Berbagai Cara NASA dalam Berburu Alien di Luar Angkasa

Apa itu Alien? Kehidupan ekstraterestrial merupakan kehidupan yang tidak berasal dari planet Bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan […]

blank

Apa itu Alien?

Kehidupan ekstraterestrial merupakan kehidupan yang tidak berasal dari planet Bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di Bumi saja. berburu alien NASA

Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial kita kenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.

Banyaknya teori maupun penampakan yang tak bisa kita buktikan secara ilmiah, nyatanya menjadikan keberadaan alien atau makhluk asing sebatas teori konspirasi yang dibuat-buat oleh pemerintah.

Misalnya saja Area 51, ini merupakan tempat terkenal yang sering kali dikaitkan dengan UFO. Area 51 adalah sebuah fasilitas rahasia yang terletak di Nevada Test and Training Range, salah satu markas militer Nellis Air Force Base Complex.

blank
Foto AREA 51, NEVADA,Amerika, Diambil 20 Juli 2016 (Sumber DigitalGlobe via Getty Images)

Namun, para pencetus teori konspirasi percaya dan menganggap kalau pemerintah AS melakukan percobaan-percobaan rahasia di Area 51. Meski begitu alien dan Area 51 kini menjadi sebuah pop culture yang melekat di masyarakat dunia.

Banyaknya film-film sains fiksi yang mengangkat tema luar angkasa, memperkuat anggapan jika alien dan UFO sebatas hiburan semata. Meski banyak yang mempercayai keberadaan alien, namun ilmu pengetahuan saat ini belum dapat membuktikan hal tersebut. 

Para peneliti juga berusaha mengungkap secara nyata keberadaan alien. Bahkan sejumlah negara dan lembaga antariksa sempat membangun teleskop raksasa untuk mencari keberadaan alien. 

Usaha NASA dalam Mencari Alien

Keberadaan makhluk lain di alam semesta atau alien menjadi pertanyaan bagi banyak orang sejak dulu. NASA pun punya ketertarikan yang sama. Bedanya, mereka punya sumber daya yang sangat besar untuk memuaskan keingintahuan itu.

Salah satu usaha lembaga antariksa itu akan melakukan pencarian alien lewat teleskop Transit Exoplanet Survey Satellite (TESS) yang proyeknya bernilai USD 337 juta atau sekitar RP 5 triliun.

Salah satu misi utama TESS adalah mencari keberadaan alien yaitu dengan mencari planet baru di antara 200 ribu bintang yang ada di angkasa. Perkiraannya adalah, TESS bisa mengidentifikasi 1.600 exoplanet baru yang di antaranya punya ukuran mirip dengan Bumi.

TESS mengangkasa pada April 2018, dan ia berburu planet dengan mencari kedipan cahaya dari bintang yang berasal dari planet saat melewati bintang tersebut. Taktik ini terbukti ampuh dari misi teleskop Kepler sebelumnya,yang berhasil menemukan 70% dari sekitar 4.000 exoplanet.

Namun TESS jauh lebih hebat jika kita bandingkan dengan Kepler karena punya area penelitian yang 400 kali lebih luas. TESS bisa mengidentifikasi massa, ukuran, dan kepadatan planet di luar Tata Surya untuk mencari keberadaan kehidupan atau bahkan alien.

Usaha NASA dalam mencari alien tak cuma TESS, melainkan juga Perseverance, yang merupakan rover canggih yang mendarat di planet Mars. Perseverance ini membawa helikopter bernama Ingenuity, helikopter pertama yang terbang di luar Bumi.

Tugas utama Perseverance ini mencari kehidupan di Mars. Ia mengambil dan mempersiapkan sampel di Mars, yang kemudian akan dibawa pulang ke Bumi pada tahun 2030-an.

Perseverance akan menjadi misi antar planet pertama yang mengambil sampel bebatuan dan debu Mars untuk dibawa pulang. Jadi bisa saja dari misi ini akan ada bukti pertama bahwa Mars pernah dihuni makhluk hidup.

“Perseverance menancapkan tonggak untuk ambisi kami di Mars. Kita akan berada paling dekat dari sebelumnya untuk menjawab pertanyaan lama dari sains tentang Planet Merah itu, termasuk apakah pernah ada kehidupan muncul di sana,” kata Lori Glaze, direktur ilmu planet NASA.

NASA harus mengeluarkan ongkos sekitar USD 2,4 miliar atau di kisaran Rp 35 triliun untuk menggelar misi ini. Sebagai perbandingan, misi Hope ke Planet Mars oleh Uni Emirat Arab yang meluncur baru-baru ini ‘hanya’ menghabiskan anggaran USD 200 juta.

Meski NASA punya sumber daya sangat besar untuk mencari keberadaan alien, lebih baik jangan terlalu banyak berharap. Pasalnya sejak ini belum pernah ada program yang sukses menemukan kehidupan lain di angkasa sana.

Contohnya proyek Breakthrough Listen, yang mengamati 1.327 bintang dengan jarak sampai dengan 160 juta tahun cahaya dari Bumi yang merupakan pencarian alien paling besar sampai saat ini.

Hasilnya? Sampai saat ini belum ada bukti yang bisa menunjukkan keberadaan alien di luar sana.

“Kami belum menemukan apapun, tapi tentu saja tidak akan kehilangan harapan. Masih ada begitu banyak bintang untuk dilihat dan pendekatan penelitian lain,” sebut Danny Price, astronom di University of California, Berkeley yang jadi anggota tim peneliti.

REFERENSI:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *