memasuki semester 9.
Dalam perjalanannya aku menghadapi beberapa kendala. Kendala terbesarnya adalah laptop yang berulang kali bermasalah, bahkan rusak total. Benar-benar kepahitan yang luar biasa. Aku pun bingung bagaimana caranya menyelesaikan skripsi tersebut. Maka, pilihannya adalah dengan meminjam laptop teman, mengerjakan di warnet ataupun mengerjakannya di perpustakaan kampus dengan komputer yang disediakan secara gratis (belakangan rupanya dibuat pengumuman bahwa komputer tersebut disediakan untuk mencari informasi, bukan untuk mengerjakan tugas atau skripsi).
Namun rupanya kejadian tersebut terbayar lunas. Pak Heru menyarankan agar aku mengirimkan proposal tersebut pada 10th Asian Business Research Conference yang berlangsung di Bangkok, Thailand, di bulan Oktober 2014. Aku pun menuruti saran beliau dengan mengirimkan proposal skripsi yang sedang kubuat. Tak dinanya, rupanya proposal yang kuajukan diterima untuk dipresentasikan dalam konferensi tersebut.
Walaupun akhirnya aku tidak bisa berangkat disebabkan tidak adanya alokasi dana konferensi untuk mahasiswa, ditambah sempitnya waktu untuk mencari dana dari luar kampus, aku tetap gembira. Hal itu kemudian menambah semangatku untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Barangkali setelah usai aku bisa mengikutsertakan lagi skripsi tersebut dalam konferensi internasional selanjutnya.
Letter of Acceptance dari 10th Asian Business Research Conference
Segera kukebut penggarapan skripsiku. Setelah melalui seminar proposal skripsi, kini saatnya aku mengerjakan penelitian. Dengan semangat yang berlipat (ditambah bahwa aku menggunakan laptop kawan yang tentu saja berbatas waktu), hanya dalam 2 hari aku menyelesaikan perhitungan datanya, dan dihari berikutnya aku pun menyelesaikan pembahasannya. Karena banyaknya data, untuk bab pembahasan saja setebal 48 halaman. Dalam pembahasanku, aku menyarankan bagi investor bank syariah agar menilai terlebih dahulu tingkat kesesuaian bank syariah, karena rupanya bank yang memiliki kinerja keuangan yang bagus belum tentu memiliki tingkat kesesuaian syariah yang bagus. Selain itu, aku juga menyarankan agar bank syariah bisa meningkatkan lagi tingkat kesesuaian syariahnya, karena bank syariah memang harus patuh dan beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Namun, rupanya alur pembahasan yang kugunakan masih belum bisa memuaskan Pak Heru. Alur yang kugunakan adalah pembahasan pertahun, sedangkan beliau menyarankan agar aku membahas per bank. Artinya, aku harus merombak total bab 4 ini. Aku sempat lemas saat mendengarnya. Namun, Pak Heru kemudian menyemangatiku bahwa jika revisi nanti bagus, maka skripsiku akan segera di ACC. Sebuah kalimat yang membuatku semangatku kembali.
Dengan bismillah, segera kurombak pembahasan sesuai dengan arahan Pak Heru. Jika dalam pembahasan yang pertama tebalnya 48 halaman, maka dalam pembahasan yang sudah kurevisi menghabiskan 72 halaman. Benar-benar tak terduga. Setelah kuperbaiki bahasanya, segera kukirimkan revisi tersebut kepada Pak Heru, dan rupanya pembahasan yang kutampilkan memuaskan beliau. Beliaupun memenuhi janjinya untuk menyetujui skripsiku untuk disidangkan.
Akhirnya, pada tanggal 8 Januari 2015 aku pun menjalani sidang akhir dan ujian komprehensif. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan aku pun lulus dengan nilai skripsi A dan ujian komprehensif B+. Aku pun berhak untuk menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE) sebagai pengakuan atas keilmuanku, dan kemudian diwisuda pada tanggal 12 Februari 2015.
Kisah ini belum selesai. Sebagaimana proposal skripsiku yang lolos untuk konferensi di Thailand, Pak Heru kemudian mengirimkan artikel skripsiku pada konferensi di Venesia, Italia. Artikel tersebut juga lolos untuk dipresentasikan. Aku memang kembali tak bisa pergi karena saat itu aku baru saja mulai bekerja, jadi konferensi tersebut dihadiri oleh Pak Heru. Kelanjutannya adalah artikel tersebut kemudian diusulkan untuk dijadikan jurnal.
Setelah melalui lagi beberapa revisi, akhirnya penelitianku diterbitkan di DLSU Business and Economic Review 26 (2) 2017, sebuah jurnal terindeks Scopus dari De La Salle University, Filipina. Sebuah kebanggaan yang luar biasa karena ternyata aku telah memiliki jurnal internasional yang pertama. Aku berharap, jurnal ini tak akan menjadi yang terakhir.
Begitulah kawan, sekelumit kisahku dalam menyelesaikan skripsi. Walaupun sempat mengalami kendala di awal, namun kisahku kemudian bisa berakhir dengan indah. Selayaknya kopi, setiap kepahitannya berujung dengan rasa manis yang lezat. Memang, rencana Allah 1000 kali jauh lebih baik dari rencana manusia.
Semoga bukan jurnal Internasional terakhir