Sebelum memasuki laboratorium Kimia atau Biologi kita harus memahami apa saja yang menjadi peraturan yang ditetapkan dilaboratorium. Biasanya setiap laboratorium kimia memiliki aturan sendiri (ada juga yang sama) dan setiap praktikan harus memiliki pengetahuan tentang sifat dasar dari zat kimia yang akan digunakan selama praktikum. Bagaimana jika kulit kita terkena asam lemah/kuat, basa lemah/kuat atau larutan oksidator/reduktor yang bisa membuat kulit iritasi bahkan bisa menyebabkan luka? Lalu apa yang harus dilakukan jika tersentuh padatan yang reaktif? Terpapar zat kimia? Nah artikel ini akan menjawabnya.
A. KAIDAH DASAR KESELAMATAN DI LABORATORIUM
1. MENCEGAH KONTAK DARI BAHAN KIMIA
Sebelum memasuki lab, praktikan harus memakai alat perlindungan diri (APD) yang berupa ; Jas laboratorium, sepatu keselamatan, kaca mata pelindung (direct or indirect vented goggle), masker dan sarung tangan. Ada juga lab yang melarang praktikan menggukan perhiasan dan handphone selama bekerja.
2. MERESPONS TERHADAP PAPARAN BAHAN KIMIA
Berikut adalah nasihat yang umum yang diberikan jika terkena zat kimia di laboratorium yang dikutip dari Safety in Academic Chemistry Laboratories 2
- Untuk tumpahan dan percikan yang hanya mengenai sedikit permukaan kulit, harus dibilas dengan air yang terus mengalir selama 15 menit (30 menit untuk basa) dan praktikan harus melepas perhiasan (cincin, gelang) untuk mengantisipasi adanya residu zat kimia yang tersisa. Inilah alasan mengapa perhiasan dilarang pada beberapa laboratorium, lalu cuci bagia kulit yang terkena dengan sabun dan air hangat dan minta asisten lab untuk melihat safety data sheet untuk memastikan apakah ada efek selanjutnya.
- Jika praktikan menumpahkan padatan kimia, sangat disarankan untuk menyikat (brush) padatan terlebih dahulu dari kulit sebelum membilasnya dengan air mengalir dan sabun, karena padatan tertentu sangat reaktif jika terkena air, seperti NaOH yang reaksinya eksotermis.
- Jika terkena asam, jangan menambahkan basa atau zat penetral (natrium bikarbonat) pada kulit yang terpapar karena panas dari reaksi netralisasi dapat menyebabkan cedera.
- Jika kulit dan baju praktikan terkena kontaminasi tumpahan larutan kimia yang cukup banyak, praktikan harus segera pergi ke safety shower dengan melepas seragam yang terkontaminasi dan membasahi tubuh terus menerus dengan air selama 15 menit( 30 menit untuk basa). lalu pergilah ke fasilitas medis terdekat.
- Jika mata praktikan terkena percikan larutan langsung pergi ke eyewash station (wastafel) dan menyiram mata terus menerus dengan air selama 15 menit (30 menit untuk larutan basa) sambil menahan kelopak mata tetap terbuka dengan jari dan gerakkan bola mata ke atas bawah dan kesamping.
- Treatment jika terpapar hidrogen flourida (HF); paparan HF sangatlah berbahaya dan memerlukan perlakuan dan penanganan khusus. Gel kalsium glukonat selalu digunakan sebagai pertolongan pertama untuk kontaminasi dari HF, lalu pergilah ke fasilitas medis terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Jangan pernah menggunakan HF tanpa latihan khusus dan pengawasan.
B. MENCEGAH DAN MENANGANI TUMPAHAN BAHAN KIMIA
Mencegah tumpahan zat kimia
Tumpahan larutan reagen kimia merupakan insiden paling umum terjadi di laboratorium kimia. Maka dari itu diperlukan keterampilan bekerja (good house keeping habits) yang baik untuk bekerja di laboratorium. Jauhkan botol reagen kimia dari pinggir meja kerja dan simpan di lemari reagen yang sudah disiapkan. Praktikan dianjurkan untuk mengambil kuantitas bahan yang hanya diperlukan sesuai prosedur praktikum dan tidak mengambil reagen berlebihan, selalu berjalan pelan dan teliti ketika sedang berkerja dilaboratorium agar tidak menyenggol reagen dan praktikan lain yang sedang bekerja.
Menangani Tumpahan zat kimia
Jika seorang praktikan menumpahkan larutan kimia didekat anda, jauhkan praktikan lainnya dari tumpahan reagen. Jika larutan tersebut flammable (mudah terbakar), maka peringatkan praktikan lainnya untuk mematikan alat-alat elektronik dan memadamkan api jika terjadi percikan. Jika terjadi tumpahan dilemari asam, tutup jendela lemari agar uap larutan tertarik keluar ruangan. Apabila jumlah zat toksik, flammable dan material yang volatil sangat banyak disarankan untuk mengosongkan ruangan dan menunggu penanganan oleh ahlinya. Untuk mengambil pecahan kaca gelas jangan memakai tangan, gunakan tongs atau penjepit cawan agar tangan tidak terkena kontaminasi zat yang mengisi wadah yang pecah sebelumnya. Jika larutan asam atau basa yang tumpah biasanya digunakan larutan penetral, tetapi tetap harus berhati hati karena reaksi netralisasi sangatlah reaktif dan eksotermis apalagi jika larutan yang tumpah sangat banyak, netralkan asam dengan sodium bikarbonat atau soda ash dan larutan basa dengan asam sitrat dan askorbat. gunakan pH indikator untuk melihat apakah larutan sudah ternetralkan.
Mengontrol tumpahan reagen dengan membuat pembatas agar tidak menyebar juga sebagai tindakan pertama. Menggunakan material absorben seperti vermiculite, cat litter atau spill pillows juga efektif menyerap tumpahan dengan catatan asam sulfat dan asam klorida pekat dibutuhakan absorben khusus. Untuk kasus tumpahan, merkuri paparan utama terjadi jika uap merkuri terhirup dan penanganan terbaik adalah menggunakan vacuum cleaner khusus merkuri, jangan gunakan vacuum cleaner untuk penghisap debu karena haya akan mengkontaminasi vacuum cleaner anda. Jika tidak tersedia, gunakan alat penghisap yang sesuai untuk membersihkan tetesan merkuri lalu gunakan absorbent khusus untuk menjadikan merkuri senyawa amalgam yang kurang toksik4.
C. PENTINGNYA PEMAHAMAN AKAN MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
MSDS adalah dokumen yang memberikan informasi rinci tentang suatu zat kimia, termasuk sifat fisik, kimia, toksisitas, potensi bahaya, langkah-langkah keselamatan, dan tindakan darurat yang harus diambil dalam kasus paparan atau kecelakaan. MSDS juga menyediakan informasi tentang cara menyimpan, mengangkut, dan membuang zat kimia dengan aman.
1. Mengetahui Bahaya Zat Kimia
MSDS memberikan informasi tentang potensi bahaya zat kimia tertentu. Dengan memahami bahaya tersebut, pekerja laboratorium dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya.
2. Langkah-langkah Keselamatan
MSDS memberikan petunjuk tentang langkah-langkah keselamatan yang harus diikuti saat menangani zat kimia. Ini termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, prosedur penggunaan, dan langkah-langkah pertolongan pertama jika terjadi paparan.
3. Tindakan Darurat
Copy code
MSDS menyediakan informasi tentang tindakan darurat yang harus diambil jika terjadi kecelakaan atau paparan zat kimia. Mengetahui langkah-langkah ini dapat membantu dalam merespons dengan cepat dan efisien dalam situasi darurat.
4. Penyimpanan dan Pengelolaan yang Aman
MSDS memberikan panduan tentang cara menyimpan dan mengelola zat kimia dengan aman. Informasi ini penting untuk mencegah kecelakaan dan memastikan bahwa zat kimia disimpan dengan benar sesuai dengan persyaratan keselamatan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terpapar Zat Kimia?
Jika terpapar zat kimia di laboratorium, langkah-langkah berikut dapat diikuti:
- Segera Cek MSDS
- Cari MSDS zat kimia yang digunakan untuk mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama yang harus diambil.
- Bilas Area yang Terpapar
- Jika zat kimia terkena kulit, segera bilas area tersebut dengan air mengalir selama minimal 15 menit.
- Hubungi Bantuan Medis
- Jika paparan serius, segera hubungi bantuan medis dan beri tahu petugas medis tentang zat kimia yang terlibat.
- Hentikan Paparan
- Jika mungkin, hindari paparan lebih lanjut dengan memindahkan diri dari area yang terkontaminasi.
- Ikuti Petunjuk MSDS
- Ikuti petunjuk MSDS untuk tindakan darurat, termasuk menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
Memahami dan mengikuti informasi yang terdapat dalam MSDS adalah kunci untuk mengurangi risiko paparan zat kimia berbahaya di laboratorium. Keselamatan pekerja dan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan pengetahuan tentang MSDS adalah langkah penting dalam mencapai lingkungan laboratorium yang aman dan produktif.
D. PERALATAN KEAMANAN DI LABORATORIUM
Di laboratorium, terdapat berbagai peralatan khusus yang dirancang untuk menangani paparan zat kimia dan situasi darurat. Peralatan ini dirancang untuk menyediakan pertolongan pertama dan melindungi pekerja laboratorium jika terpapar zat kimia berbahaya. Berikut adalah beberapa peralatan penting yang digunakan untuk menangani paparan kimia di laboratorium:
- Emergency Shower (Shower Darurat): Shower darurat adalah pancuran air yang dapat diaktifkan dengan cepat jika seseorang terkena paparan zat kimia. Pancuran ini memberikan aliran air yang melimpah untuk mencuci tubuh secara menyeluruh dan segera menghilangkan zat kimia dari kulit.
- Eyewash Station (Tempat Cuci Mata): Tempat cuci mata adalah perangkat yang menyediakan aliran air lembut untuk mencuci mata jika terkena zat kimia. Eyewash station penting untuk membilas mata secara cepat dan efisien, mengurangi risiko kerusakan mata akibat paparan zat kimia.
- Emergency Drench Hose (Selang Semprot Darurat): Selang semprot darurat adalah perangkat portabel yang menyemprotkan air dengan tekanan untuk membilas area yang terkena paparan zat kimia. Selang ini sering digunakan untuk membersihkan area tubuh yang spesifik setelah paparan.
- Fume Hood (Lemari Asap): Lemari asap adalah alat yang digunakan untuk menghisap dan menghilangkan gas, uap, atau debu berbahaya dari udara di dalam laboratorium. Penggunaan fume hood membantu mencegah inhalasi zat kimia berbahaya.
- Personal Protective Equipment (PPE) (Alat Pelindung Diri): PPE termasuk sarung tangan, kacamata pelindung, jas lab, masker pernapasan, dan pelindung telinga. Alat pelindung diri ini harus dipakai oleh semua orang yang bekerja dengan zat kimia berbahaya untuk melindungi tubuh dari paparan langsung.
- Chemical Spill Kit (Peralatan Penanganan Tumpahan Kimia): Kit ini berisi bahan-bahan untuk menanggapi tumpahan kimia, termasuk serbuk penyerap, kantong plastik, sarung tangan, dan masker debu. Dengan menggunakan kit ini, tumpahan zat kimia dapat dibersihkan dengan aman.
- Fire Extinguisher (Alat Pemadam Api): Meskipun bukan khusus untuk paparan zat kimia, pemadam api sangat penting di laboratorium untuk mengatasi risiko kebakaran yang dapat timbul akibat reaksi kimia atau kebocoran gas.
Penting untuk melatih pekerja laboratorium atau laboran tentang penggunaan yang benar dari peralatan tersebut dan memastikan bahwa peralatan tersebut selalu berada dalam kondisi baik dan siap digunakan. Kesiapan dan pengetahuan dalam menanggapi paparan zat kimia adalah kunci untuk menciptakan lingkungan laboratorium yang aman bagi semua orang yang bekerja di dalamnya.
Referensi
(1) Ekkaruk Dongpuyow. Stock Photo – 3D model of green liquid spilled from glass test tube on chemical diagram to present about experiment failed. Diakses pada 14 Mei 2020
(2) American Chemical Society. Safety in Academic Chemistry Laboratories, 8th ed.; American Chemical Society: United States of America, 2017.
(3) ENWARE. FASTACT HAZARDOUS CHEMICAL SPILL RESPONSE SYSTEMS: BREAKTHROUGH RAPID NEUTRALISER OF HAZARDOUS CHEMICAL SPILLS AND VAPOURS. Diakses pada 14 Mei 2020
(4) American Chemical Society. Guide for Chemical Spill Response Planning in Laboratories: Special Precautions. Diakses pada 14 Mei 2020
nama saya Reza Kurniawan, tinggal di kota Binjai,sumatera utara.
Sarjana sains (KIMIA)
Meneliti tentang Sintesis Membran proton exchange Fuel cell . Saat ini saya bekerja sebagai staff laboratorium Fatty alcohol dan Biodiesel Musim Mas group.