Berasal dari latar belakang ekonomi keluarga yang sederhana, tak lantas menyurutkan semangat Lailatul Qomariyah untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Meski kondisi yang ada mengharuskan gadis berusia 27 tahun asal Pamekasan, Madura ini berjuang mencari uang sendiri agar bisa melanjutkan kuliah dan menghidupinya hingga berhasil meraih gelar doktor dari Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan akan diwisuda pada hari Minggu ini (15 September 2019).
Di sela-sela studinya, gadis yang biasa disapa Laila ini juga mencari tambahan penghasilan melalui profesi guru les privat. Meskipun ia telah memperoleh beasiswa untuk membantu biaya kuliahnya. Berhubung alat transportasi yang dimiliki Laila hanya berupa sepeda ontel, ia pun hanya mengajar murid tingkat SMP dan SMA di sekitar wilayah kampus ITS.
Anak sulung dari pasangan Saningrat (43) dan Rusmiati (40) ini mengaku bahwa dirinya ingin mengubah nasib keluarganya. Meski pendapatan Saningrat sebagai pengayuh becak dan Rusmiati sebagai buruh tani yang tergolong di bawah rata-rata, tidak cukup untuk membiayai sekolah Laila. Nyatanya, alumnus S-1 Teknik Kimia ITS ini tetap sanggup menyelesaikan studi doktoral (S-3) tanpa bergantung kepada kedua orang tuanya.
Laila merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang masuk ITS melalui jalur prestasi. Selanjutnya ia meneruskan pendidikannya dengan beasiswa dari program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Yakni beasiswa program percepatan pendidikan yang diberikan kepada lulusan sarjana yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang Doktor dengan masa pendidikan selama empat tahun.
Dalam memberikan les privat, mata pelajaran yang diajarkan Laila kepada muridnya pun variatif. Berkat wawasan akademiknya yang luas, perempuan yang juga mengambil Magister di ITS ini sanggup mengajar matematika, fisika, kimia, bahasa Inggris, dan pelajaran umum lainnya. Tercatat sejak awal menginjak bangku kuliah di program sarjana, Laila telah melakoni rutinitas ini demi tercukupinya kebutuhan sehari-hari gadis ini.
Gadis kelahiran Pamekasan, 16 Agustus 1992 ini mengikuti prinsip yang diajarkan dalam kitab Alquran. “Dalam Alquran disebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum tanpa usaha dari kaum tersebut,” tuturnya mengutip isi salah satu ayat di Alquran. Selain itu, orang tua dan guru sekolah Laila juga rutin memberikan pesan bahwa pendidikan dan pekerjaan yang dijalaninya harus jauh lebih tinggi dibanding yang didapatkan kedua orang tuanya.
Buah kerja keras yang dilakoni Laila tidak dapat dipandang sebelah mata. Tercatat, melalui topik disertasinya, ia berhasil menyelesaikan program doktoral dengan IPK 4.0 dan menghasilkan artikel ilmiah yang telah dimuat di berbagai jurnal seperti di RSC Advances (Q1) dan Chemical Papers (Q3). Sebuah prestasi tersendiri bagi mahasiswi yang rutin meneliti ini karena RSC Advances adalah salah satu jurnal top di bidang kimia dan teknik kimia. Di samping itu, agar seluruh aktivitasnya yang padat dapat terlakoni semua, ia harus tahan tidur hanya empat jam dalam sehari.
Sumber berita:
Putri Pengayuh Becak Berhasil Raih Doktor di ITS dengan IPK 4. Diakses pada 15 September 2019 pukul 11.12 WIB
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.
wihhh, mantap kak, smga bisa terinspirasi..
Perkenalkan Saya Nindia Putri(1722500056), kunjungi juga https://www.atma luhur.ac.id/